🌸Rasanya hidupku hanya berputar di kamu Def🌸 - Ryan
AUTHOR POV
Keesokan harinya setelah pulang kuliah, Rio, Radit dan Faiz langsung menuju ke rumah Radit. Karena kejadian kemarin, mau tidak mau Ryan harus menginap di rumah Radit dan juga absen kuliah karena keadaannya yang masih kurang baik.
Sesampainya di Rumah Radit, mereka langsung menuju kamar Radit dan dilihat lah sosok Ryan yang sedang bediri seperti orang yang sedang bersiap-siap akan pergi. Mereka betiga dengan kompak menatap Ryan dengan bingung.
“Lo mau kemana?” Tanya Radit. Tapi tak ada jawaban yang Radit dengar dari mulut Ryan. Mereka bertiga mulai menghampiri Ryan tapi tiba-tiba saja Ryan langsung beranjak pergi. Untung saja Rio cekatan dan langsung menahan lengan Ryan.
“Yan jawab.” Kata Rio yang memandangi wajah Ryan dengan serius. Terlihat Ryan menghela nafas kecil dan langsung menengok ke arah Rio.
“Gue harus ketemu Defa.” Kata Ryan cepat dengan suara rendah nya. Mendengar jawaban Ryan, Rio langsung mendecak.
“Yan jangan dulu, ada yang harus kita semua omongin.” Ucap Radit
“Apa?” Tanya Ryan dengan wajah datar. Radit langsung menoleh ke arah Rio dan memberikan tanda pada Rio untuk menjelaskan.
“Kita punya rencana soal permasalahan lo dengan Defa.” Ucap Rio dengan tersenyum kecil, ia pikir Ryan akan senang dan antusias mendengar itu, tapi nyatanya malah berbanding terbailk. Bukannya senang, Ryan malah terlihat kesal. Rio yang melihat raut wajah Ryan pun mendadak heran. Bukan cuma Rio saja, Faiz dan Radit juga ikut kebingungan.
“Ini masalah gue sama Defa, biar gue yang selesain.” Ucap Ryan dingin sambil menatap ke arah Rio dengan tajam. Namun Rio tidak gentar dengan tatapan yang diberikan oleh Ryan, dirinya malah menatap balik Ryan dengan tajam.
Rio membuang nafas dengan kasar, ia jadi ikut merasa kesal karena kelakuan temannya ini selalu bertindak sendiri dan tidak pernah mendengarkan mereka.
“Terus lo mau ngapain? Lo pikir dengan lo datengin Defa semuanya bisa selesai?” Mendengar ucapan Rio sepertinya berhasil menyulut emosi Ryan. Ryan langsung melepaskan pegangan Rio dengan kencang, sehingga membuat Rio tesentak kaget.
Melihat itu Radit dan Faiz pun membulatkan matanya karena terkejut.
Sadar dengan keadaan yang sedang terjadi antara Ryan dan Rio, dengan cepat Radit langsung mendekat dan berusahan untuk memegang tangan Ryan. Namun sebelum itu terjadi, Ryan sudah lebih dulu berbicara.“Gue gak selemah itu untuk selalu kalian bantu. Jadi jangan halangin gue.” Ryan pun langsung berbalik badan dan pergi meninggalkan mereka bertiga yang kini tengah mematung dengan perasaan yang terkejut.
“Terserah, berbuatlah sesuka lo!” Ucap Rio dengan nada suara yang cukup keras ketika punggung Ryan sudah menghilang dari pintu kamar Radit. Dirinya benar-benar kesal dan tidak habis pikir dengan tingkah Ryan tadi.
“Udah Yo biarin Ryan sendiri dulu.” Ucap Radit sambil melihat ke arah Rio yang masih menatap arah punggung Ryan pergi tadi. Rio pun menggeram keras dan langsung memabantingkan tubuhnya ke atas kasur Radit, dirinya terus saja mendecak kesal sambil mengacak-acakkan rambutnya.
“Gue gak ngerti apa yang dipikirin sama Ryan.” Kata Rio masih dalam perasaan yang kesal.
“Dia cuma lagi emosi aja.” Ucap Radit dengan santai sambil duduk diatas tepi kasurnya. Mendengar itu membuat Rio tersenyum miring.
“Emosi? Emangnya kita ngapain dia.”
“Lo tau kan cowo itu pride nya tinggi. Dia cuma gamau keliatan jadi orang yang lemah. Dalam keadaan kaya gini, emosi Ryan jadi serba salah. Dia mau nunjukkin effort nya buat Defa, tapi dia sendiri pun gak mampu. Dia bersyukur karena ada kita yang bantu tapi dia juga jadi merasa gak beguna. Jadi biarin dia sendiri dulu sampe emosi dia mereda.” Jelas Radit, yang sukses membuat Rio terdiam sejenak. Memang diantara yang lain, Radit bisa dibilang paling dewasa. Karena ciri dia yang suka mencari-cari informasi, Radit pun jadi tau dan mengerti banyak hal. Yah istilahnya kepo terhadap hal-hal yang bermanfaat walau kadang sifat keponya ini juga suka dipakai untuk mencari gosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us (Sequel A Cool Boy)
Teen FictionBercerita tentang Ryan dan Defa di masa kuliah. Semakin lama mereka membangun hubungan semakin banyak juga gangguan yang mereka hadapi. Ini adalah cerita bagaimana mereka melewati masa-masa sulit untuk bisa bersama. Sequel of A Cool Boy