01

4K 230 2
                                    


Now playing | I.F.L.Y. - Bazzi

Mora memasuki kelasnya seraya memegang kedua tali ranselnya. Seketika ia menganga saat melihat  keadaan kelas yang kacau parah, sampah berserakan dimana-mana serta meja dan kursi yang tak berada di tempat yang semestinya.

Ia baru ingat ternyata kemarin saat mapel terakhir sebelum bel pulang, bu Drea selaku guru Bahasa Inggris dan kesayangan kelas mereka sedang berulang tahun maka dari itu kelasnya mengadakan surprise kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun guru mereka.

Mora berjalan mendekati mading kelas yang tertera jadwal piket dan sebagainya. Ia membaca satu per satu siapa saja yang akan piket pagi ini untuk membersihkan semua kekacauan yang terjadi di kelasnya.

"MIRA, ZIA, EKO, SAMA EHSAN PIKET!" teriaknya sambil berkacak pinggang menatap teman sekelasnya dan untungnya nama yang disebutkan tadi sudah hadir di kelasnya.

"Libur piket boleh kali Mor?" Eko merayu Mora agar diperbolehkan untuk tidak ikut serta dalam piket kelas pagi ini.

Mora menatap Eko datar "Boleh tapi jangan nyalahin gue ya kalau lo didenda sama Kevin." ancamnya membuat Eko menggeleng cepat.

"Gak asik lo Mor ah, nanti gak gue beli lagi cookies lo nih? Biar bangkrut sekalian." rajuk Eko tak mau menatap Mora.

Mora ingin membalas perkataan Eko tapi matanya menangkap sosok Kevin si ketua kelas mereka yang baru saja memasuki sambil membawa buku jurnal besarnya.

Lantas Mora berteriak "Kevin! Nih Eko gak mau piket, catat aja dia nih sekalian suruh denda!" adunya pada Kevin.

Eko langsung panik di tempat sebelum Kevin mencatat namanya segera ia berlari mengambil sapu yang letaknya di ujung kelas. Memaki Mora dalam hatinya.

Ia berjalan mendekati Mora yang sudah asik memakan cookies yang dibawa dari rumahnya. Ia menyentil dahi Mora membuat gadis itu meringis dan menatap sengit Eko.

"Apa sih? Gue lagi makan! Kacau aja." omelnya dan kembali melanjutkan makannya yang tertunda tadi, menghiraukan Eko yang masih terpaku.

"Lo mau tau gak? Ayam warna warni depan rumah gue udah turun harga lho jadi sepuluh ribu doang." Mora menghentikan makannya dan menatap Eko dengan antusias.

"Masa? Beliin gue dong dua ekor, warna kuning sama biru biar kembar kayak upin ipin. Tapi pakai uang lo dulu, gue males pakai uang gue." ujarnya.

Eko mendengus menatap kesal Mora "Ogah! Siapa suruh tadi laporin gue, wle!" Mora cemberut menatap kepergian Eko.

Lalu ia beralih menatap Ellano yang duduk di belakangnya. Lano pun mendongak saat merasakan Mora menatapnya.

"Lano mau gak beliin gue ayam warna warni? Di depan rumah Eko dijual cuma sepuluh ribu aja, beliin ya? Please." Mora dengan puppy eyesnya mampu membuat Lano luluh.

"Boleh, tapi ayam warna warni cepat matinya. Ntar lo nangis-nangis lagi."

Mora menaikkan alisnya "Kok bisa cepet mati?"

"Dikasih pewarna kan ayamnya, kalau mau beli hamster aja."

"Oke tapi Lano beliin ya? Fix dibeliin!" riang Mora lalu kembali menghadap ke depan sedangkan Lano hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum.

Melihat kedatangan Anthea sahabat sekaligus teman sebangkunya, ia terpekik senang "Selamat morning Thea!" sapanya.

Anthea menyentil dahi Mora, heran dengan kelakuan gadis itu "Yang bener heh masa digabung-gabung gitu?"

RaskalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang