Jam 18.30 WIB. Nelfa sudah selesai mandi dan duduk santai melihat tv diruang tengah. Zico sudah selesai mandi juga dan sudah berpakaian rapi duduk didekat Adiknya.
"Kok malah duduk Kak? gak jadi keluar Kak?" tanya Nelfa pada Kakaknya.
"Jadi dong? Kamu gak ada acara lagi malem ini Dek?"
"Gak ada Kak, Aku capek mau santai-santai aja dulu dirumah"
"Yah, mau Kakak ajak nongkrong taoi kok malah udah ngeluh capek"
"Diajak Kakak nongkrong? sama temen-temen Kakak gitu? dih ogah dah"
"Yah kok gitu, mau aja yuklah?"
"Dih maksa amat sih Kak? lagi pula pasti banyak cowoknya kan? atau jangan-jangan malah cowok semua?"
"Ada ceweknya kok, yuk?"
"Gak mau Kak, males ah? lagian mau ngapain coba Fafa ikut? yang ada bakal jadi patung doang Fafa nanti, kan kenalnya cuma sama Kakak doang?"
"Ya justru itu Kakak kenalin ke mereka, biar selanjutnya Kakak bisa titipin Kamu sama mereka, jadi misal kamu ada butuh bantuan, Kakak gak disini, Kakak mudah buat minta bantuan mereka buat bantuin kamu"
"Halah alasan, pasti Kakak ada niat lain"
"Haha, tau aja Adiku yang cantik ini"
"Pasti mau jodoh-jodohin aku sama salah satu temen Kakak! ya kan?"
"Haha, ketebak deh, tapi bukannya jodohin kok, cuma kenalin aja, kali aja jodoh kan gak ada yang tahu, soalnya ada dua temen Kakak yang jomblo, jomblonya betah kayak Kakak, tapi mereka berdua itu sama baik dan penyayangnya"
"Ogah ah"
"Ayolah dek, please?"
"Dih maksa banget sih Kak, hmm"
Pokoknya Kakak tungguin Kamu"
"Hih Kakak, apaan sih hmm"
"Buruan tho ganti baju?"
"Iya deh iya, hih Kakak nyebelin! untung sayang!?" gerutu Nelfa sambil bangkit berdiri lalu masuk kekamarnya untuk mengganti baju. Zico terkekeh kecil. Tak membutuhkan waktu lama, Nelfa selesai bersiap. Nelfa mengenakan kaos casual bewarna pink muda berlengan pendek dipadukan celana jeans panjang dengan model jenjang lurus. Itu adalah fashion casual Nelfa yang jarang Nelfa kenakan karena Ia seringkali memakai dres dibawah lutut dan berlengan pendek. Namun karena konsepnya untuk nongkrong menemani sang Kakak, Nelfa menyesuaikan fashionnya.Namun sesampainya disana, Nelfa terkejut disaat sang Kakak mengajaknya keruangan paling atas yang tak lain adalah ruangan terbuka yang biasa disebut roof toop.
"Yah Kak? ini mau dirooftop?"
"Iya Dek, kenapa?"
"Yah tau gitu Fafa baww jaket tadi Kak?"
"Udah santai aja, nanti Kakak pinjemin temen Kakak"
"Lagian Kakak gak bilang sih kalau nongkrongnya diruangan terbuka gitu, Fafa kira didalam ruangan?"
"Awalnya juga Kakak kira gitu Fa, tapi pas dimobil tadi Kita mau turun, salah satu temen Kakak ngabarin, kalau anak-anak yang lain maunya dilantai paling atas, lagi pula juga langitkan lagi cerah, jadi gak masalah gak bakalan keganggu hujan"Nelfa tak lagi menjawabnya. Ia hanya cemberut manja. Sang Kakak mendekapnya dan membelai lengan kanan Nelfa. Sesampainya diatas, Kakak beradik itu langsung bergabung pada gerombolan yang tak lain adalah teman-teman Zico. Begitu melihat Zico membawa Nelfa, mereka langsung hebih dan bersorak sorai.
"Widih.. adek Lo itu Zic?" tegur salah satu teman Zico.
"Iya, cantikkan?" pamer Zico.
"Cantik banget, hihi" sahut teman Zico yang lainnya."Heh, sadar! Lo dah punya pacar! hmm" tegur teman Zico pada temannya yang sempat bersuara memuji Nelfa.
"Cuma bilang ah elah bro" gerutu teman Zico itu."Kenalin nih ya adik tercinta Gue, selama nanti Gue balik ke jakarta dan lagi gak ada disini, nitip dia yak?" ucap Zico pada semua temannya. Temannya saling menyahut semangat dan cepat.
"Kalau butuh bantuan, bilang ke Aa' aja ya Non, hehe" suara salah satu teman Zico.
"Eh songong Lu! inget sebelah Lu ada siapa? haha" canda teman Zico pada temannya.
"Cuma mau bantuin doang keles, hmm"Zico dan Nelfa hanya tersenyum saja. Kakak beradik itu duduk bersebelahan.
"Ingat ya, yang udah pada bunya pasangan dilarang melirik, haha" ucap salah satu teman Zico mereceh bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's just for me Jason Wlm
Não FicçãoTAHAP REVISI !!! Pertengkaran yang membuat timbulnya ada rasa cinta, namun karena keadaan, memaksanya untuk bisa membencinya, disaat berhasil bangkit dan melupakannya, justru keadaan malah membuatnya harus menerima nya sebagai pendamping hidupnya, i...