DYLAN - 21

2.9K 191 3
                                    

"Halo?"

"Halo, ini laura"

"Laura siapa? gua ga kenal"

"Kita satu sekolah, btw gua liat sahabat lu lagi sama Dylan" 

"Luna?"

"Iya, lu bener bener ga kenal gua Zel?"

"Engga, sorry"

***

"Bisa bisa nya lu ga kenal gua, dari beberapa bulan lalu gua udah curiga kalau itu lo" Kata Laura.

Zella terkekeh, ia memang sedikit lupa dengan masa lalu nya, tidak pandai mengingat hal yang sudah lama.

"Gua bahkan ga ngeh kalau lo pindah" Lirih Zella.

Laura menggenggam tangan Zella lalu menatap nya. "Gua tau lu ada masalah, plis cerita Zel gua akan bantu lo!"

Zella menggeleng lalu meletakkan tangan nya di atas tangan Laura. "Gua gapapa, gua bisa selesai-in sendiri"

Laura mengangguk pelan, ia tidak mau memaksa jika memang Zella tidak mau. Namun, Laura akan selalu ada jika Zella meminta bantuan nya.

"Kabarin gua kalau lu butuh bantuan, gua selalu menyisakan waktu buat lo"

Laura terkekeh melihat tatapan Zella yang mencurigai nya. "Jangan natap gua kaya gitu Zel, gua gini gini mau deket sama lo, seenganya kita jadi sahabat"

"Kalau lu mau tau, gua juga kesepian"

"Ibu selalu menghabiskan waktu di cafe, sedangkan gua di kamar dan terus di paksa belajar. Katanya supaya masa depan gua ga sama kaya ibu"

"Cafe ibu lu cantik, rame dan semua makanan nya enak!" Kata Zella sambil memasukkan cake ke dalam mulutnya.

"Ibu mau gua lebih dari kesuksesannya, gua sempet stress karena ga ada hiburan" Laura menundukkan kepalanya.

"Tapi gua tau kok, ibu ngelakuin ini karena ga mau gua sulit kedepannya" Laura tersenyum lalu mengeluarkan ponsel nya.

"Lo ga marah Dylan jalan sama Luna?" Zella mendongak menatap Laura lalu terdiam.

"Gua bisa aja jadi pawang lo, gua jago bela diri"

***

"KAK LO UDAH BAYAR LISTRIK BELUM SI?" Teriak Leo.

"SEKARANG LO ITU UDAH TINGGAL SAMA GUA KA, YANG ARTINYA DI RUMAH LO GA SENDIRI"

"Mana, udah ga mati" Lao memutar bola matanya lalu melemparkan kacang pada Zella.

"Ganggu gua nonton anime aja"

"Lagian baru kali ini mati lampu" Kata Zella lalu duduk di sofa tengah.

"Siapa si yang punya rumah ini?" Leo sengaja bertanya.

"Ga tau, tapi kata bibi dulu ini rumah gua"

Leo mencibir kan bibirnya lalu menakan kacang nya dengan gemas. "Mana bisa lu punya uang dulu"

Zella menutup telinga nya dengan telapak tangan lalu pergi menjauhi Leo, Zella masuk kedalam kamar lalu menatap diary pemberian Leo.

Zella tidak mau membuka diary itu, ia bahkan tidak tau halaman selanjutnya setelah melihat foto dirinya bersama sang Ayah.

***

Pagi hari nya Zella melihat Dylan yang berjalan dengan seragam sekolah nya ke arah yang belum pernah Zella lalui.

Zella mengikuti Dylan lalu melihat Dylan masuk kedalam rumah yang sepi dan gelap. Saat sudah berada di depan pintu.

"Ngapain lo disini?" Zella berbalik lalu menatap Luna.

"Lo, jadi penguntit?" Luna terkekeh lalu mendorong bahu Zella.

"Lo terlalu kesepian ya? kasian ga punya orang tua eh sekarang makin kesepian gapunya temen"

Zella mengepalkan tangan nya lalu ingin menampar Luna namun sudah di tahan oleh nya sampai salah satu gelang milik Zella terlepas.

Dylan membuka pintu lalu menatap Zella dan Luna bergantian, Saat melihat Dylan Luna segera mengarahkan tangan Zella untuk menamparnya.

"Aw- Dylan dia nampar aku!" Zella berbalik lalu menatap Dylan.

Dylan menatap mereka datar lalu menutup pintu dan menarik tangan Zella untuk menjauh dari Luna.

"Dy-DYLAN IH KAN AKU YANG DI TAMPAR!" Luna berdecak kesal lalu melenggang pergi.

***

D Y L A N ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang