Para lelaki itu sedang berkumpul di sebuah warung kecil yang mereka jadikan basecamp kedua mereka. Kumpulan tersebut menamainya warcak. Warung Cak Ilo. Mereka sedang bersantai ria di tempat itu setelah pulang sekolah tadi. Motor-motor mereka pun berjejer di depan warung tersebut yang menjadi perhatian para pengendara yang melintas di jalan tersebut.
"Cak! Junet pesen mie goreng dong! Tapi Junet ngebon dulu ya Cak, hehehe." Junet berteriak untuk memesan makanannya.
Cak Ilo yang di dalam warung pun berkacak pinggang menatap Junet "Hutang mulu kamu! Sekali-kali bayar kek! Katanya holang kaya tapi kok kerjaannya ngutang terus." sindir Cak Ilo.
Junet menyengir "Duit Junet habis Cak."
"Halah jangan percaya Cak! Nih anak dikasih jajan cuma buat bayarin pacar-pacarnya yang sejibun itu." beo Amos.
"Ho'oh Cak! Jangan percaya sama nih tuyul, musyrik Cak. Orangtuanya sama-sama dokter udah pasti duitnya banyak tuh." sahut Baron.
"Sesungguhnya, orang yang mendzholimi saudaranya sendiri itu akan mendapatkan balasan yang setimpal." kata Junet mendramatisir.
"Sesungguhnya, orang yang suka berhutang itu matinya dikejar anjing." balas Baron.
"Halah ngikut wae lo!" sungut Junet sambil melempari Baron dengan kulit kacang yang dia dapati dari kolong meja.
"Nah apalagi? Bayar Net! Hutang kamu udah sampai tiga ratusan yang belum kamu bayar." tukas Cak Ilo.
Junet membelalakkan matanya "Buset, hutang gue udah bisa beli baju ecenem."
"Makanya jangan suka kasbon mulu." cibir Fero santai sambil menyedot es cekeknya.
Junet yang kesal pun mengambil dompetnya yang berada di kantong belakang celananya dan mengeluarkan tiga lembar seratus rupiah dan memberikannya pada Cak Ilo yang diterima dengan raut senang.
"Nah gitu kek! Lain kali jangan ngutang terus."
Junet mengangguk malas "Mie goreng Junet mana Cak? Junet udah laper." Cak Ilo pun memberikan sepiring mie goreng pada lelaki itu. Junet pun melahapnya hingga tandas tak bersisa.
Raskal yang sedang duduk bersandar di bawah pohon itu menunduk saat ponsel yang ada di saku jaketnya bergetar tanda jika ada notif yang masuk di ponselnya. Ia pun mengambilnya dan membuka notif tersebut.
LaskarDraxier : Lo dimana biar gue datangin, gue mau bahas soal yang kemarin.
Raskal : Lo tunggu aja di basecamp gue, nanti gue sama yang lain datang.
LaskarDraxier : Ok.
Raskal pun meletakkan kembali ponselnya di saku jaketnya. Lelaki itu beranjak dari duduknya seraya mengacak rambutnya asal dan merapikan jaket hitamnya kembali. Kemudian, menghampiri teman-temannya yang duduk di bangku warung tersebut. Dengan jahil ia mencolek lengan Amos.
"Apaan sih Kal colek-colek? Lo kira gue sabun colek apa?" ujar Amos kesal. Ia yang sedang bermain game online malah diganggu dengan kedatangan Raskal yang mencoleknya.
Raskal acuh dengan ucapan Amos. Ia mengalihkan matanya menatap sebagian anggotanya yang sedang duduk di atas jok motor karena tak kebagian tempat duduk.
"Lo yang pada duduk di jok motor sini!" panggilnya yang membuat anggotanya menurut pada Raskal dan menghampiri ketuanya. Jadilah para lelaki itu berkumpul membentuk lingkaran.
"Napa bos?" tanya Edric.
"Balik ke basecamp, Draxier mau datang!" titahnya telak dan diangguki oleh semua para lelaki yang berkumpul itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raskal
Teen FictionVOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Raskal itu cuek dan galak ditambah ketampanannya yang tak pernah berkurang sedikit pun membuat lelaki itu menjadi cool di mata orang-orang. Bahkan tak sedikit kaum perempuan yang menyukainya. Tetapi sejak kejadi...