Yuk, komen tiap paragraf!
Siapkan hati ya😳
Kini, Amora dan teman sekelasnya yang tercatat untuk ikut serta dalam pensi untuk menyambut hari guru nanti sedang berada di kediaman Amora untuk berlatih.
"Kita mau nyanyi apa nih nanti? Lo ada ide gak Mor?" tanya Gibran.
"Potong bebek angsa gimana? Simple dan gak ribet kan?" yang lainnya hanya mendengus mendengar jawaban Amora.
"Lo nyanyi itu sendirian aja deh Mor, ntar gue videoin. Lo pake kostum badut juga jangan lupa biar lebih meriah." ucap Leon.
"Boleh juga." Amora tersenyum antusias.
"Yang bener Mor, lama-lama gue lelepin di kolam piranha juga lo!" kesal Gibran.
"Let it go aja deh, lagunya Elsa." saran Mora.
Gibran yang sudah habis kesabaran pun menyentil dahi gadis itu membuat Mora meringis dan mendelik sinis pada Gibran.
"Apanih sentil-sentil?! Lo mau gue kasih jurus rasengan hah?"
"Jurus apaan tuh?"
"Jurus cepat mati."
"Garis Terdepan aja, gimana?" Lano yang sedaritadi diam pun akhirnya bersuara.
Leon mengangguk "Boleh lah, gue juga udah tau kunci gitarnya."
"Oke, fix ya Garis Terdepan?" semuanya pun mengangguk dan mereka langsung memulai latihan nge-band mereka.
"Cicak-cicak di dindingg," suara Mora membuat Leon dan Gibran geram seketika. Keduanya pun berkacak pinggang menatap Mora.
"Kenapa jadi cicak anjir?"
"Mor, kayaknya lo yang pengen dikasih jurus rasengan biar cepet mati."
"Ih gak mau, yaudah deh cepet latiannya. Mamang bakso bentar lagi kesini, gue mau beli soalnya. Kalian ada duit gak? Gue gak mau nraktir ya, ntar gue bangkrut." cecar Mora.
"TERSERAH!" telak Leon dengan Gibran. Lano yang hanya menyimak daritadi terkekeh melihat kedua temannya yang kesal dengan kelakuan Mora.
"Yaudah cepet!"
«««
Setelah latihan untuk nge-band nanti, akhirnya Mora bisa beristirahat. Teman-temannya pun sudah pulang. Dan sekarang, Mora tengah sendirian dirumahnya. Ia pun bangkit dari rebahannya menuju dapur untuk meminum jus jeruk agar badannya lebih segar tidak lesu seperti tadi. Ia menuang jus jeruk instant itu ke dalam gelasnya dan meminumnya hingga tandas.
Tiba-tiba, ia mendengar suara piring yang dipukul dari luar rumahnya tanda jika ada penjual bakso telah datang. Ia pun berlari keluar untuk memberhentikan penjual itu.
"PALE! BELI!" teriaknya.
Penjual bakso itu pun menoleh dan mendorong gerobaknya menuju rumah Amora. Gadis itu mendekat menghampiri penjualnya.
"Mang, beli bakso 1 porsi ya bungkus deh."
Abang penjual bakso itu mengangguk dan menyiapkan pesanan milik Amora. Gadis itu diam melihat gerak-gerik penjual bakso itu. Setelah mendapatkan baksonya, ia membayar dan kembali ke dalam rumahnya.
Matanya tak sengaja melihat ada surat yang tergeletak di depan pintunya. Ia mengambil surat itu. Tak ada pemilik namanya. Amora mengerutkan dahinya menatap surat itu. Ia membalikkan tubuhnya menghadap gerbang rumahnya, mencari tahu apakah pengirim surat itu masih berkeliaran dirumahnya apa tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raskal
Teen FictionVOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Raskal itu cuek dan galak ditambah ketampanannya yang tak pernah berkurang sedikit pun membuat lelaki itu menjadi cool di mata orang-orang. Bahkan tak sedikit kaum perempuan yang menyukainya. Tetapi sejak kejadi...