Hai Lilith is back!
Jangan lupa dukungannya yaa melalui vote dan comment~
Selamat membaca~
Wa jinjja... Lilith, sebenarnya ada apa denganmu?!
---
Lilith's POV
"Ada apa sayang? Mengapa kau sekaget itu melihat Marquess Fabron?" tanya Countess.
"Ti-tidak apa-apa bu," tentu ada apa-apa, bisa-bisanya aku bertemu member SMASH, "salam Marquess," salamku sekenanya.
Huh, untung memori tubuh Lilith masih ada, jadi setidaknya aku masih mengingat etika-etika bangsawan. Kalau lupa seluruhnya kan gawat.
"Selamat pagi, Lady Lilith," jawabnya sambil tersenyum. Ah aku tahu itu senyum bisnis. Menjadi mahasiswi hukum membuatku banyak ikut magang dan bertemu orang-orang yang hatinya tidak selaras dengan tindakannya.
Hohoho jangan salah, aku tidak kalah ahli dibidang ini. Sampaikan terima kasihku pada guru teaterku saat SMP.
Aku membalas dengan senyuman yang sama lalu memilih ikut memulai sarapan. Kulihat meja makan dengan pandangan berbinar-binar. Wah gila, gila, hidangan macam apa ini? Kenapa banyak sekali?
Aku pun mengambil porsi semua jenis hidangan. Persetan dengan semua mata yang melihat ke arahku. Aku memang gadis norak yang baru diberikan Tuhan kenikmatan hidup. Aku pun mulai makan dengan hikmat.
"Apakah kau sakit Lilith? Mengapa makananmu tersisa banyak sekali?" tanya ayah yang melihatku menaruh peralatan makan tanda selesai.
Mungkin kalian akan kesal jika aku bilang seperti ini, tapi aku dari dulu hanya senang melihat makanan, tapi cepat kenyang. Kalau zaman sekarang sih orang menyebutnya 'lapar mata'.
"Aku kenyang, ayah. Maafkan aku terlalu banyak mengambil karena semuanya kelihatan enak, tetapi aku sudah mencoba semua hidangannya kok!" kataku semangat. Mau bagaimana lagi, semua hidangan di rumah ini sangatlah pas di mulutku. Kukira makanan bangsawan tidak akan cocok dengan lidah kaum jelata.
Ibu tersenyum melihatku, "kepala koki akan sangat senang mendengar pujianmu sayang."
Aku membalas senyumannya, "kalau begitu, aku permisi dulu," kataku lalu segera keluar dari ruang makan setelah mendapat anggukan dari ayah.
"Lady Lilith!!" panggilan seseorang menghentikan langkahku.
"Raf-- maksudku, Marquess Fabron," kataku sambil memberi salam.
"Nanti sore, apakah boleh mengajakmu minum teh di taman mansion Count?" tanyanya. Fix ada maksud lain.
Aku langsung tersenyum profesional, "tentu boleh Marquess, apakah aku harus mengajak Leonore juga?"
Ekspresi Eduard langsung terlihat kaget dan di detik kemudian aku dapat merasakan aura kebahagiaan di mukanya. Tuh kan tepat sasaran.
"Bila kau tidak keberatan, Lady," katanya sambil mengecup tanganku. Cih, tiba-tiba aku merasa mysophobia*.
Aku langsung pergi ke kamarku untuk mencuci tangan dengan hikmat.
"Sofie! Wewangian apa yang cocok untuk menghilangkan bau jigong?"
"Ji-jigong itu apa nona?"
"Ekhm maksudku bau mulut,"
"Daun mint nona, apakah nona mau dibawakan wewangian daun mint?"
Aku pun langsung mengangguk dengan semangat lalu membasuh tanganku dengan wewangian tersebut.
"Sofie, apa yang biasanya aku lakukan setelah sarapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mission to Change the Stupid Villainess' Fate
Fantasy[KARYA ORIGINAL SENDIRI BUKAN TRANSLATE] Mina, seorang translator manhwa isekai tiba-tiba masuk ke dunia manhwa yang ceritanya sangat dia benci. Bagaimana bisa? Dalam cerita itu dikisahkan seorang gadis malang yang selama 2 kali kehidupannya mening...