26. Buntu

71 13 0
                                    

🌸 Hidup itu indah, kadang juga terlalu sulit untuk dilalui. Tapi bukan berarti tidak akan indah lagi 🌸

AUTHOR POV

“Tumben banget belanja banyak.” kata Defa saat melihat kantong belanja yang Nadya bawa. Kini mereka sedang duduk berhadapan di tempat yang disediakan oleh pihak toko sambil menyeruput mie cup.

“Ya biasa mama gue, biar gak belanja lagi.” Ucap Nadya sambil menyantap makanannya dengan santai.

“Padahal kan lumayan deket, udah gitu lo jadi enak nanti bisa bulak-balik sambil beli cemilan.” Kata Defa yang dibalas anggukan beberapa kali dari Nadya.

“Ya gue juga maunya gitu, tapi yaudahlah lo kalo mau protes ke mama gue aja sana.” Jawab Nadya yang tidak ingin pusing, lalu dibalas dengan tatapan sinis dari Defa.

Terjadi keheningan untuk beberapa menit, yang terdengar hanya suara dari keduanya yang sedang menyeruput mie cup mereka. Di sela-sela keheningan, Defa juga beberapa kali mengedarkan pandangan ke arah lain dengan tatapan kosong dan helaan nafas kecil. Nadya yang melihat itu, benar-benar mengerti apa yang sebenarnya sedang Defa rasakan.

“Yaudah pulang yuk.” Ajak Nadya setelah melihat makanan yang mereka makan sudah habis. Mereka berdua pun langsung bangun sambil membawa beberapa kantong belanjaan.

“Lo kenapa gak bawa motor sih Nad?” Tanya Defa yang belum sampai setengah perjalanan. Mendengar pertanyaan Defa, Nadya hanya tersenyum kecil dan membuat Defa mengerutkan dahinya ketika menatap Nadya.

“Gapapa, sengaja aja mau jalan-jalan sore.” Kata Nadya. Defa yang mendengarnya hanya menghela nafas kecil dan tidak berkata apa-apa lagi.
Mereka pun hendak melanjutkan perjalanannya, tapi tiba-tiba Nadya terpikirkan akan sesuatu.

“Eh tunggu bentar, gue mau beli makanan kucing dulu. Lo mau duluan apa gimana?” Ucap Nadya, telihat Defa sedang bepikir sejenak.

“Gue duluan aja deh. Gak ada gairah juga.” Kata Defa yang tampak sangat lesu, yah wajar saja apalagi dengan keadaan hatinya yang masih belum damai.

“Hmm serius  nih gapapa lo pulang sendiri?” Tanya Nadya yang membuat Defa terlihat bingung.

“Emangnya kenapa?”

“Lo kan lagi galau, entar kalo pikiran lo kemana-mana bisa….”

“Ah udah ah, lo mah ngeledek mulu. Yaudah gue duluan ya.” Sergah Defa memotong ucapan Nadya yang sebenarnya hanya mengejek dirinya. Defa pun langsung pergi setelah Nadya menganggukan kepalanya dan mengatakan hati-hati pada Defa.

.

Hampir 10 menit Nadya pergi untuk membeli makanan kucing, karena harus berjalan lebih jauh lagi ke tempat tujuan. Dalam perjalanan pulang setelah membeli, Nadya bertemu dengan Ryan yang sedang memasang wajah datarnya. Walau begitu, ia bisa melihat bahwa mata Ryan sedang menunjukkan rasa sedih dan kebingungan.

Nadya pun segera menghampiri Ryan dan menyapanya.

“Kak Ryan.” Panggil Nadya, namun karena Ryan yang sedang larut dengan emosinya seperti tidak mendengar panggilan dari cewek itu. Nadya pun memanggil nama Ryan kembali sambil menyentuh lengan Ryan yang akhirnya membuat Ryan berhasil sadar.

“Eh, kenapa?” Tanya Ryan yang masih terlihat seperti orang ling-lung. Nadya menghela nafa kecil dan mulai mencari tempat untuk duduk. Untungnya, karena banyak pertokoan dan tempat jualan di dearah itu, tidak sulit bagi Nadya untuk mencari tempat untuk mengobrol. Sementara Ryan hanya melihat cewek itu dengan perasaan bingung, tapi ia tetap menuruti kemana langkah Nadya membawa dirinya.

Setelah menemukan tempat yang pas, Nadya langsung menyuruh Ryan duduk. Lagi-lagi tanpa bicara apapun, Ryan menuruti perkataan Nadya dan mereka pun duduk berhadapan.

Between Us (Sequel A Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang