Setelah jam pulang tadi terdengar yang mana pelajaran telah berakhir, anggota inti Rodeos langsung melesat menuju rumah sakit tempat ibu Miguel berada. Tentu saja Amora dan Thea juga ikut serta untuk menjenguk.
Sebelum tiba di rumah sakit, mereka menyempatkan untuk membeli buah-buahan untuk ibu Miguel. Raskal mengatakan jika alasan ibu Miguel masuk rumah sakit karena penyakit asmanya kemarin kambuh jadi tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.
Saat masuk ke ruangan inapnya, terlihat jika ibu Miguel sedang makan dan disuapi oleh Miguel. Thea yang melihatnya saja sampai iri. Pikirnya, kapan dirinya akan diperlakukan seperti itu juga oleh Miguel?
"Assalamualaikum tante!" sapa mereka semua dengan riang.
Kira tersenyum hangat melihat teman-teman anaknya berkunjung untuk menjenguknya, "Waalaikumsalam, rame ya?"
Junet menyengir, "Biasa tan paling juga mereka minta makanan disini."
Amos menggeplak kepala Junet yang berkata gamblang seperti itu, "Biasanya juga lo yang paling kuat minta makanan disini kan? Semua makanan disini, lo yang habisin!"
"Iye-iye, gue emang selalu salah di mata kalian tuh."
"Halah bersikap sok paling tersakiti lo, padahal emang bener yang dikatain Amos," timpal Rafael, ngegas.
Arden yang berada di tengah-tengah pun menginjak ketiga kaki mereka bersamaan lalu tersenyum manis pada ibu Miguel tanpa memerdulikan mereka yang tengah meringis, "Maaf ya tan, bocahnya emang pada stress semua."
Kira terkekeh, "Alah, santai aja kali. Kayak sama siapa aja. Junet kalau lapar, itu ada nasi padang baru dibeliin sama Miguel kok tadi jadi masih rada panas. Buat kalian semua juga ada, makan aja bareng-bareng."
"Alhamdulillah yaAllah, rejeki Junet ada disini ternyata. Mari kita cobaaa," seru Junet menghampiri bungkusan yang di dalamnya berisi kan nasi padang dengan raut bahagianya.
"Emang edan," tutur Raskal, mencemooh.
Amora yang diam sedaritadi melirik pada Thea yang masih membatu menatapi Miguel terus-terusan. Ia memutar matanya jengah. Di kondisi seperti ini pun, Thea bisa-bisanya anteng memandangi pujaan hatinya. Akhirnya, Amora menyenggol lengan Thea untuk menyadarkan gadis itu.
"Hah?" Amora melirik pada keranjang buah yang masih berada di tangan Thea.
Thea menunduk lalu mengerti dan langsung mendekati Kira untuk memberikan keranjang buah tersebut, "Ini ada buah tan, dari kita semua." Thea tersenyum membuat Miguel melirik pada gadis itu.
"Repot-repot aja kalian ini, padahal tante gak lama loh disininya. Makasih ya."
"Gak papa tan, itung-itung ngabisin duitnya si Raskal." Junet cengegesan.
Mereka pun makan dengan tenang. Sesekali Amos merecoki Junet dengan mengambil ayam milik cowok itu membuat Junet kepalang kesal dengan tingkah Amos.
Amora makan dengan pikirannya yang mengganjal. Dia baru mengingat sesuatu. Ia berdiri dari duduknya dan mencuci tangan di dalam toilet lalu pamit kepada yang lain jika dirinya ingin keluar sebentar.
Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang penuh dengan pengunjung. Pandangannya fokus dengan angka yang tertera di setiap kamar inap pasien. Saat menemukan kamar yang ia tuju, Amora langsung membuka pintu itu dengan perlahan.
Pemandangan yang pertama kali ia lihat, seorang lelaki yang terbaring kaku di atas brangkar rumah sakitnya dengan hidung yang dipakaikan selang oksigen dan disampingnya terdengar bunyi mesin EKG yang menghiasi ruangan tersebut.
Mata Amora memanas bahkan ujung matanya sudah berair mungkin tak lama lagi air mata gadis itu akan mengalir di pipinya. Tubuhnya bergerak mendekati lelaki itu. Kemudian tangannya menyentuh telapak tangan lelaki itu yang sangat dingin bak es.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raskal
أدب المراهقينVOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Raskal itu cuek dan galak ditambah ketampanannya yang tak pernah berkurang sedikit pun membuat lelaki itu menjadi cool di mata orang-orang. Bahkan tak sedikit kaum perempuan yang menyukainya. Tetapi sejak kejadi...