Chapter 16; leonore?

8.3K 1.1K 128
                                    

Hellaww! Lilith's back!

Btw Hye seneng banget soalnya tiba-tiba banyak pembaca yang menghargai Hye dengan vote dan comment, thank you guys!!❣️

Selamat membacaa!!



Lilith's POV

Aku tersenyum canggung karena orang-orang yang entah kenapa melihatku terus. Pasti ini karena ulah empat tamu tidak diundang yang sayangnya tampan itu. Oh, dan jangan lupa si Madam Whistleup yang entah siapa itu!

Aku meletakkan garpu dan pisauku di piring dan mengelap bibirku. Udara siang hari ini udah terik, semakin terasa terik karena empat dari lima pasang mata yang seolah-olah melaserku.

"Apakah mata kalian besi dan aku magnetnya sampai-sampai tidak bisa terlepas dariku?" ujarku menyadarkan mereka.

Tiba-tiba dengan canggung mata mereka beralih ke arah random.

"Memalukan. Debutantemu saja baru dilaksanakan kemarin, tetapi hari ini sudah muncul saja skandal,"

Ck, mengapa ibu kandungku berasa seperti ibu tiri sih?

"Skandal apa? Bahwa calon suami idaman di negeri ini memperebutkanku?" aku tersenyum miring, "bukankah itu malah menaikkan pamorku sebagai gadis bangsawan yang single?"

Ibu seperti terlihat kesal mendengar jawabanku.

"Bagaimana bisa kau melawan perkataan ibumu sendiri seperti itu, kak?" ujar Leonore.

"Ia tidak melawan, Leonore, ia hanya mengatakan fakta yang dituliskan di surat kabar itu," Michael membelaku.

"Kak Chael, mengapa kakak lebih membela dia daripada ibu?" suara Leonore terdengar memelas. Hah, Kak Chael? Panggilan menjijikan apa itu?

Aku menatap Michael sambil tersenyum meledek.

"Karena aku tau bahwa Pangeran dan Tuan Duke lah yang menemui El, bukan sebaliknya. Dan ada apa dengan panggilanmu? Kita tidak sedekat itu, nona,"

Jujur aku bingung, memangnya Michael dan Leonore tidak memiliki hubungan yang baik ya? Tapi kenapa?

"Ba-bagaimana kau mengatakan itu kakak? Apakah hanya Kak Lilith adik sepupumu? Bahkan kakak memanggilnya dengan panggilan spesial," katanya dengan nada sedih. Wait, kenapa dia tiba-tiba jadi aktris?

Eduard—yang entah mengapa ada di sini dan ikut acara makan siang—menenangkan kondisi 'kekasih'nya sambil menatap tajam Michael. Michael hanya membalas dengan tatapan malas.

"Sudah cukup Leonore. Jangan melawan perkataan Michael," balas ayahku tegas.

"Suamiku, dia putrimu. Keponakanmu bersikap tidak sopan kepada putrimu sendiri dan kau tetap membelanya?" bela ibu.

"Cukup, Sara. Kau tau sendiri seberapa pentingnya Michael untuk masa depan county ini," balas ayah seadanya. Anehnya ibuku tidak bisa membalasnya.

Emang seberapa penting Michael?

Michael menepuk kepalaku dan seakan berkata 'selama aku di sini semuanya akan baik-baik saja'.

Ih, memangnya aku pernah tidak baik apa?

"Oh iya, saat aku kesini aku mendengar sesuatu yang lebih parah dari skandal El,"

Aku menatap Michael penasaran. Kulirik yang lain juga menatap ke arahnya.

"Selamat adik sepupu, kudengar kau sedang mengandung. Aku tidak ingat aku pernah diundang ke pernikahanmu. Dan oh, apakah ini suamimu? Tapi terakhir kali yang kuingat bukankah dia calon suamimu, El? Ah, apakah sekarang sedang populer ya merebut kekasih kakak sen—AW, EL, demi dewa itu sakit!"

A Mission to Change the Stupid Villainess' FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang