Jason mendekap Nelfa yg masih lemah dilantai dan terus menangis.
"Fa, Gua bantu Lo kembali ke tempat tidur ya?"
"Puas Kamu Jason? puas!!? Kamu benar-benar sudah hancurkan hidupku! Kamu hancurkan harapan juga impianku! Kamu hancurkan kebahagiaanku! Kamu hancurkan semuanya!" ucap Nelfa dengan sangat marah pada Jason.
"Fa? Lo boleh saja marah sama Gua? bahkan Lo pukul Gua, atau bunuh Gua sekalipun Gua bakalan terima?! tetapi, tolong Fa? jangan bahayakan janin yang ada diperut Lo itu? Lo gak boleh kayak gini? Lo harus tenang dan rileks?"Nelfa melepas pelukan Jason itu lalu menatap mata Jason dengan tajam.
"Jason! bunuh saja Aku Jason! bunuh! bunuh Aku!" ucap Nelfa dengan nada membentak sambil mengguncangkan tubuh Jason dengan cara kedua tangannya memegang kedua pundak Jason. Jason hanya bisa diam sambil beberapa kali memejamkan matanya menahan tangisannya. Jason ikut merasa hancur melihat kemarahan Nelfa itu yang terlihat sudah sangat berputus asa.
"Kenapa saat itu, Kamu gak bunuh saja Aku sekalian sih Je! kenapa!?"
"Fafa dengerin Gua? mencobalah terima keadaan Fa?!"
"Dari awal Aku udah terima keadaan Je! tetapi tidak dengan Kamu! Aku sama sekali gak mau terima Kamu Je! nggak!"
"Gua tahu, sebenci itu Lo sama Gua Fa? tetapi cobalah meski harus perlahan? terima Gua? demi anak Kita!?"
"Ini anak Aku! bukan anak Kamu!"
"Fa.."
"Jason pergi! Kamu pergi!"
"Gua akan terus bertahan disampingmu meski Lo sakiti Gua sekalipun Fa? karena Gua tau, sesakit apapun Gua karena sikapmu, pasti lebih sakit apa yang Lo rasa karena ulah Gua di masa lalu""Aaaargh!!!" kesal Nelfa kemudian Ia menutup wajahnya sendiri dengan kedua telapak tangannya. Jason kembali mendekap Nelfa. Disaat Nelfa akan kembali melepaskan dekapan Jason, tiba-tiba perutnya kembali terasa kram dan Ia pun kembali merintih.
"Aaawh" rintih Nelfa sambil satu tangannya memegang perutnya.
"Fa? kenapa Fa? Lo kenapa?"
"Jason, perutku..." ucap Nelfa menggantung karena Ia menggigit bibirnya sendiri menahan rasa nyeri itu. Jason langsung sergap membopong Nelfa lalu menidurkamnya di tempat tidur. Jason duduk disebelah Nelfa lalu kembali membelai dan mengusap lembut perut Nelfa itu. Nelfa sempat mencengkeram tangan Jason yang ada diatas perurtnya. Jason membiarkannya. Jason menggunakan tangan satunya lagi untuk tetap membelai perut Nelfa."Masih sakit Fa?"
"Sedikit" ucap Nelfa masih sambil menahan rasa nyeri itu.
"Kita kedokter aja ya?"
"Nggak!"Jason memilih diam disaat nada bicara Nelfa kembali membentak. Jason terus membelai perut Nelfa itu. Tak lama kemudian, rasa kram diperut Nelfa hilang entah kemana.
"Udah" ucap Nelfa sambil menyingkirkan tangan Jason dari perutnya.
"Kamu tadi udah makan Fa?"
"Jason mendingan Kamu pergi! atau kalau Kamu mau tetap disini, gak usah banyak bicara!" ketus Nelfa lalu mengalihkan pandangannya dari Jason. Jason memilih diam saja. Jason masih saja duduk disebelah Nelfa."Fafa, foto usg ini buat Gua ya? biar Gua yang simpan"
"Nggak! sini balikin!?"Jason memilih langsung menuruti kemauan Nelfa, memberikan foto itu. Karena Jason tidak mau semakin memancing amarah Nelfa.
Nelfa meraih ponselnya lalu membuka ruang privat chatnya dengan Evan. Jason bisa melihat itu. Namun Jason memilih diam saja sambil mengamati layar ponsel Nelfa.
Nelfa mengirimkan chat pada Evan.
"Ko Evan besok kesini ya? Fafa pengen ketemu? besok Aku ada kuliah Ko? Ko Evan jemput Fafa kan?" isi chat Nelfa. Ada rasa tak enak dibenak Jason. Namun karena Jason belum punya hak apapun atas Nelfa, Ia mencoba bersahabat dengan keadaan meski rasanya tak mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's just for me Jason Wlm
NonfiksiTAHAP REVISI !!! Pertengkaran yang membuat timbulnya ada rasa cinta, namun karena keadaan, memaksanya untuk bisa membencinya, disaat berhasil bangkit dan melupakannya, justru keadaan malah membuatnya harus menerima nya sebagai pendamping hidupnya, i...