Jangan lupa tinggalkan jejak!
Selamat membaca~Lilith's POV
Aku berjalan memasuki kamarku di dunia ini. Tidak terasa sepertinya musim sudah akan berganti menjadi musim dingin, itu berarti sudah hampir 6 bulan lamanya aku berada di dunia yang kalau aku masih belum mendapatkan memoriku sebagai Daphne akan kusebut antah berantah. Ya walau tidak di tengah hutan sih.
Aktifitas? Ya, belakangan ini aku disibukkan dengan koleksi musim dingin yang akan segera terbit. Si titisan dewa panah asmara yang bukan lagu Afgan itu bawel sekali. Untung saja tidak ada aplikasi BBM di dunia ini. Bisa-bisa isi chat dia cuma spam PING!!! dengan font warna merah.
Aku menaruh coklat panas—yang tentu saja aku buat sendiri karena hari sudah bukan malam lagi—di atas meja kerjaku yang penuh dengan coret-coretan desain. Sebenarnya ada yang mengganjal. Aku memutuskan untuk mengeluarkan diari yang sudah menemani hari-hariku di dunia ini—walau tidak aku isi setiap hari karena sebuah siklus bernama mager—dan mengambil pena cetek yang aku suruh Arte buat.
Yap, di sini aku jadi penemu pena cetek guys. Apa itu sarasa sultan?
~~~
Dear, Lilith masa depan, atau siapapun yang kelak akan membaca ini,
Tidak terasa sudah hampir 6 bulan aku di dunia ini dan lumayan banyak yang terjadi. Bertemu dengan beragam manusia baru, bahkan wujud manusia dewa pun ada. Sebenarnya aku tidak tahu mengapa aku memutuskan menulis diari yang berisi sesuatu yang lebih serius, sepertinya belakangan ini aku mendapatkan firasat buruk.
Dion melamarku.
Oke, kau pasti sudah tidak kaget tentang fakta itu. Bahkan ia berencana untuk mengadakan pesta pernikahan dua kali, di dunia ini dan di Olympus. Namun, aku benar-benar mendapat firasat buruk tentang ini, jadi aku menolaknya.
Aku tidak pernah tidak mencintai Apollo. Satu detik pun, bahkan ketika aku menikah dengan Arian dulu. Ngomong-ngomong soal Arian, dia adalah pria humoris, teman paling setia yang aku kenal, dan suami terbaik yang dimiliki Feira. Aku menderita ketika ia meninggalkanku sendiri karena wabah sialan itu. Padahal cacar air itu penyakit biasa di zaman Mina!
Kembali ke Apollo. Jika kau suatu saat melihat diari ini dalam keadaan bukan aku yang memberikannya, tolong percaya bahwa aku masih hidup. Walau suatu hari nanti mungkin bukan tubuhku yang hidup, tetapi jiwaku akan ikut bersamamu. Namun, jika nanti kau merasa bahwa aku menganggumu, suruh aku untuk pergi saat itu juga.
Musuh kita bukan musuh biasa. Dia adalah seseorang yang manipulatif, tidak semudah itu untuk dilawan. Aku salah karena membuatnya mencintaiku. Mungkin inilah hukuman yang sesungguhnya karena telah mempertanyakan cinta seorang Apollo.
Obsesi lah yang menghancurkan segalanya. Obsesi juga yang dapat membunuh suatu bangsa. Maka dari itu, jika nanti hari itu datang, biarkan aku berkorban. Kamu harus merasakan nikmatnya dunia, di zona waktu manapun kau lahir dan di tempat manapun kau tinggal.
Salam hangat, D.
~~~
Aku tersenyum melihat hasil ukiranku. Setelah kupikir-pikir lagi, mengapa ini terlihat seperti surat wasiat ya?
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan menyimpan diari tersebut di dalam sebuah kotak dengan kunci sidik jari di dalam laci.
Kalian pasti bingung kan bagaimana bisa ada teknologi ini di dunia ini? Tentu saja ini temuan Arte yang ya idenya tentu saja dariku. Namun, teknologi ini belum disebarluaskan mengingat kerasnya kepercayaan rakyat kepada kuil. Bisa-bisa aku dihukum mati macam Galileo Galilei!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mission to Change the Stupid Villainess' Fate
Fantasy[KARYA ORIGINAL SENDIRI BUKAN TRANSLATE] Mina, seorang translator manhwa isekai tiba-tiba masuk ke dunia manhwa yang ceritanya sangat dia benci. Bagaimana bisa? Dalam cerita itu dikisahkan seorang gadis malang yang selama 2 kali kehidupannya mening...