BAB 24 ⭐ Arga/Dirga

619 67 14
                                    

Dikampus, kini Nelfa sudah bergabung dengan keempat sahabatnya.

"Cie, yg lagi kasmaran? wajahnya beda dong, haha" canda Bianca.
"Lho tapi kok? ini Lo malah bawa mobil sendiri Nel?" tegur Loli.
"Iya nih, kenapa Nel?" tambah Alya.
"Gak lagi marahan-kan? masak iya baru jadian udah marahan aja?" tambah Arin.
"Ya pastinya enggak dong, Aku tuh gak mau sering repotin Ko Evan, soalnya tiap hari Dia itu sibuk kerja? hari ini juga Dia lagi ada kerjaan diluar kota sama saudara-saudaranya, tapi tadi Ko Evan pagi-pagi banget udah samperin Gue kok di apartement, malahan pas itu Gue masih molor dan muka bantal banget, hihi"
"Duh duh, astaga? sonsweatnya?"
"Penantian yang gak sia-sia ya, lama jomblo sekalinya dapet eh, melebihi ekspetasi dong? gimana enggak coba? ganteng iya, tajir juga, pekerja keras gak usah ditanya lagi, satu lagi.. perhatian dan sikap cara perlakukan Nelfanya itu lho? duh istimewa pokoknya, semoga nanti Gue juga dapet kayak gitu lah, Aamiin" gerutu Bianca asik sendiri.
"Aamiin" sahut Nelfa.

"Tapi yang pasti jangan Ko Evannya dong ya? haha" canda Nelfa.

"Eh, ya enggak dong jangan? liat Lo bahagia gitu Gue senengnya minta ampun tau Nel" balas Bianca.

"Jangan ada menciptakan benalu diantara Kita"
"Ea! haha"

Ucap Arin disahut oleh ketiga sahabatnya secara bersamaan lalu saling tertawa. Nelfa hanya ikut tertawa saja.

Nelfa bersama keempat sahabatnya berjalan bersama menuju kekelas mereka. Evan mengirimkan pesan pada Nelfa.

"Sayang, udah dikampuskan?"
"Iya udah kok Ko, ini juga udah didalam kelas sama yang lain, Ko Evan masih dalam perjalanan ini kan ya Ko?"
"Iya ini Fa"
"Pokoknya Ko Evab hati-hati dijalan ya Ko? hiks"
"Iya Sayang, tenang aja, yaudah kalau gitu Kamu fokus dulu sama kuliahnya ya Fa"
"Iya Ko Evan, Ko Evan juga yang fokus sama kerjaannya ya Ko"
"Iya Sayang, mmuach"
"Eh, hehe muaach juga Ko Evan"

Chatingan itupun berakhir. Evan terlihat asik menikmati perjalanannya, terkadang Ia sambil melihat wallpaper ponselnya yg tak lain adalah foto selfhienya dengan Nelfa. Berbeda dengan Jason, Jason merasa hati dan pikirannya rasanya gak karuan.

Pukul 13.55 WIB.
Nelfa dan keempat temannya sedang makan bersama di sebuah resto. Evan yang masih dalam perjalanan pulang menelepon Nelfa.

"Sayang, ini Kamu lagi dimana? udah makan?"
"Ini diresto Amj Ko sama temen-temen, Ko Evan sendiri lagi dimana ini Ko? udah makan apa belum Ko?"
"Ini masih dalam perjalanan pulang Fa, tapi ini udah masuk di area kota Semarang kok Fa"
"Oh gitu, Ko Evan.. eh" ucapan Nelfa tidak dilanjutkan.
"Fa? Hallo? Kamu kenapa Fa?" cemas Evan karena terdengar Nelfa seperti sedang terkejut.

Tiba-tiba ada yang datang dan langsung menggenggam lengan Nelfa. Tentu saja itu membuatnya kaget. Tak hanya Nelfa, keempat sahabatnya ikut mengamati kearah orang itu.

"Hai Fafa, apa kabar?" sapa orang itu sambil menyunggingkan senyumannya. Nelfa semakin terkejut disaat melihat siapa orang itu. Nelfa berusaha melepasnya namun orang itu menahannya. Nelfa menjauhkan ponsep miliknya itu dari telinga tanpa ada mematikannya. Nelfa menaruh ponselnya dan mencoba melepas penahanan tangan orang itu dengan berusaha keras.

"Lepas Arga!" bentak Nelfa. Ucapan Nelfa yang lumayan nyaring terdengar dari telepon membuat Evan terbelalak.

"Astaga!? Arga? sialan Dia bener-bener berani samperin Fafa!" gerutu Evan. Evan mengaktifkan loudspeakernya lalu menaruh ponsepnya didasbor dekat stir tidak lupa juga Ia naikkan full volumenya. Evan melakukan itu karena Ia akan mengemudikan mobilnya lebih cepat agar sampai diresto itu sambil mendengarka aktifitas apapun yang ada ditelepon itu.

She's just for me Jason WlmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang