Happy Saturday~
Selamat membaca dan jangan lupa meninggalkan jejak!!🐾
Author's POV
Setelah acara tidur yang cukup panjang, Lilith mulai mendapatkan kembali kesadarannya setelah ia mencium bau aneh di kamarnya. Demi Tuhan kamarnya berbau antara seperti taman atau pemakaman karena bau bunga yang menyengat!
Ah, atau jangan-jangan ia isekai ke reality show Busted! dan dibunuh oleh pembunuh bunga alias Lee Seung-gi? Ngomong-ngomong ia masih dendam dengan orang itu karena menyebabkan plottwist yang sangat tidak menyenangkan.
Menepis seluruh pikirannya, ia mulai membuka matanya perlahan dan menyesuaikan sinar matahari yang mulai berwarna jingga di jendela kamarnya. Penampakan pertama yang ia lihat adalah Sofie yang sedang menata banyak sekali bunga di sekitar tempat tidurnya. Demi alek dia bersumpah dia tidak mati lagi, tetapi mengapa banyak sekali bunga sih!
"El, kau sudah bangun?" sapa suara yang sangat familiar yang tidak didengarnya beberapa hari ini.
"Michael?" tanya Lilith tidak yakin.
Michael mengangguk dan mengelus pucuk kepala sepupunya itu, "iya ini aku, maaf beberapa hari belakangan ini aku pergi lagi karena ada urusan mendesak."
Dengan lemas, Lilith menggelengkan pelan kepalanya dan tersenyum kecil, "tidak apa-apa. Itu memang sudah menjadi tugasmu sebelum menjadi penerus ayah."
Yap, akhirnya Lilith mengetahui alasan dibalik seluruh tindakan ayahnya yang sangat melindungi sepupunya itu. Michael merupakan satu-satunya keponakan ayahnya yang pantas untuk meneruskan bisnis serta memimpin keluarga Lecuyer karena ayahnya hanya memiliki dua anak perempuan. Lilith yang asli juga tidak tahu bahwa selama ini ada pertandingan pemilihan pemimpin masa depan keluarga itu sebelum ia mencuri dengar informasi tentang pertandingan itu dari salah satu bawahan ayahnya.
Sekarang coba tanya apalagi yang kurang dari sepupunya itu?
Tampan, mapan, cerdas, baik hati, tidak sombong, dan pastinya rajin menabung.
Ah, ia tahu! Mungkin hanya satu kekurangannya, yaitu...
Jomblo. :)
"Kau tidak ingin menikah sebelum menjadi kepala keluarga ini?"
Michael menatap Lilith tidak percaya, "kau baru saja bangun dari tidur yang lumayan panjang dan itu yang kau tanyakan kepadaku? Sadisnya, bahkan kau tidak bertanya apa kabar sepupumu tercinta ini."
Entah dengan alasan sakit atau alasan lainnya, tetapi Lilith benar-benar ingin muntah saat itu juga.
Lilith berpura-pura terkena sakit kepala berat sambil meletakkan jari telunjuk dan jempolnya di dahinya dan menutup matanya, "cukup, cukup. Kurasa penyakitku malah tambah buruk mendengar perkataan memuakkanmu itu."
Michael tertawa kecil.
"Ngomong-ngomong, kapan kau sampai? Mengapa aku tidak tahu?" ujar Lilith kembali membuka matanya.
"Benarkah? Padahal semalam kita—," Michael menghentikan perkataannya setelah menyadari sesuatu.
"Kita?" ujar Lilith penasaran.
"Ah, tidak. Sebenarnya semalam aku bermimpi kita bertemu sampai-sampai kukira mimpi itu benar-benar kenyataan," jawab Michael dengan gugup.
"Kau tidak berbohong kan?" Lilith menatap Michael menyelidik.
"Tidak,"
"Tapi kau gugup,"
"Hanya perasaanmu saja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mission to Change the Stupid Villainess' Fate
Fantasy[KARYA ORIGINAL SENDIRI BUKAN TRANSLATE] Mina, seorang translator manhwa isekai tiba-tiba masuk ke dunia manhwa yang ceritanya sangat dia benci. Bagaimana bisa? Dalam cerita itu dikisahkan seorang gadis malang yang selama 2 kali kehidupannya mening...