🌸 Bukalah mata,hati dan pikiranmu. Karena aku tidak akan pernah mencoba berbohong pada sesuatu yang menjadi prioritasku 🌸 - Ryan.
AUTHOR POV
Keesokan harinya Defa sudah menunggu Ryan di depan rumahnya. Tak lama Ryan pun keluar dari rumah dan mulai mengeluarkan mobilnya untuk pergi bersama dengan Defa seperti biasa.
Saat sudah mengeluarkan mobil miliknya, Defa mulai masuk ke dalam mobil Ryan, tapi mata Ryan sibuk melihat tangan Defa yang masih di perban.Defa yang sudah berada di mobil Ryan terlihat kesusahan saat mencoba memakai sabuk pengaman. Melihat itu Ryan langsung mendekati Defa untuk memakaikan sabuk pengaman pada Defa sehingga badan mereka pun benar-benar dekat, apalagi wajah mereka yang hampir menempel satu sama lain. Hal itu sukses membuat Defa canggung sampai rasanya sulit untuk bernafas.
"Makasih." Ucap Defa saat Ryan selesai memakaikan sabuk pengaman pada Defa. Dan Ryan hanya mengangguk.
"Tangan kamu masih sakit banget?" Tanya Ryan khawatir dan Defa menggeleng.
"Engga begitu sih, cuma emang bikin kagok aja kalo mau ngapa-ngapain." Jawab Defa.
"Yaudah pulang dari kampus kita ke dokter aja."
"Buat apa? lagian gak parah ko."
"Biar cepet sembuh. Pokoknya nanti kita ke dokter." Paksa Ryan tegas dan Defa pun akhirnya menuruti permintaan Ryan. Dirinya hanya bisa pasrah jika Ryan sudah seserius itu.
Dan setelah itu tidak ada lagi kata-kata yang dikeluarkan dari mulut mereka berdua.
Ryan kembali fokus pada setirnya dan Defa hanya melihat pemandangan yang ada di luar kaca.Sampai akhirnya mereka pun tiba di kampus lalu keluar dari mobil. Seperti biasa mereka selalu berjalan bersama sampai lobby setelah itu berpisah arah.
"Aku duluan ya." Ucap Defa sambil melambaikan tangan pada Ryan.
"Hmm jangan lupa nanti ke dokter." Ucap Ryan mengingatkan dan Defa pun segera meninggalkan Ryan menuju kelasnya.
Masih sama seperti biasa banyak orang yang masih sering memandangi Defa dengan tatapan sinis, tetapi tidak sedikit juga yang menyapa pada Defa dan mendekati Defa. Mungkin agar mereka juga bisa tau soal Ka Ryan, walau tidak semuanya dan masih ada juga yang mendekati Defa karena memang ingin berteman.
Akhirnya setelah melewati itu semua, Defa sampai di kelasnya dan mulai duduk di tempatnya."Def gimana tangan lo?" Tanya Amanda yang langsung menghampiri saat melihat Defa yang baru saja datang ke kelas.
"Pagi-pagi gini udah ada 2 orang yang nanya soal tangan gue." Kata Defa lalu tak lama ia pun tersenyum "Gue gapapa ko."
"Ya itukan karena khawatir makannya nanyain keadaan lo." Ucap Amanda. Namun sesaat Amanda terdiam sejenak dan mulai berfikir soal 2 orang yang sudah menanyakan tentang lengan Defa. Padahal kemarin yang tau soal luka Defa hanya Amanda.
Jangan-jangan
"Jangan bilang Ka Ryan udah tau ?" tebak Amanda dan Defa pun mengangguk. Melihat itu Amanda langsung memberikan tatapan jengkelnya seraya menghela nafas kecil.
"Ish dodol lu. Gue udah bilang mending lo cerita aja ke Ka Ryan." Ucap Amanda pada Defa yang susah diberitahu.
"Awalnya gue mau rahasiain ini, tapi waktu kemaren dia meluk gue gak sengaja kena tangan gue." Jelas Defa dengan wajah polosnya tanpa berpikir bahwa ucapannya itu terdengar ambigu dan membuat amanda menjadi berpikir yang macem-macem.
"What ? di.. dia meluk lo? lo abis ngapain sampe dia bisa meluk lo?!"
"Ih jangan kenceng-kenceng." Ucap Defa sambil menghalangi jarinya di depan mulut Amanda. Setelah Amanda sudah tenang, Defa langsung mengembalikan tangannya ke posisi semula.
![](https://img.wattpad.com/cover/117738428-288-k515386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us (Sequel A Cool Boy)
Fiksi RemajaBercerita tentang Ryan dan Defa di masa kuliah. Semakin lama mereka membangun hubungan semakin banyak juga gangguan yang mereka hadapi. Ini adalah cerita bagaimana mereka melewati masa-masa sulit untuk bisa bersama. Sequel of A Cool Boy