Chapter 45; wish you know

1.5K 186 17
                                    







Author's POV

"Dan kau pikir saja bagaimana hal itu berakhir? Mungkin pria sialan itu tidak bisa membedakanku dengan karung beras sampai-sampai ia mengangkutku dengan tidak sopannya dari kamar Coronis sampai kamarnya!" omel Lilith sambil menyender asal di sofa ruang tamu kastil Citrin.

Pria yang berada di hadapannya hanya membalasnya dengan tawa, "hahahah, aku tidak bisa membayangkan muka para pelayan melihat adegan putera mahkota menggotong puteri mahkota."

"Akan kutaruh di mana muka cantikku ini?" renggut Lilith.

Michael terkekeh, "memangnya apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya bertanya kepada Coronis mengenai kehebatan Jackson di ranjang!" emosinya.

"Hahahaha," tawa Michael pecah, "mungkin otak kecilmu itu perlu direparasi. Pria mana yang tidak cemburu ketika kau bertanya kehebatan pria lain di atas ranjang."

"Dan kujamin itu juga perlakuannya," ucap Michael.

Lilith tahu apa yang dia maksud. Bahkan Sofie sudah ia peringatkan untuk tidak mengatakan apa-apa soal bibirnya, tetapi mungkin memang sudah menjadi nasibnya untuk ditanyai mengenai hal memalukan tersebut.

Wajah Lilith memerah, "i-ini..."

"Biar kutebak. Ia memakan bibirmu semalaman huh?" tanya Michael sambil tersenyum miring.

"Ti-tidak, maksudku iya, eh tidak!" Lilith mendesah keras, "bisa dibilang begitu, tetapi secara teknis dia tidak memakan bibirku."

"Lalu apa? Menyesap dan menggigit?"

Mata Lilith terbuka lebar, "Michael!"

Reaksi itu membuat pria itu terkekeh sedangkan Lilith sedang mencoba meredakan rasa malunya dengan mengkonsumsi bombollini kesukaannya.

Michael menyesap tehnya lalu menatap jenaka sepupunya itu, "jadi bagaimana rasanya koma selama dua tahun?"

Lilith, yang sudah mulai reda dari rasa malunya, terdiam, "tidak terasa. Sepertinya aku tidak menderita selama dua tahun itu."

"Kau lebih menderita di alam sadarmu hm?"

Lilith mengangkat bahunya, "mungkin. Kadang dunia nyata lebih menyakitkan daripada mimpi."

"Mungkin kau tidak menderita, tetapi tidak dengan dunia ini,"

"Memangnya apa yang terjadi?"

"Pria psikopat itu... hampir menghancurkan keseimbangan dunia ini. Kalau kau tidak bangun secepatnya, mungkin Soleil akan menjadi satu-satunya kerajaan yang tersisa,"

Lilith merinding mendengarnya, "segitunya?"

Michael mengangguk, "ia sekarang memang manusia, tetapi sesungguhnya ia adalah dewa perang dan itu akan selalu mengalir di darahnya. Karena itu, jangan tidur lagi Ly," ucap Michael sambil menatap gadis di depannya intens.

"Baiklah, tetapi aku tidak bisa berjanji," Lilith tersenyum penuh makna, "dan kau tau alasannya."

"Kau memang selalu pintar, Daphne," mata Michael langsung berubah menjadi berwarna hitam pekat sepersekian detik lalu berubah lagi menjadi matanya yang biasa.

Lilith menyesap tehnya tenang, "sebenarnya aku tahu bahwa kau terkadang menggantikan Michael. Pria itu tidak seluang itu untuk selalu ada di sampingku."

"Apakah kau tidak takut aku akan menculikmu?"

Lilith menggeleng, "Aku mengenalmu Hades. Kau tidak sejahat itu."

Michael atau sekarang kita sebut dengan Hades tertawa kencang, "apa yang kau tahu tentang diriku Daph? Aku bisa saja membunuhmu untuk mengurungmu di alamku untuk selamanya."

A Mission to Change the Stupid Villainess' FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang