DYLAN - 22

2.8K 186 1
                                    

Ryan menggerakkan kepalanya yang terasa sangat pening lalu menyentuh wajahnya yang terdapat banyak darah.

Tadi pagi Dylan memang menghampiri nya dan berkata bahwa Zella selalu akan menajdi milik nya.

Ryan terkekeh lalu tersenyum miring, tidak ada siapapun yang bisa memiliki Zella selain pemiliknya.

Seseorang masuk kedalam dan segera membersihkan tempat tersebut. Pria itu mendekat lalu tersenyum.

"Kau pasti menyentuh pacar nya" Kata Pria itu. Ryan memiringkan kepalanya lalu memintanya untuk membuka pintu jeruji.

Pria itu terkekeh lalu menatap Ryan. "Jika saya biarkan kamu pergi, pasti saya yang akan menggantikan mu"

"Gua mau ke kamar mandi" Kata Ryan.

Pria itu terdiam lalu berjalan pelan dan membuka pintu jeruji itu. "Sehabis itu masuk lagi" Ryan mengangguk.

Ryan segera masuk kedalam kamar mandi lalu mencuci wajahnya, membersihkan bercak darah yang ada di baju dan celana nya.

Pria itu menunggu di depan kamar mandi dengan meremas jari jari nya takut jika Ryan melarikan diri.

Ryan keluar kamar mandi lalu menatap pria itu. Ryan melirik pisau milik Dylan di atas nakas lalu mengambil nya.

"Jangan sentuh, itu punya tuan" Ryan mengerutkan kening nya lalu menyodorkan pisau pada pria itu.

Pria itu melangkah mundur dengan mimik ketakutan, Ryan tersenyum lalu mendekati nya.

"Bilang sama tuan lo kalau gua di culik"

"Kalau engga" Ryan meletakkan pisau itu di leher Pria yang menatap nya takut.

Ryan menatap pintu jeruji yang terbuka lalu tersenyum. "sa-ya janjii"

BUGHH!

Ryan memukul nya lalu mendorong ke dalam ruangan jeruji dan menguncinya. Ryan memperlihatkan kunci itu kemudian ia masukan kedalam saku.

Saat Ryan membuka pintu, ia melihat gelang milik Zella yang terjatuh. Ryan mengambil nya lalu memasukkan kedalam saku celana.

Ngomong ngomong gelang nya mirip dengan milik nya.

***

"Zella, karena kemarin ga jadi berarti sekarang jadi" Kata Arka.

Mereka sedang ada di dalam perpustakaan, tadinya hanya ada Zella namun tiba tiba Arka datang.

"Ga mau"

Laura datang lalu duduk di depan Zella. "Zel hari ini jadi kan?" Zella menoleh lalu mengangguk.

Arka terdiam lalu segera pergi dari hadapan Zella. Saat di ambang pintu Arka menatap Zella.

"ZELLA, GUA NGAMBEK YA" Zella menatap Arka lalu menggeleng kan kepalanya. Setelah berteriak dan mendapat ancaman dari petugas perpus akhirnya Arka melenggang pergi.

"Siapa itu Zel?"

"Temen" Laura menganggukkan kepalanya lalu mencondongkan sedikit wajahnya.

"Bisa kali kebalik gua" Luar tersenyum lalu segera membuka lembaran buku.

Zella terkekeh lalu menganggukkan kepalanya. "Gimana kalau kita bertiga pergi?"

***

Dylan melemparkan bola basket pada Luna lalu meraih botol minuman di atas tempat duduk.

"Makasii ya Lan, gua jadi bisa main basket gara gara lo" Dylan menatap Luna datar lalu melenggang pergi.

Dylan melihat Zella yang sedang membeli minum di kantin. Sebelum mendekat Dylan membuang botol minum nya.

"Makasii ibu"

Zella membuka tutup botol itu lalu menengguk nya, saat menoleh disana ada Dylan yang berjalan mendekatinya.

Dylan merebut air mineral itu lalu menengguknya. Zella menatap Dylan lalu merebut kembali air mineral nya.

Zella hendak pergi namun sebuh tangan menahan pergi, Zella berbalik lalu menepisnya.

"Sejak kapan lo gua izinin temenan sama laki laki?"

Zella berhenti melangkah. "Gua ga perlu izin lo" Lalu kembali melanjutkan langkah nya.

***

D Y L A N ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang