23. Melawan Ego

464 64 5
                                    

🌸Selama apapun hubungan pasti akan ada rasa sakit, karena hubungan tidak diukur dalam waktu🌸

DEFA POV

Pagi ini tidak seperti pagi biasanya. Dari subuh tadi, hujan terus mengguyur bumi seakan tau tentang perasaanku ini. Aku merasa terwakilkan dengan turunnya hujan yang tak kunjung berhenti ini. Walaupun aku seperti mengisolasi kan diriku sendiri karena kamarku yang semuanya tertutup gorden. Tapi aku tau dari suara yang ditimbulkan.

Aku berjalan ke arah meja rias ku dan melihat diriku yang terpantul di depan kaca dengan keadaan yang sangat kacau. Rambut berantakan, kelopak mata membesar karena sembab dan juga bagian bawah mataku yang kini timbul warna hitam.

Aku melihat jam dinding yang ada di kamarku sudah menunjukkan pukul 08.30 dan seharusnya aku sudah berada di kampus. Tapi kali ini aku meliburkan diri hanya karena tidak ingin bertemu dengan Ka Ryan. Hhh betapa menyedihkannya aku ini. Aku pun mulai berjalan kembali ke kasurku sampai akhirnya terdengar suara ketukan pintu.

Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar dari kamarku yang tak lama masuklah seorang wanita yang tidak lain adalah mamaku. Sampai aku tidak sempat merapikan diri agar tidak terlihat kacau. Dengan tatapan bingung mama melihat ke arahku sambil menghampiriku.

"Kamu gak kuliah ?" Tanya mama yang kini sudah duduk di tepi ranjang sambil menghadap ke arahku. Tapi aku hanya menggeleng lemas.

Tangan mama bergerak untuk mengelus rambutku. Sangat lembut. Rasanya aku jadi ingat dengan sentuhan ini, sentuhan yang biasanya Ka Ryan berikan padaku ketika aku sedih. Tapi tetap saja tidak ada yang bisa membandingkan sentuhan orang tua yang selembut ini dengan siapa pun.

"Sayang, kamu lagi ada masalah sama Ryan ya?" Tanya mama dengan suara pelan. Sebenarnya aku sedikit malu terlihat seperti ini di depan mama.

"Kenapa mama ngomong gitu?"

"Sebenernya mama sempet liat kalian dari kaca dan sedikit mendengar ucapan kalian. Maaf mama malah diem aja saat itu." Kata mama yang kini terlihat cemas, dan masih mengelus rambutku dengan lembut.

Aku langsung menggeleng cepat saat mama meminta maaf.
"Engga ma, gapapa."

"Jadi kalian ada masalah apa? Dan kenapa kamu sampe bilang gak mau ketemu sama Ryan ?"

"Mama juga denger waktu aku ngomong gitu ?" Tanyaku sedikit terkejut dan mama mengangguk mengiyakan.

"Kenapa kamu ngomong gitu sayang? kamu tau kan Ryan pasti sakit ngedengernya."

"Aku juga sakit ma." Ucapku yang mulai menangis karena rasa sakit yang sama terasa kembali. Dan mama hanya bisa menatapku sendu.

"Ka Ryan dijodohin, terus aku bisa apa ma ?"

"Ryan dijodohin? bukannya Mama Ryan udah tau tentang hubungan kalian." Ucap Mama yang sangat terkejut, sama seperti saat aku pertama kali mendengar tentang kabar perjodohan Ka Ryan.

"Aku juga gak ngerti Ma."

"Udah sayang jangan nangis lagi." Ucap mama yang sepertinya sudah bingung harus mengatakan apalagi dan hanya terus berusaha menenangkan ku sambil memasukan ku ke dalam pelukannya.

"Sakit ma, hubungan aku sama Ka Ryan itu gak bentar. Terus apa artinya ini semua kalo akhirnya harus kaya gini."

"Mama gak tau harus gimana, yang jelas jodoh itu udah ada yang ngatur sayang. Kalau memang kalian jodoh, mau berpisah selama apapun pasti Ryan akan balik lagi sama kamu. Kadang kita harus merasakan sakit dulu kan sebelum akhirnya kita bisa bahagia. Karena dari rasa sakit itu sendiri kita bisa belajar menjadi kuat."

Between Us (Sequel A Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang