"Mor, si lampir sekarang punya babu tuh." Thea menunjuk pada tiga gadis yang berada di kejauhan dengan dagunya. Ketiga gadis yang dimaksud Thea adalah Mischa dan kedua teman barunya, Gisel dan juga Karin.
Mora ikut menoleh pada ujung koridor yang dilewati ketiga gadis itu. Ia hanya acuh dan kembali bermain game pou nya. Memungut tai yang ajaibnya bisa berubah menjadi koin.
Mereka berdua sedang santai duduk di bangku yang tersedia di depan kelas mereka sambil melihati cogan-cogan lewat. Ralat, hanya Thea saja yang menatap lelaki yang lewat depan mereka. Bahkan, gadis bar-bar itu tak segan untuk menggodainya.
Ketiga gadis yang dimaksud Thea tadi tiba-tiba saja berhenti di depan Mora dan juga Thea. Mischa menatap nyalang pada Mora. Sedangkan kedua dayang-dayang Mischa melipat tangan mereka di depan dada.
"Apa lo liat-liat hah?" ketus Thea.
Mischa tak menaggapi ucapan Thea, ia menoleh pada Mora yang masih asik dengan gamenya. Mischa, gadis itu memajukan badannya sedikit dan langsung mencengkram kuat dagu Mora agar mendongak menatapnya.
"Putusin Raskal atau lo dalam bahaya."
Melihat Amora yang kesakitan dicengkram kuat seperti itu membuat Thea menarik kasar lengan Mischa untuk menjauh dari sahabatnya. Mischa terhuyung ke belakang karena tarikan Thea yang kuat.
"Segitu gak lakunya kah diri lo sampai mau ngerusak hubungan orang hah?"
"Diem lo bitch! Gue gaada urusannya sama lo. Urusan gue cuma sama nih bibit jalang satu." tunjuknya pada Mora yang tertunduk berdiam diri.
"Ada, urusan lo sama gue kalau lo nyakitin Mora. Berani lo ngatain Mora lagi, gue gak segan-segan bikin rumah baru lo di kuburan nanti." ancam Thea.
Kevin yang baru saja keluar dari kelas dan melihat teman sekalasnya yang bercekcok dengan murid baru itu segera melerai perdebatan mereka.
"Udah-udah woi, berantem mulu. Gak sekalian aja bunuh-bunuhan hah?" ujar Kevin seraya berkacak pinggang menatap Mischa dan juga Thea yang masih saja saling melemparkan tatapan sengitnya.
"Nih si Miskanjing yang mulai."
"Bacot lo." Setelah mengatakan itu Mischa dan teman barunya pergi dari hadapan mereka.
Thea masih menghunuskan mata tajamnya pada Mischa yang belum menjauh, "Lihat lo aduhai gaya lo keren jablay, dasar lo semuanya... KAMSEUPAY!" teriaknya mengejek Mischa.
Kevin menyentil mulut Thea gemas, "Udah, gak usah diladenin yang begitu. Makin melunjak mereka nanti. Mendingan lo berdua masuk, bentar lagi Bu Dina bakal ngajar." titahnya.
"Ayo Mor, gak usah dimasukin hati omongan si lampir." Mora mengangguk.
«««
"Ras, Theo hilang!" Junet berlari dengan nafas yang tersengal-sengal menuju Raskal yang sedang duduk santai di sofa basecamp mereka.
Mendengar teriakan Junet, refleks membuat Raskal berdiri tegak. Bahkan semua anggota di dalam basecamp itu pun terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Junet.
"Gimana bisa hilang?"
"Udah dari kemarin anjir ngilangnya, nyokapnya sampai datang ke sekolah karena si Theo gak pulang ke rumahnya dari kemarin. Gue dikasih tau sama Silvia, pacar gue yang sekelas sama Theo."
"Gak mungkin disandera sama Delmor. Tuh geng abal-abal pasti langsung ngeroyok kecuali cewek dari sekolah kita, mereka pasti mau nyandera. Karena mereka nyuri kesempatan buat main-main dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raskal
Teen FictionVOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Raskal itu cuek dan galak ditambah ketampanannya yang tak pernah berkurang sedikit pun membuat lelaki itu menjadi cool di mata orang-orang. Bahkan tak sedikit kaum perempuan yang menyukainya. Tetapi sejak kejadi...