Pukul 14.45 WIB, Zico yang mengantar Nelfa telah sampai dikampus tempat Nelfa kuliah. Nelfa pamit pada sang Kakak kemudian Ia turun dari mobil. Tak lama kemudian, Zico kembali mengemudikan mobilnya, meninggalkan area Kampus itu.
"Nelfaaaaa! sini??!" teriak kedua sahabatnya bersamaan. Kedua sahabatnya yang lain melambaikan tangan kearah Nelfa. Nelfa berjalan menuju kearah empat sahabatnya itu, diantaranya adalah Bianca, Alya, Loli dan Arin. Mereka berlima adalah sahabat sejati.
Begitu sampai diantara mereka berempat, Nelfa langsung dihujam pertanyaan dan ucapan para sahabatnya.
"Ehem, diantar siapa tadi?" tegur Bianca.
"Kayaknya sahabat Kita satu ini diam-diam menghanyutkan yak? haha" sahut Arin.
"Gak ada cerita apa-apa sama sekali sama Kita, eh main ada yang anter aja itu tadi, ganteng pula?" sahut Alya tak mau kalah.
"Team menyimak mendengarkan, haha" balas Loli sambil cengengesan.
"Heh Kalian ini apaan sih, hmm? itu tadi Kakak Gue! Kak Zico yang ada kerja di Jakarta"
"Hah? seriuss? duh ganteng banget dah" gerutu Arin.
"Haddeh Arin, mau Lo embat juga? hmm?" celetuk Alya.
"Dih, kagum doang kagak boleh? hmm" gerutu Arin.
"Udah, udah.. yuk Kita masuk kekelas?"
"Okay, gas dong" sahut Bianca dengan semangatSetwlah kurang lebih dua jam, mata kuliah yang diikuti Nelfa dan para sahabatnya telah selesai. Mereka berlima berjalan menuju kearah parkiran mobil.
"Eh, guys? Gue nebeng dong? ada yang lagi gak sibuk gak nih?" ucap Nelfa.
"Lo bareng Gue aja Nel" sahut Bianca.
"Yaudah tuh bareng Biancanya Nel, soalnya Gue ada janji sama my honey, hehe" sahut Arin.
"Iya, Gue sama Loli juga lagi mau ada ke gramedia nih"
"Oke deh, siap"Mereka berlima terus berjalan bersama. Namun disaat hampir sampai diperbatasan antara halaman kampus dengan area parkiran mobil, Nelfa menghentikan langkahnya.Keempat sahabatnya mau tak mau ikut berhenti juga. Nelfa terlihat mengamati kearah seorang laki-laki yang sedang ada bersama dua laki-laki lainnya didepan sebuah mobil. Itu adalah Jason bersama Bryan, sedang ada menemui customernya yang tak lain adalah salah satu dosen dikampus tersebut. Kerjaan Jason dan Bryan memanglah bergelut didunia mobil. Kedua Kakak beradik itu bekerja sama mengelola shorum mobil milik Keluarga. Evan juga ikut serta bergelut didunia otomotif tersebut. Nelfa terus terdiam sambil melihat kearah Jason. Bianca dan ketiga sahabatnya yang lain ikut mengamati arah pandangan Nelfa.
"Ehem, tatapan apaan ini ya?" sindir Bianca sambil menahan tawanya.
"Nelfa? hallo?" ucap Alya sambil mengibas-ngibaskan lambaian tangannya didepan mata Nelfa.
"Eh.." kaget Nelfa."Hayolo? udah mulai lunak nih kayaknya si hati jomblo Kita yang satu ini? haha" sindir Bianca lagi.
"Eh, ganteng juga tuh selera Nelfa, haha" canda Arin.
"Eh bentar deh bentar, itu yang dilihat si Nelfa yang mana? yang tinggi itu apa yang agak berisi dikit itu?"
"Itu lho yang tinggi" jawab Nelfa masih sambil mengamati kearah Jason.
"Hiyaaaaaaa, haha" sahut keempat sahabatnya mengageti Nelfa.
"Heh apaan sih, kaget Gue, hmm" gerutu Nelfa. Tak hanya Nelfa, Jason dan Bryan ikut mendengar suara nyaring empat sahabat itu dan menoleh."Mampusss, dia malah lihat kesini" gerutu Nelfa sambil mengalihkan pandangannya dari Jason kearah lain.
"Ciee, asik dilihatin tuh, haha" ledek Arin.
"Heh sttt, diem dulu? Kalian kan belum tau jalan ceritanya!?" gerutu Nelfa dengan gemas.Disisi lain, Jason yang sempat menoleh tadi, terus saja seringkali menoleh kearah Nelfa. Jason berusaha mengingat sesuatu.
"Oh, iya.. itu kan cewek teledor itukan? yang nabrak Gua diresto tadi pagi" gerutu Jason didalam hatinya.
"Oh, rupanya Dia anak kuliahan, dan kuliah disini" gerutu Jason lagi didalam hatinya.
Nelfa menceritakan dengan singkat namun mudah dipahami pada keempat sahabatnya itu. Bahwa Ia sempat kagum dengan ketampanan Jason, namun tak suka dengan sikap kejutekan Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's just for me Jason Wlm
Non-FictionTAHAP REVISI !!! Pertengkaran yang membuat timbulnya ada rasa cinta, namun karena keadaan, memaksanya untuk bisa membencinya, disaat berhasil bangkit dan melupakannya, justru keadaan malah membuatnya harus menerima nya sebagai pendamping hidupnya, i...