BAB 22 ⭐ YAKIN DENGAN KEPUTUSANNYA

625 72 6
                                    

Sejak hari resminya Nelfa dan Evan berpacaran, keduanya saling menikmati hari-hari mereka. Bahkan perlahan, mereka mulai saling bersikap mesra dengan naluri yang alami. Nelfa juga semakin terpikat pada Evan. Rasa kasmaranya kini, terasa sangat indah baginya. Nelfa tak menyangka, Ia bisa merasa sebahagia itu. Selama mereka berdua berpacaran, sikap Evan semakin terlihat manisnya bahkan memperlakukan Nelfa semakin istimewa dan seperti putri bak raja. Nelfa benar-benar merasa bahagia dan sangat nyaman menjalani hubungammya dengan Evan.

Nelfa juga sempat curhat pada sang Kakak, soal Ia sudah resmi berpacaran dengan Evan. Tentu saja, Zico sangat senang dan bahkan terus menggoda Adek tercintanya itu. Zicopun juga ikut merasa bahagia.

Beda halnya dengan Jason. Jason merasa semakin tersiksa karena keadaan. Disatu sisi, Ia terus berusaha bersikap jutek, tak suka bahkan ketus seperti dulu, disaat Jason pertama hingga terakhir kalinya bertemu dengan Nelfa, sebelum pada akhirnya Jason mulao dilanda rasa dilema yang menyiksanya.

Apalagi, disaat melihat Evan dan Nelga makin mesra tiap harinya. Jason jadi terlihat benar-benar sangat cuek pada Nelfa, terus jutek dan terlihat tidak suka pada Nelfa. Namun itu bukan karena Jason membenci Nelfa. Tentu saja, itu karena rasa cemburunya yang terus saja Ia pendam dalam-dalam namun terus menyiksa batinnya.

Jason juga sudah berusaha untuk mulai tidak lagi mengunjungi Nelfa diam-diam lagi. Namun semakin hari Ia lalukan, rasanya semakin menyiksa hatinya. Jason mulai merasa sedikit frustasi dan pada akhirnya Ia berniat ingin jujur pada Nelfa. Meski rasanya Ia maju mundur untuk melakukannya, namun akhirnya Ia nekat pergi untuk menemui Nelfa.

Jason masuk kedalam kamar Nelfa. Nelfa kira, itu adalah Evan. Namun disaat Ia menoleh, betapa terkejutnya Ia karena yang datang ternyata adalah Jason. Nelfa yang sedang duduk didepan meja riasnya langsung reflek berdiri dan dilanda rasa ketakutan. Ia khawatir, Jason kembali berulah seenaknya padanya, apalagi saat ini Ia hanya mengenakan piyama handuk saja dan rambut dalam keadaan setengah basah karena Ia baru saja selesai mandi.

"J..Jason..?" ucap Nelfa sambil menggenggam sisirnya yang tadi sempat Ia pakai sebelum terdengar suara pintu kamarnya dibuka. Jason berjalan perlahan kearah Nelfa. Nelfa mencengkeram sisir itu.

"J..Jason? gimana bisa Kamu masuk? Kamu mau ngapain kesini!?" tanya Nelfa lagi. Jason tak me jawabnya, Ia terus saja berjalan mendekati Nelfa.

"Jason! berhenti disitu!? Kamu mau apa!?" gerutu Nelfa sambil mulai merambat melangkah menyamping juga mundur mencari celah untuk menjauhi Jason yang sudah semakin dekat dengannya. Hingga pada akhirnya, Jason mendorong Nelfa ditempat tidur lalu menghadangnya. Jason sudah hampir menimpa Nelfa. Mata Nelfa terbelalak tak percaya.

"Jason! jangan macem-macem!" tegur Nelfa denga tegas. Jason terus saja diam menahan sesuatu. Laki-laki mana yang tak terpancing hasratnya disaat melihat wanita yang diinginkannya terlihat manis dan sexsi hanya dengan balutan handuk kimono saja. Bibir Jason mulai mendekati bibir Nelfa. Namun tiba-tiba, Nelfa menampar pipi Jason. Jason terdiam dan perlahan menoleh kearah Nelfa.

"Pergi dari sini! jangan pernah lagi ganggu Aku! jangan pernah lagi tampakan mukamu dihadapanku Jason!" bentak Nelfa. Jason masih saja terdiam sambil menatap mata Nelfa.

"Dengar! kalau Kamu butuh tubuh untuk memuaskan hasratmu! cari wanita lain! Aku bukan wanita murahan seperti apa yang ada diotakmu!" Nelfa terus membentak Jason.

"Fa, apa Lo benci sama Gua?" ucap Jason tiba-tiba.
"Ya! jelas! Aku sangat membencimu! Kamu jahat! Kamu laki-laki brengsek Jason!" ucap Nelfa dengan nada putus asanya. Jason mengepalkan tangannya. Karena suasana itu, Jason kembali mengurungkan niatnya untuk mengakui perasaannya pada Nelfa. Bahkan, Jason malah kembali berulah dan melakukan hal yang bertolak belakang dengan niatnya tadi. Itu terjadi selain karena keadaan yang membuat panas hatinya, juga itu diluar kendalinya. Apalgi, seorang Jason sudah pasti tak pernah hilang dari rasa gengsi yang tinggi. Hal yang harusnya sangat mudah, kini terasa berat dan sangat sulit bagi Jason, untuk mengakui bahwa dirinya jatuh hati pada wanita yang telah lancang Ia jamah waktu itu. Nelfa berhasil mendorong Jason. Nelfa bangkit berdiri. Namun Jason tak membiarkan Nelfa bebas begitu saja. Jason menarik Nelfa lalu menyudutkan Nelfa pada dinding dan Ia menghimpitnya.

She's just for me Jason WlmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang