28

2.3K 135 104
                                    

Hari senin kembali seperti biasa. Semua warga sekolah melaksanakan upacara di bawah teriknya matahari. Saking panasnya membuat salah satu seorang siswi pingsan dan dibawa dengan tandu oleh petugas PMR yang berjaga di belakang barisan.

Amora menatap siswi yang digotong itu tanpa kedip hingga hilang tak nampak lagi di pandangannya lalu menoleh pada Thea yang berdiri di sampingnya yang sedang mengipasi wajahnya menggunakan topi.

"Thea," panggilnya pelan.

Thea melirik Amora dengan alisnya yang dinaikkan dan mengucapkan 'apa' tanpa bersuara.

"Lo pernah pingsan?" tanyanya, kepo.

"Yang ada, orang yang gue bikin pingsan."

"Ihh ngerii. Apa yah rasanya pingsan? Gue gak pernah pingsan soalnya."

"Lo mau?" Amora mengangguk. "Yaudah sini, gue bikin lo pingsan ntar."

"Idih, ogah!"

"Lah kata mau nyoba? Sinting lo!"

"Ya kan gak gitu juga konsepnya Jubaedah!"

"Heh berisik amat lu berdua!" sela Gibran yang berada di samping barisan perempuan.

Mendengar suara Gibran membuat kedua gadis itu menoleh secara bersamaan dengan raut galak mereka masing-masing. Gibran yang melihat saja sampai merinding.

"Nyaut aja lo sempak kuda!" desis Thea.

"Sejak kapan kuda pakai sempak?" ujar Amora tanpa dosa membuat Thea sebal.

"Si Thea harus kembali ke TK nih, belajar dulu yang bener ya Ya'," Gibran terkekeh.

"Lo jadi orang gak usah bloon kenapa sih?" Thea menoyor kepala Amora pelan.

"Enak aja lo ngatain gue bloon! Pinter gini," cemberut Mora.

"Bran, lo tau gak? Besok kayaknya Delmor ngajakin Rodeos buat tawuran lagi," bisik Thea seraya merapatkan badannya dengan Gibran.

"Info darimana lo hah? Jangan ngawur," Gibran menyentil kening Thea, gemas.

"Ih, gue waktu itu lagi jalan ke depan rumah gue buat beli bakso kann terus gak sengaja dengar orang lagi nelpon gitu katanya mau bales dendam yang kemarin."

"Setelah berbulan-bulan baru balas dendam?" dahi Gibran mengerut.

"Kayaknya mereka udah nyiapin rencana baru deh Bran, gue saranin kalian jaga diri deh. Lindungin satu sama lain, apa gue ikut bantu juga ya?"

"Ngapain? Lo cewek!" kata Gibran tegas.

"Gini-gini udah pernah ngebunuh orang ya bos. Jangan ngeremehin kemampuan gue lo Bran!" ucap Thea sombong.

"Ngomongin apasih? Ikut dong gibahnya," kepo Amora, juga ikut bergeser merapatkan tubuhnya pada kedua temannya itu. Mendekatkan wajahnya dengan mata yang membulat besar.

"Muka lo kayak si Mort di kartun Madagascar Mor," ketus Thea.

"Loh si Mort kan lucu, gemesin malah tapi kadang pengen diajak baku hantam emang," bela Gibran.

"Wah, ga asik lo Bran. Sekongkol sama si Mora, ga sayang lagi lo sama gue hah?"

"Oh, beda dongg. Gue tetap sayang lo kok Ya', tar malam ya jangan lupa." Gibran mengerling genit pada Thea membuat Thea mendelik sinis.

"Tar malam emangnya kalian mau ngapain?" tanya Amora.

"Yaa adalah Mor pokoknyaa, anak kecil gak boleh tau," balas Gibran terkikik geli melihat wajah Amora yang kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RaskalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang