Setelah kurang lebih menempuh jarak sekitar dua jam, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Evan sampai ditujuan, dimana disana sudah ada Jason dan Bryan sedang ada bersama customer. Jason dan Bryan disana memang sedang bertransaksi dengan customer mereka, mengantarkan mobol pesanan customer itu. Customer itu juga sudah melunasi pembayarannya. Evan turun mobil, tanpa ada membangunkan Nelfa. Evan menemui kedua adiknya itu . Tak lama kemudian, setelah Evan sempat ikut mengobrol sedikit dengan custimer itu bersama kedua adiknya, akhirnya mereka bertiga pun pamit dan berjalan kembali ke arah mobil yang dibawa oleh Evan.
"Je, Lo ya yang nyetir" perintah Evan disaat Ia masih berjalan bersama kedua adiknya menuju dikeberadaan mobilnya.
"Iya Jas, gantian dong? kan tadi dari semarang kesini Gua yang nyetir, Ko Evan juga bawa tuh mobil nyetir sendiri?"
"Iya-iya bawel ah, hmm"Evan dan Bryan lebih dulu masuk kedalam mobil. Bryan sempat terkejut disaat Ia sudah berada didalam mobil dan menyadari adanya Nelfa disana.
"Eh astaga Ko? Lo bawa Dia kesini?"
"Iya, udah diem aja Lo Bry"
"Tapi kenapa gak dipindahin sini aja duduk sama Lo, Ko?"
"Udah Gue bilang, diem ya diem aja?!"
"Iya iya Ko, hmm"Jason lambat berjalan karena dia sambil mengotak atik ponselnya. Evan menyuruh Jason mengemudikan mobilnya, karena niatnya agar Nelfa bisa duduk bersebelahan dengan Jason. Evan berusaha membuat Nelfa senang, meski sebenarnya hatinya terasa sakit. Evab juga bukan tipe orang yang suka ingkar janji. Oleh karena itu, selagi Ia bisa, Ia ingin menepati janjinya itu. Evan memilih ambil posisi duduk dijok belakang bagian mengemudi, karena ia ingin sambil mengamati dan mengawasi gerak-gerik Nelfa nanti. Jason masuk kedalam dan dia kaget bukan main disaat melihat adanya Nelfa disana.
"Astaga, Koko Evan!? bucin sih bucin? tapi ya gak gini juga kali Ko? bawa-bawa cewek dikerjaan!? kalau Lo sendiri gitu gak apa!? lha ini?" gerutu Jason terus nyerocos dengan wajah kesalnya. Jason berniat akan kembali keluar, namun Evan menahan jason dari belakang.
"Udah, buruan jalan Je"
"Ogahlah Ko, Dia ini cewek Lo, kenapa malah duduk disamping Gua!? Lo aja sini ah yang nyetir"
"Udah tho Je, buruan jalan!?"
"Yaudah kalau gitu pindahin aja itu Dianya kebelakang, biar Bryan yang disebelah Gua"
"Gak usah lebay deh Je, udah buruan jalan!?"
"Lagian kenapa sih? gak bangunin aja Dianya suruh pindah!?" ketus Jason.
"Jangan, kasihan Dianya"
"Hih, apes banget sih Gua hari ini! ketemu ni cewek lagi! disebelah Gua yang lagi nyetir pula!" gerutu Jason. Evan dan Bryan hanya diam mendnegarkan. Nelfa terbangun karena suara bicara Jason terdengar samar-samar olehnya. Nelfa membuka matanya dan Ia terkejut bukan main s
eperti awal Jason terkejut tadi."Lo lagi Lo lagi! emosi Gua diuji kenapa gak ada abisnya sih sama nih cewek? hih!" gerutu Jason. Nelfa langsung menoleh kebelakang kearah Evan. Tanpa berbicara, Nelfa menyentuh handel pintu berniat akan membukanya.
"Kamu disitu aja Fa?"
"Tapi Ko?"
"Ah udahlah, kelamaan!" sahut Jason dengan ketus, memencet tombol kunci pusat kemudian mulai melajukan mobilnya."Diem Lo! awas aja Lo ajak Gua berantem lagi! Gua lagi nyetir!" ketus Jason pada Nelfa. Nelfa memilih hanya diam sambil melirik sekilas kearah Jason.
"Astaga, kayaknya Ko Evan beneran gak main-main deh sama ucapan dan janjinya? tapi Aku kan jadi bingung? sebenarnya Ko Evan itu beneran ada rasa sayang sama Aku apa gak sih? kok Ko Evan bisa lakuin ini? kalau memang Dia ada rasa sama Aku, bukankah harusnya ini tidak Dia lakukan!? nah kan jadi ada rasa ragu lagi Aku jadinya, huh" gerutu Nelfa didalam hatinya.
"Aduh mampus deh Aku, ini rasanya mata dan hatiku pengen jelalatan liat ke arah Dia!? tahan Fa tahan! tahan!" gerutu Nelfa lagi didalam hatinya. Tiba-tiba ponsel Nelfa berdering. Nelfa meraih ponselnya lalu melihat siapa yang sedang ada meneleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's just for me Jason Wlm
Não FicçãoTAHAP REVISI !!! Pertengkaran yang membuat timbulnya ada rasa cinta, namun karena keadaan, memaksanya untuk bisa membencinya, disaat berhasil bangkit dan melupakannya, justru keadaan malah membuatnya harus menerima nya sebagai pendamping hidupnya, i...