29. Pengakuan (2) : Rahasia Terpendam

50 6 0
                                    

🌸Akan selalu ada kebenaran diantara hal-hal yang tidak mengenakkan🌸

AUTHOR POV

Defa yang pergi meninggalkan kelas langsung tertuju untuk pergi ke perpustakaan, Defa merasa setidaknya keadaan di perpustakaan yang sunyi bisa membuat dirinya lebih tenang dan ia juga bisa menjernihkan otaknya dari berbagai pikiran yang terus mengganggunya. Namun dalam perjalanan menuju perpustakaan, akhirnya bertemulah Defa dengan Ryan yang tidak sengaja melihat Defa yang sedang berjalan dengan terus menundukkan kepalanya. Ryan yang sedang berkumpul dengan Rio dan Radit segera berdiri dan berlari menghampiri Defa.

Defa yang tidak tau ada keberadaan Ryan karena terus menunduk untuk menghindar dari pandangan orang-orang akhirnya tersentak kaget. Dilihatnya sosok Ryan dengan jarak yang sangat dekat, tak lama Defa merasakan getaran di sekujur tubuhnya. Ryan yang menyadari itu langsung meraih tangan Defa dan menggenggam nya dengan lembut. Tanpa sadar Defa pun menitikkan air matanya, rasanya lega tapi juga sakit. Ryan pun langsung merubah posisi untuk menutupi tubuh Defa, hati Ryan benar-benar sakit melihat keadaan perempuan yang sangat ia sayangi sedang rapuh hatinya.

Ryan membiarkan Defa untuk beberapa saat, sampai ia merasa lega meluapkan perasaan yang sedang ia rasakan. 

Ryan pun mengelus tangan Defa yang sedari tadi ia genggam.

"Def, ayo ikut aku." Ucap Ryan pelan setelah beberapa saat tadi hanyut dalam keheningan. Merasa tak ada penolakkan, Ryan pun langsung membawa Defa ke tempat dimana ia sedang bersama Rio dan Radit.

Dilihatnya Rio dan Radit yang masih ada disana. Mereka berdua memperhatikan Ryan dan Defa yang tengah menghampiri mereka. Tidak jauh berbeda dengan Ryan, kedua temannya itu juga ikut sedih melihat Defa.

Defa pun duduk bersebelahan dengan Ryan yang masih terus mengelus pundak Defa.

"Def tenangin diri kamu dulu, abis itu tolong dengerin penjelasan aku." Ucap Ryan lembut, Defa pun hanya membalas ucapan Ryan dengan anggukan kecil.

Defa berusaha menenangkan dirinya dengan sesekali membuang nafasnya. Ia mencoba memberanikan diri untuk melihat wajah Ryan yang sudah lama tidak ia lihat, tapi tindakannya itu malah membuat dirinya menangis lagi, mungkin karena ia sangat merindukan sosok Ryan apalagi disaat keadaannya sedang terpuruk seperti ini ia benar-benar membutuhkan sosok laki-laki itu.

"Def." Lirih Ryan

"Def udah jangan nangis." Kata Rio yang kini juga tengah mengelus-elus pundak Defa.

Mereka bertiga terdiam sejenak, membiarkan Defa untuk benar-benar tenang. Beberapa saat berlalu, Defa yang sadar dengan kondisi dan situasi disitu, tidak ingin terus larut dalam perasaan sedihnya. Ia pun mulai mengatur dirinya untuk kembali tenang. Dan lagi-lagi dilihatnya wajah Ryan dengan kedua mata yang masih berair itu.

"Apa yang mau kamu jelasin?" Tanya Defa.

"Aku bener-bener gak tau soal perjodohan ini Def. Dan sebenernya ada orang yang kita curigai." Jelas Ryan pada Defa to the point. Rio dan Radit hanya mengangguk-anggukan kepalanya membenarkan ucapan Ryan, tetapi berbeda dengan Defa yang masih terlihat bingung.

"Cu-curiga?"

"Situasinya gak masuk akal dan terlalu tiba-tiba. Jadi kita pikir pasti ada hal lain dibalik ini." Jelas Ryan

"Dan akhirnya kita tau siapa yang ada di balik semua ini." Timpal Rio

"Terus si-siapa?" Tanya Defa.

Namun tiba-tiba saja muncul satu suara yang berhasil memecah keheningan dan juga perhatian mereka berempat. Pandangan mereka kini teralihkan pada sesosok laki-laki yang sedang berlari dengan napas yang terperangah menghampiri mereka

Between Us (Sequel A Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang