Heyy selamat hari Jumat!
Selamat membaca~
Author's POV
Seorang perempuan sedang menatap bulan yang bersinar terang malam itu. Ia duduk di salah satu bangku sebuah taman yang amat luas di belakang sebuah mansion milik keluarganya. Ia mendesah keras antara menyesali atau mensyukuri pilihannya berabad-abad yang lalu.
"Kau melakukannya lagi," tiba-tiba sebuah suara familiar memenuhi pendengaran perempuan itu.
Laki-laki itu bagaikan keluar dari sebuah bayangan gelap mengingat hari sudah hampir berganti dan entah mengapa tidak ada lampu sama sekali yang menerangi taman itu. Seolah-olah tidak ada yang diizinkan untuk datang dan melihat sosok perempuan itu kecuali empunya memperbolehkan.
Perempuan itu berdiri dari duduknya dan berbalik menatap sang pemilik suara sambil tersenyum simpul. Ia benar-benar tidak percaya laki-laki itu mengikuti kemana takdirnya membawanya dengan memakai penyamaran yang sempurna. Bahkan sang dewa yang merupakan salah satu dewa tertinggi Olympus pun tidak sadar akan keberadaannya.
"Michael," ucap perempuan itu kepada sang lawan.
"Kau menyiksa dirimu lagi, Daphne, atau saat ini harus kupanggil... Lilith?"
Daphne membalas perkataan Michael dengan senyuman kesal, "aku sudah bilang agar kau jangan mengikutiku. Ini terlalu berbahaya, Michael."
Rasanya Michael ingin menepak kepala gadis itu agar sadar, "kau harusnya mengatakan itu kepada dirimu sendiri. Apakah kau sedang menyepelekan kekuatan malaikat terkuat ini?"
"Tapi ini takdirku, bukan takdirmu,"
"Apa kau terlalu sering bereinkarnasi sampai lupa apa yang dikatakan ayahmu sendiri? Ayahmu itu menitipkanmu padaku, Daph,"
Daphne tersenyum dan memeluk Michael, "kau yang terbaik. Rasa percayaku kepada seseorang sudah sepenuhnya kuberikan kepadamu, Mikey, karena kau sahabat terbaikku."
Michael membalas pelukan Daphne dengan senyum tulus sambil mengusap-usap surainya yang mencoklat, "aku tahu. Karena itu, aku selalu ada di sisimu, Daph. Saat ini, kau adalah prioritasku."
Mereka berpelukan sembari melepas rindu selama beberapa menit. Pelukan itu terasa lebih bermakna lagi mengingat sudah lama mereka tidak bertemu. Daphne tidak memperbolehkan Michael ikut sejak reinkarnasinya yang ke-5, tetapi malaikat keras kepala itu tiba-tiba muncul di hadapannya saat reinkarnasinya yang ke-10.
Setelah puas berpelukan, mereka kembali duduk di tempat di mana Daphne tadinya duduk. Daphne pun menyenderkan kepalanya di bahu Michael dan mereka kembali menatap bulan.
"Eugh, aku benar-benar takut kalau kekasih posesifmu itu menghabisiku hanya karena melihat pose kita yang seperti ini. Benar-benar menimbulkan kesalahpahaman yang hakiki," celetuk Michael.
Daphne tertawa kecil, "tenang saja, ia harus melewati nyawaku dulu sebelum menghabisi nyawamu. Lagipula apa kau lupa mengapa aku hanya meminta Zeus mengembalikan memoriku pada malam bulan purnama?"
Michael menggeleng.
Daphne mengangkat kepalanya dan memandang Michael kesal, "aigoo, aigoo. Bagaimana kau bisa memiliki kekasih kalau kau pikun seperti ini. Dasar babo eta."
Michael membalas tatapan Daphne dengan penasaran, "aku tahu tadi kau sedang mengataiku, tetapi demi Dewa, bahasa apa itu?"
Daphne mendesah keras, "hah, bahkan malaikat sepertimu saja tidak tahu bahasa remix, intinya kau pikun, padahal kau belum tua. Eh ralat, kau sudah tua deh," ujar Daphne sambil pura-pura berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mission to Change the Stupid Villainess' Fate
Fantasia[KARYA ORIGINAL SENDIRI BUKAN TRANSLATE] Mina, seorang translator manhwa isekai tiba-tiba masuk ke dunia manhwa yang ceritanya sangat dia benci. Bagaimana bisa? Dalam cerita itu dikisahkan seorang gadis malang yang selama 2 kali kehidupannya mening...