Mencampurkan semua bahan-bahan kue lalu mengubahnya menjadi adonan yang siap untuk di oven adalah kegiatan sehari-harinya Amora Vlanettarie. Dengan semangat gadis itu mengaduk adonan kuenya agar tercampur rata ditemani dengan lagu baby-justin bieber yang terputar dari speaker kecilnya. Dan ia juga menggerakkan badannya mengikuti alunan lagu tersebut.
"We're just friends, what are you sayin.'"
"Said there's another, look right in my eyes."
"My first love, broke my heart for the first time."
"And i was like baby, baby, baby oh like."
"Baby, baby, baby no like."
"Kamu udah makan?" suara kakaknya menginterupsi kegiatan menyanyinya tadi, ia langsung berbalik badan menatap sang kakak yang tengah duduk di kursi pantry.
Ia menyengir "Kakak udah lama disitu?"
"Semenjak kamu meluncur terus bernyanyi."
"Mora udah makan kok kak, kakak belum kan? Mau Mora panaskan lauknya?" Jaden mengangguk dan lanjut menyesap tehnya.
Mora meletakkan wadah adonannya di meja dan berjalan ke meja makan untuk mengambil beberapa lauk yang akan dimakan kakaknya nanti. Lalu memasukkannya dalam microwave, setelahnya ia memberikannya pada sang kakak. Jaden menatap lekat adiknya.
"Kamu gak mau berhenti jualan cookies?"
Mora menatap balik sang kakak "Nggak, Mora udah nyaman sama bisnis Mora kok."
Jaden menghela nafasnya "Mau kakak buatkan toko kue sekalian? biar kamu gak cape nganter sana sini pesanan kue kamu."
"Mau sih tapi nanti kasian si pinki kalau gak dipakai terus." Mora mengingat sepeda pinknya yang diberikan nama pinki.
"Yaudah lah terserah kamu aja, btw Riley pesan cookies kamu dua box." Ujarnya.
Mora yang antusias pun langsung meloncat-loncat kecil karena saking bahagianya. Ia mengacungkan jempolnya dan berlari menuju dapur untuk membuat adonannya.
Dirumah yang besar nan megah itu hanya dihidupi oleh enam orang. Empat orang pekerja yang mengurus rumah itu dan dua orang kakak beradik yang ditinggal orangtuanya pergi untuk selama-lamanya.
Orangtua Mora telah tiada karena kecelakaan pesawat waktu itu, jadilah sekarang Mora diurus oleh kakak satu-satunya. Jaden Reganta, siapa yang tidak mengenal seorang pebisnis handal sepertinya yang dikabarkan telah bertunangan dengan seorang psikolog cantik. Riley Fransisca.
«««
Mora sedang berjalan kaki sambil menenteng dua box cookiesnya. Untung saja pelanggan yang membeli cookiesnya tak jauh dari rumahnya berada. Yang membedakan hanya blok rumah saja.
Ia melihat ponselnya untuk memastikan alamat pelanggannya benar "Blok C no.8"
Ia mengangkat kepalanya untuk melihat nomor rumah yang tertera di dinding rumah yang bercat abu-abu itu. Setelah memastikan benar, ia berjalan menuju pintu rumah tersebut lalu mengetuknya pelan.
"Amora's cookies yuhu! Anybodys home?"
Matanya tak sengaja melihat helm hitam yang menarik untuk dilihat yang diletakkan di atas meja teras. Ia pun memegangnya sambil membuka mulutnya tanpa tahu apa yang ia pegang.
Saat pintu terbuka dengan cepat Mora berbalik badan, yang ia lihat sekarang adalah sosok lelaki berpostur tinggi dengan rambutnya yang acak-acakkan. Mora terkagum dengan mulut yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raskal
Teen FictionVOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Raskal itu cuek dan galak ditambah ketampanannya yang tak pernah berkurang sedikit pun membuat lelaki itu menjadi cool di mata orang-orang. Bahkan tak sedikit kaum perempuan yang menyukainya. Tetapi sejak kejadi...