Author's POVSomewhere, two years later.
Seorang pria dengan tubuh kekar memasuki sebuah ruangan yang gelap. Saking gelapnya, bahkan mata manusia biasa hanya bisa melihat suatu warna hitam tanpa gradasi sama sekali. Kegelapan tersebut bahkan dapat menciptakan suatu halusinasi dan mimpi buruk mengerikan yang dapat membuat seseorang mengalami trauma berkepanjangan.
Pria itu merebahkan dirinya di atas kursi sambil mendesah keras. Seorang wanita kemudian masuk mendekati pria itu.
"Suamiku, aku tidak percaya kau melakukan ini,"
"Diamlah. Sudah kubilang ini bukan urusanmu,"
"Tapi kau menganggu hubungan di antara mereka,"
"Ini masalahku dengan wanita yang aku cintai,"
"Kau berubah. Dulu kau menculikku dengan janji akan mencintaiku seumur hidup,"
BRAK
Tiba-tiba terdengar sebuah suara gebrakkan meja, "aku jatuh cinta dan cinta tidak pernah salah."
Suara perempuan yang kemungkinan besar adalah istrinya itu tetap tenang walau hawa di antara mereka terasa lebih mencekam, "kau mengatakan hal yang sama saat melamarku dulu."
"Karena dulu aku begitu mencintaimu. Itu rasa cinta yang sama dengan yang aku rasakan kepadanya,"
"Lalu apa yang membuatmu tidak mencintaiku lagi?"
"Aku masih mencintaimu, tetapi aku mencintainya juga,"
"Kalau begitu, kembalikan aku kepada ibuku,"
Pria itu mencengkram rahang istrinya keras, "katakan lagi hal itu maka akan kubunuh ibumu dan kubawa kepalanya di hadapanmu."
Pria itu menepis keras rahang istrinya lalu pergi dari ruangan itu sedangkan istrinya terduduk sambil mengeluarkan nafas dengan terengah-engah.
"Sudah hampir dua tahun sejak dia tidak sadar dan kau malah menikmati kehadirannya yang hanya untuk dirimu sendiri. Bahkan mungkin ia tidak sadar pria yang selama ini menemaninya adalah dirimu," wanita itu berdiri dan duduk di atas kasur yang ada di ruangan itu, "bahkan kasur ini sudah mendingin. Semoga ada mahkluk yang dapat menyadarkanmu dari kegelapan egoisme itu," doanya sambil meringkuk untuk mengakhiri hari.
Di tempat lain, pria misterius itu berjalan menuju sebuah tempat yang ditempati seorang gadis yang sedang bermain di taman bunga bersama seekor kelinci kecil. Kalau kalian sadar, tempat itu adalah satu-satunya tempat terang yang berada di daerah itu.
"Apollo!!!" panggil gadis itu sambil tersenyum, tetapi senyuman itu perlahan luruh, "kau marah? Apakah aku ada salah?"
Pria itu tersenyum terpaksa, "apa kau lupa mengenai kesepakatan kita?"
"Untuk memanggilmu suamiku?" tanya gadis itu polos sambil memiringkan kepalanya sedikit.
Pria itu mengelus lembut rambut gadis itu, 'kau masih menganggap aku dirinya. Apakah kau benar-benar hanya memiliki dia di hatimu setelah semua bantuan yang aku berikan kepadamu? Kau jahat Daphne,' ucap pria itu dalam hati.
"Aku tidak dapat menahanmu lagi di sini. Energiku tidak cukup kuat untuk menyamarkan eksistensimu secara maksimal. Apakah kau senang kembali ke duniamu?"
Mata Daphne berbinar, "maksudmu, tempat di mana ada manusia lain selainku? Tidak hanya Hilly?" ucapnya sambil mengelus kelinci yang menjadi sahabatnya selama di tempat itu.
Pria itu membalas dengan anggukan, "dan kemungkinan besar kau tidak akan mengingatku, bahkan membenciku."
Gadis itu menangkup pipi pria itu sambil menatapnya tajam, "aku tidak akan melupakanmu. Aku mencintaimu, aku tidak akan melupakanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mission to Change the Stupid Villainess' Fate
Fantasy[KARYA ORIGINAL SENDIRI BUKAN TRANSLATE] Mina, seorang translator manhwa isekai tiba-tiba masuk ke dunia manhwa yang ceritanya sangat dia benci. Bagaimana bisa? Dalam cerita itu dikisahkan seorang gadis malang yang selama 2 kali kehidupannya mening...