24

1.1K 103 40
                                    

Haloha update!

Mamiw izin break sebentar yaa dari wattpad, soalnya udah mau ujian dan mamiw jugaa lagi nyicil tugas yg numpuk makanya dari kemarin lama up.

Habis lebaran kita ketemu lagii yaa! Happy Eid semuaaa!❤

Kalian udah ada yang ujian? Buat yang belum, jangan lupa belajar yaa!

Happy reading!<3

Setelah dua bulan berlalu, banyak yang telah terjadi. Miguel yang telah bangun dari koma-nya, Mischa yang tiap hari menggelandoti Raskal terus seperti monyet, Junet yang heboh karena baru melihat kumis tipisnya yang tumbuh, serta Amora yang tiada hari tanpa mempromosikan cookies jualannya ke seluruh warga sekolah.

Saat ini kelas XI Ipa 5 sedang rusuh karena guru yang mengajar telah pergi setelah memberikan tugas. Para gadis berkerubung untuk memulai ghibah, laki-laki yang memilih tidur di lantai belakang kelas ber-alas-kan tas milik masing-masing, tak lupa mereka yang rajin dan ambis sudah mengerjakan tugas sedaritadi.

Amos melirik Junet yang sedang berkaca dan fokus memperhatikan kumis tipisnya membuat dirinya jengah. Minggu lalu, Junet yang baru saja tiba di kelas langsung berteriak heboh dan mengatakan jika kumisnya baru saja tumbuh hingga membuat seisi kelas terbahak geli.

"Kumis lo gak bakal lari kalau lo lihatin terus Net," sindir Amos.

Junet melirik Amos sebentar lalu kembali berkaca melihat kumisnya, "Gila! Gue makin cakep anjir gara-gara nih kumis tumbuh," pekiknya.

"Kumis lo tumbuh gara-gara lo suka nyakitin cewek terus," pungkas Arden.

"Masa sih? Tapi kok lo juga ada kumisnya? Woah berarti lo suka nyakitin cewek juga ya? Ngaku den! Oh sekarang tau gue tabiat seorang Arden Brigenta, cih busuk!"

"Kumis gue tumbuh karena otak gue gak berhenti mikirin rumus-rumus terus,"

"Tandanya lo dah tua?" tanya Miguel yang membuat Arden melototkan matanya.

"Enak aja! Gue masih muda ya, umur gue udah satu delapan tahun."

Amos mengerutkan keningnya mendengar ucapan Arden, "Delapan belas tahun bego!"

"Iya itu!"

"Apasih? Kumis batu tumbuh aja dipermasalahin?" Raskal yang tadinya sedang mengerjakan tugas menjadi mendengus kasar saat mendengar sahabatnya membincangkan kumis.

"Wah, sekate-kate lo ngomong Kal. Kumis penjantan nih efek punya pacar banyak. Gue yakin, semua cewek makin tergila-gila sama gue nanti." sombong Junet membanggakan dirinya.

"Gue baru lihat ada setan yang punya pede selangit padahal gayanya cuma bisa jajanin pacar cilok emperan doang," ledek Amos dengan raut sinisnya.

"Dih, mereka juga suka kok kalau gue cuma jajanin cilok. Ngapa lo yang sewot?"

"Cowok apaan gak ada modal?" kata Raskal membuat Junet menggerutu.

"Tega ye lo semua ngejulidin gue, gue doain kalian makin kaya nantinya."

"Nah cakep tuh gitu, Aamiin."

"Junet versi insafnya nih yang tadi versi setan jamal yang belagu,"

"Bener-bener gak ada akhlak lo semua ye, minta ditampol lo pada hah?"

"Tampolin emas dong biar kaya Om Hotman,"

"Kerjain tugas heh! Gak gue kasih contekan nih?" sungut Arden kesal.

RaskalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang