BAB 15 ⭐ SALAH FAHAM

795 81 3
                                    

Kedua orangtuanya memilih kembali duduk bersama Daniel diruang tamu. Berkali-kali Nelfa mengirimkan chat dan menelepon Evan. Namun Evan terus mengabaikannya.

"Ko Evan jahat! ini maksudnya apa sih!? kenapa Ko Evan kayak gini!? Aku udah mulai ingin selalu didekat Kamu Ko? tapi kenapa Kamu malah mulai jauhin Aku!? Ya Tuhan? kenapa gini banget sih kisah percintaanku selama ini!? Aku harus gimana!?" gerutu Nelfa sambil terus berusaha menelepon Evan meski tetap saja hasilnya sama. Nelfa membanting ponselnya diatas ranjangnya. Nelfa duduk memeluk kedua lututnya diatas ranjang.

Mama dan Papanya masuk menemui Nelfa. Nelfa hanya diam cemberut manja. Mamanya duduk ditepi ranjang, sedangkan sang Papa berdiri disebelah Beliau.

"Nak? Kamu kenapa?" tanya Rossa, sang Mama. Nelfa malah menoleh kearah sang Papa.

"Papa mau jodohin Aku sama Mas Daniel?" tanya Nelfa tiba-tiba dengan wajah asamnya.
"Lho, siapa yang mau jodohin? bukannya dulu Kamu suka sama Daniel?"
"Tapi itu dulu Papa!?"
"Terus sekarang? apa sudah ada yang lain? Kamu udah punya pacar?"

Nelfa menggelengkan kepalanya.

"Nah, makanya? Daniel mau tepati janjinya, dan Kamu belum ada pasangan jadi kenapa enggak?"
"Tapi Fafa gak mau Pa, Fafa udah gak mau, Fafa gak suka sama Mas Daniel, Fafa udah berhasil lupain Dia sejak dulu"
"Terus?"

Nelfa terdiam.

"Nak? cerita sama Mama juga Papa? Fafa punya unek-unek apa?"
"Fafa memang belum ada pacar Ma, tapi Fafa.."
"Tapi Fafa lagi deket dan ada rasa gitu?" tebak sang Mama. Nelfa menganggukkan kepalanya.

"Sama siapa Fa?" tanya sang Papa penasaran.

"Apa cowok itu salah satu dari tiga bersaudara tadi?" tebak sang Mama. Nelfa menganggukkan kepalanya.

"Astaga Fafa, kenapa gak bilang tadi?" gerutu sang Papa.

"Yang mana Fa? yang Evan? atau yang kalian sempat berebut cumi tadi?" tanya Mamanya lagi.

"Ceritanya panjang Ma"

Mama dan Papanya menghembuskan nafas sambil saling memandang.

"Yasudah, yasudah. Papa kedepan dulu temui Danielnya, biar Papa bilang ke dia biar Dia tidak semakin berharap lebih, tapi nanti Kamu balik ke Semarangnya giman Fa? tetap biar Daniel yang anter?"
"Gak mau, Fafa nanti naik travel aja Pa"
"Tapi Nak?"
"Fafa milih naik travel aja"
"Udah coba hubungin Evannya lagi?"
"Dia abaikan semua chat dan panggilan Fafa, karena Dia kira Papa mau jodohin Fafa sama Mas Daniel, makanya tadi sebelum Ko Evan pergi, secara terang-terangan Ko Evan bilang kalau Ko Evan mundur, padahal selama ini Ko Evan sabar banget sama Fafa, deketin Fafa udah hampir dua bulan ini meski tanpa ikatan apapun" terang Nelfa.
"Oh, brarti yang Evan cowoknya" sahut sang Papa sambil tersenyum.
"Tapi Fafa sebenarnya sukanya malah sama Jason" ucap Nelfa sambil menunduk.
"Loh? gimana tho ini?" bingung Rossa.
"Jason itu yang mana lagi?"
"Itu yang tadi rebutan cumi sama Fafa"
"Sudah Mama tebak, Mama amatin gerak-gerak Evan, Kamu dan yang rebutan cumi sama Kamu tadi, Mama lihat kayak cinta segitiga"
"Tapi Jason gak tau Ma, Jason malah jutek banget sama Fafa, dan Ko Evan sudah tahi kalau Fafa suka sama Jason, Ko Evan malah mau bantuin Fafa, Fafa juga bingung sendiri malah"
"Pertahankan laki-laki seperti Evan, Fa? karena Daniel pun belum tentu bisa setulus itu kalau Papa lihat, yasudah Papa kedepan dulu ya"

Nelfa menganggukkan kepalanya. Sang Papa mengecup kening Fafa sekilas kemudian Beliau keluar menemui Daniel. Sang Mama smasih menemani Nelfa dan Nelfa mulai curhat semua tentangnya dengan Evan juga Jason. Nelfa bercerita dari awal pertemuannya dengan Evan dan Jason, hingga akhirnya Evan tahu tentang perasaannya pada adik kandungnya itu. Sang Mama menyarankan, agar Fafa bisa lebih fokus saja pada Evan. Memang jodoh tidak tahu dan tidak akan kemana. Namun menurut sang Mama, setelah mendengarkan cerita Nelfa, sang Mama menyimpulkan karakter mereka berdua bagaikan bertolak belakang terhadap Nelfa dan saat ini, Evanlah pemenangnya.

She's just for me Jason WlmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang