🌸 Apa cinta memang selalu menyakitkan seperti ini? -Defa 🌸
AUTHOR POV
Defa dan Amanda mulai membopong tubuh Ryan ke dalam rumah. Mendengar ada suara ribut dari arah luar, memancing Diana untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Ia berlari kecil ke arah anaknya dan melihat kejadian yang sedang terjadi dengan raut wajah yang heran dan juga panik.
“Loh ini Ryan kenapa sayang?” tanya Diana.
“Mama mending tolongin aku dulu.” Ucap Defa yang luar biasa panik.
Mendengar itu, Diana langsung ikut membantu untuk membopong tubuh Ryan ke salah satu kamar yang ada di lantai itu.
Setelah selesai membawa tubuh Ryan ke kamar, Defa yang panik tak henti-henti mengambil dan membuang nafasnya seperti orang sesak dan sesekali menggigit kuku jarinya sambil terus memperhatikan wajah Ryan. Perasaannya diselimuti rasa bersalah yang amat besar. Untuk menenangkan diri sendiri saja rasanya sulit dan pikirannya juga tidak bisa bekerja dengan baik. Karena sekarang, ia hanya fokus pada keadaan Ryan yang kini sedang tertidur dengan wajah dan bibir yang terlihat pucat.
Sedangkan Diana kini sedang mengambil air hangat untuk mengompres dahi Ryan, agar setidaknya tubuh Ryan terasa sedikit hangat.
Melihat keadaan Defa yang sangat kalut membuat Amanda menatap Defa dengan sedih, lalu tangannya begerak menyentuh bahu Defa.
“Tenang Def, Ka Ryan mungkin cuma hipotermia.” ucap Amanda. Namun, walaupun begitu tetap saja tidak bisa langsung membuat Defa tenang. Buktinya tatapan Defa masih tertuju pada Ryan yang berharap bahwa cowok itu bisa baik-baik saja.
Melihat Defa yang masih fokus melihat pada satu titik dan menghiraukan dirinya, Amanda pun mencoba memanggil nama Defa, tapi orang yang dipanggilnya tidak bergeming. Ia pun memanggil nama Defa lagi dengan suara yang sedikit keras sambil mengguncang bahu Defa.
“Def!.”
Dan akhirnya orang yang dipanggil pun menoleh. Namun, tatapan Defa seperti orang linglung. Sepertinya Defa terlalu stres karena mencemaskan keadaan Ryan. Melihat itu, Amanda pun segera mengambil tindakan.
“Def udah, kita duduk dulu. Kondisi lo juga nggak memungkinkan buat ngurusin Ka Ryan.” Ucap Amanda pada temannya itu. Defa hanya bisa menunduk lemas dan mengikuti langkah kaki Amanda yang kini membawanya ke sofa di ruang tv.
“Def kayanya gue mesti telfon Rio deh.” Pikir Amanda saat mereka baru saja duduk.
“Hmm.” Jawab Defa seadanya.
Tanpa pikir panjang, Amanda langsung menelepon Rio untuk datang ke rumah Defa.
“Hallo?”
“Hallo Yo, kamu bisa ke rumah Defa?”
“Ngapain?”
“Aku bakal jelasin nanti, tapi kamu bisa kesini kan? Oh iya sekalian ke rumah Ka Ryan dulu buat ambil baju.”
“Baju buat apa?”
“Bajunya basah abis kehujanan.”
“Kan dia bisa ganti sendiri.”
“Udah pokoknya lakuin yang aku bilang tadi, nanti aku jelasin.”
“Yaudah iya, aku otw.”
Sedangkan Defa hanya bisa memperhatikan apa yang tengah Amanda lakukan.
Merasa diperhatikan oleh Defa, Amanda langsung menoleh ke arah Defa setelah memutuskan telfonnnya dengan Rio.“Ka Ryan biar Rio aja yang urus.” Ucap Amanda yang hanya dibalas anggukan oleh Defa.
Sudah setengah jam berlalu, akhirnya Rio pun datang sambil membawa pakaian ganti untuk Ryan. Amanda langsung membawa Rio ke ruangan dimana Ryan berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us (Sequel A Cool Boy)
Teen FictionBercerita tentang Ryan dan Defa di masa kuliah. Semakin lama mereka membangun hubungan semakin banyak juga gangguan yang mereka hadapi. Ini adalah cerita bagaimana mereka melewati masa-masa sulit untuk bisa bersama. Sequel of A Cool Boy