Pagi harinya, Nelfa bangun, Jason sudah tidak ada di sekitarnya. Selimut
yang sempat Ia pakaikan pada Jason diruang tengah tadi malam, juga sudah rapi terlipat dan tergeletak diatas sofa kamarnya.Nelfa mulai menjalani aktifitas paginya. Ia bergegas mandi. Setelah selesai mandi dan mengenakan dress style kebiasaan setiap harinya, Nelfa ke dapur. Ia membuat roti panggang dengan alat yang ada disana. Setelah roti tersebut siap makan, Nelfa membawa roti itu keruang tengah dan makan disana sambil mengotak-atik ponselnya. Ia melihat ada chat baru dari Jason. Ia langsung membuka dan membacanya.
"Maaf ya Fa, Gua pulang dulu, Gua harus ada bicara sama Mama dan Papa soal Kita, nanti Gua kesana lagi buat jemput Lo antar ke kampus ya?" isi chat dari Jason.
Nelfa memilih hanya membaca chat itu tanpa membalasnya. Nelfa malah membuka tampilan privat chatnya dengan Evan. Namun ternyata, Evan sama sekali tidak ada mengiriminya pesan.
"Ko Evan kok jahat banget sih Ko? Ko Evan kenapa bisa semudah itu lepasin dan jauhin Aku? apa selama ini rasa Ko Evan tak sebesar apa yang ada dipikiranku? Apa justru Aku yang terlalu berlebihan punya rasa sama Ko Evan!? Ya Tuhan, kenapa begini lagi? Aku harus bisa melupakan laki-laki disaat Aku sedang diposisi sangat mencintainya dan mengharapkannya?" gerutu Nelfa sambil melamun.
Nelfa mencoba menelepon Evan. Namun tiga kali panggilannya, Evan tidak ada mengangkatnya sama sekali. Nelfa mengirimkan pesan pada Evan.
"Ko Evan kok gak kesini? biasanya pagi-pagi begini Ko Evan udah ada kesini? kadang beliin Aku sarapan juga kan Ko? Ko Evan sibuk ya?" isi chat Nelfa yang dikirimkan pada Evan. Nelfa mencoba memancing Evan, agar Evan mau membalas chatnya. Namun ternyata, harapan Nelfa meredup karena Evan hanya membacanya saja tanpa ada membalasnya. Nelfa kembali mengirimkan chat pada Evan.
"Ko Evan beneran? suruh Aku buat terima Jason, Ko? Ko Evan mau buka lembaran baru ya sama wanita lain?" isi chat dari Nelfa. Nelfa terus mencoba memancing Evan dengan kata-kata seperti itu agar Evan tertarik untuk membalas chatnya. Tetapi sayangnya, chat tersebut hanya dibaca saja lagi oleh Evan. Nelfa menangis sambil mengunyah rotinya. Nelfa mencoba mengirimkan pesan suara pada Evan.
"Ko Evan, balas chat Aku Ko?" ucapnya pada pesan suara itu sambil sesenggukkan karena tangisannya.
Nelfa mengira semudah itu Evan membiarkannya dan menjauhinya. Padahal, ekspetasinya tidak seperti itu. Sedari awal Evan membaca chat dari Nelfa, sudah ingin rasanya Ia membalasnya. Bahkan tangannya sangat susah Ia tahan agar tidak membalasnya. Namun, karena nasehat sang Mama semalam masih melekat dipikirannya, Evan berusaha sekuat tenaga melakukan itu. Evan berusaha untuk tidak terpancing dan membalas chat itu. Namun disaat mendengar pesan suara Nelfa yang Ia tahu Nelfa sedang menangis, Evan ingin marah pada dirinya sendiri. Karena Ia sudah membuat wanita yang disayanginya mengawali paginya dengan tangisan. Evan mengamuk sendiri dikamarnya. Ia melempar benda apapun yang ada diatas meja didekatnya untuk pelampiasan amarahnya.
"Maaf Fa, maaf? Sebenarnya Aku gak sanggup giniin Kamu Fa? tetapi keadaan memaksaku untuk itu!? Aku berharap, Jason menyakitimu Fa, dengan begitu, bisa dengan mudah Aku beri alasan untuk membuatmu kembali padaku!?" gerutu Evan.
Pukul 09.20 WIB, Jason kembali datang ke apartement Nelfa. Namun disaat Ia sampai didepan pintu apartement Nelfa, Ia bertepatan dengan Nelfa yang sedang membuka pintu itu dan akan brangkat kuliah. Nelfa dan Jason sama-sama merasa terkejut karena mereka saling berhadapan.
"Fa? udah mau berangkat?"
"Hmm" jawab Nelfa singkat. Ia menutup pintu itu lalu berjalan melewati Jason. Jason langsung mengikuti Nelfa. Nelfa dan Jason bersama masuk kedalam lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's just for me Jason Wlm
No FicciónTAHAP REVISI !!! Pertengkaran yang membuat timbulnya ada rasa cinta, namun karena keadaan, memaksanya untuk bisa membencinya, disaat berhasil bangkit dan melupakannya, justru keadaan malah membuatnya harus menerima nya sebagai pendamping hidupnya, i...