36. Keseriusan

29 3 0
                                    

🌸Mungkin ini adalah usaha terbesarku karena sudah menyukaimu🌸

AUTHOR POV

Defa terus menerus memegang kedua pipinya karena tersipu malu. Sesekali ia menahan senyumnya dan memukul kecil ke arah seseorang yang kini berada di sampingnya, dia Amanda. Amanda yang melihat tingkah temannya itu jadi merasa gemas dan ikut senang. Amanda teringat sudah hampir setahun yang lalu terakhir kali ia melihat tingkah temannya yang seperti ini.

Di tengah rasa senangnya itu, tiba-tiba dan tanpa sadar wajah Defa ditempel sesuatu minuman dingin. Defa pun terkejut dan melihat ternyata Ryan kini sudah ada di sampingnya memakai setelan yang terlihat sangat casual. Kemeja biru dengan celana chino berwarna cream. Terlihat sangat rapih dan sopan untuk dipakai ke kampus.

"Muka kamu merah banget." Kata Ryan yang langsung duduk di sebelah Defa dan juga sedang menahan senyumannya. Sementara Defa jadi tambah salting dan sulit mengontrol ekspresi wajahnya.

"Duh kayanya gue harus pergi dari sini." Kata Amanda menggoda keduanya. Defa langsung membulatkan matanya dan menahan Amanda sambil merengek kecil agar tidak pergi.

"Disini aja, temenin Defa." Timpal Ryan dengan nada yang sangat ramah. Sampai membuat Amanda tidak bisa menolak ucapan tersebut.

"Tuh kan, udah lo disini aja." Ucap Defa setuju. Akhir-akhir ini ia sangat tau bahwa Ryan sedang sibuk karena mulai fokus memasuki masa skripsi sehingga waktu yang mereka habiskan di kampus tidak seleluasa biasanya, karena itu ia meminta Amanda untuk terus di sampingnya. Ditambah saat ini Defa dan Amanda sudah tidak satu kelas, walau masing-masing dari mereka punya teman di kelas tapi tetap saja rasanya berbeda karena hubungan mereka sudah selama dan sedekat itu. Bukan berarti mereka tidak ingin berteman dengan yang lain, hanya saja ada rasa yang berbeda.

"Kamu rapi banget, mau kemana?" Tanya Defa penasaran.

"Aku mau wawancara lagi ke tempat penelitian, masih ada data yang kurang." Jawab Ryan, Defa hanya mengangguk. Ia mengerti kalau itu merupakan bagian dari tugas skripsinya.

"Semangat!" Ucap Defa dan Amanda berbarengan. Menyadari itu, mereka berdua langsung tertawa tak terkecuali dengan Ryan.

"Yaudah, aku pergi ya." Kata Ryan dan lagi-lagi di balas anggukan oleh Defa. laki-laki itu pun kemudian berdiri dan melambaikan tangannya ke arah Defa. mereka berdua pun membalas dengan sama-sama melambaikan tangannya dan terus memperhatikan punggung Ryan yang menjauh.

"Jadi sebenernya ada apa dari tadi lo senyum-senyum sumringah?" Tanya Amanda yang belum sempat bertanya karena kedatangan Ryan. Mendengar itu lagi-lagi Defa tersipu malu sambil kembali mengingat apa yang sudah terjadi.

"Kayanya soal pernikahan gue sama Kak Ryan kali ini serius." Jawab Defa sambil menahan senyumannya. Kedua mata Defa yang terlihat berbinar membuat Amanda bisa tau kebahagiaan yang temannya itu rasakan.

"Jadi gue kesusul nih." Kata Amanda dengan seyum menggodanya. Ia sama sekali tidak terkejut karena bukan hal yang mengherankan lagi.

"Engga sekarang juga Man, Kak Ryan juga masih sibuk skripsi." Jawab Defa dengan raut wajah yang berubah menjadi serius di akhir perkataannya, Amanda yang berada di sebelahnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Beberapa saat mereka hanyut dalam keheningan, dua-duanya hanya menatap lurus entah melihat apa.

"Man gimana rasanya waktu lo tunangan?" Tanya Defa, sepertinya ia merasa sedikit khawatir tentang keputusan yang begitu tiba-tiba. Bukan hal aneh jika seseorang merasa khawatir bahkan ragu ketika akan melanjutkan ke hubungan yang lebih serius walau sudah lama berhubungan. Apalagi pernikahan adalah sesuatu yang sakral dimana Defa hanya ingin sekali seumur hidup. Ia hanya khawatir apakah dirinya benar-benar sudah siap untuk itu.

Between Us (Sequel A Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang