Cantik tapi gak punya atittude? skip.
-Amos Pradipta.
«««
Senin yang cerah. Upacara pagi ini akan dimulai dilapangan besar itu. Semua siswa dan siswi sudah berkumpul di lapangan setelah mendengar toa OSIS yang menggema di seluruh penjuru sekolah.
"Mora maju ke depan sana! Lo pendek." ucap Thea seraya mendorong tubuh Mora agar maju ke barisan paling depan.
"Ih gue gak pendek ya! Lagian ada Riska yang lebih kecil dari gue, kenapa jadi gue yang harus paling depan?" Mora cemberut.
"Riska gak masuk, dia sakit. Jadi lo yang gantiin tempatnya." tutur Gina.
"Ih tapi kan di depan langsung kena panas. Gue gak mau ah." Mora mencoba mendorong teman-temannya agar mau membuka jalan buat gadis itu untuk ke belakang barisan.
"Sadar diri kek lo kecil. Maju sana!" Gibran mendorong kening Mora agar Mora kembali ke tempat awalnya.
"Ih dibelakang enak Gibran! Gue bisa berlindung dari panas di badan kalian yang kayak tiang penangkal petir ini."
"Maju kecil." tegas Lano yang membuat Mora mengerucutkan bibirnya seraya menatap tajam lelaki itu.
"Awas yah Lano! Lo, gue, end. bye." Mora membalikkan badannya dengan angkuh.
Upacara pun dimulai. Banyak siswa dan siswi yang mengeluh panas dan juga durasi upacara yang lama membuat mereka kesal setengah mati belum lagi pidato guru yang panjang.
"Puji syukur kita panjatkan di pagi yang cerah ini masih diberi kesehatan dan bisa berkumpul bersama. Pagi ini saya akan membahas tentang peraturan membuang sampah pada tempatnya. Kalian sudah besar bukan untuk tahu apa gunanya tempat sampah? Lalu mengapa saya masih menemukan sampah-sampah bekas makanan kalian di laci meja kelas? Gunakan mata dengan baik-baik nak, bisa baca tidak plang yang tersebar di seluruh sekolah ini untuk tidak membuang sampah sembarangan? Kalau gak bisa baca balik ke tk sana! Dan bla bla bla--"
"Buset panjang amat. Emang sih bebal banget mereka yang masih buang sampah sembarangan padahal udah gede." kata Leon.
"Si Eko tuh masih buang tusukan cilok di lacinya, ih jorok." sambung Nessa.
"Heh diem lo rempeyek! Sejak kapan gue buang tusukan cilok di laci gue? Lo bisa lihat laci gue yang paling kinclong dari kalian semua." balas Eko sombong.
"Pembohongan publik nih." sahut Gibran.
"Wah ngajak ngewar nih, hayu gue ladenin sini. Gue kasih jurus ular kecekek nya Istaka."
"Halah gue kasih gibengan juga langsung pingsan lo. Gayaan banget nantang gue."
"Eko kan hatinya hello kitty kayak Mora."
Mora yang mendengar namanya disebut menoleh "Apanih sebut-sebut nama gue?"
"Si kecil denger aja."
"Kalo kata Raskal mah kurcaci."
"Kurcaciku ayo bantu pijetin badan bang Eko sini, badan gue linu-linu semua anjir abis ngajarin ikan cupang gue berenang."
"Sekarang sejak bergaul sama si Mora, Eko juga ketularan virus gebleknya. Jauh-jauh syuh. Jangan deket-deket gue." Gina mengibaskan tangannya dengan angkuh.
"Tai lo Gin."
"Telinga gue daritadi panas loh, ternyata banyak setan yang lagi ngerumpiin gue." desis Mora dengan mata sinisnya menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raskal
Teen FictionVOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Raskal itu cuek dan galak ditambah ketampanannya yang tak pernah berkurang sedikit pun membuat lelaki itu menjadi cool di mata orang-orang. Bahkan tak sedikit kaum perempuan yang menyukainya. Tetapi sejak kejadi...