Arka memutari sekolah untuk menemui Ryan, namun sampai sekarang ia tidak menemukan tanda tanda kehadiran nya.
Arka mengetuk ngetuk dagu nya berfikir apakah Ryan kembali sakit dan berbaring lemas di rumah sakit?
Namun mata jernih nya tak sengaja menatap Zella yang sedang berjalan sendiri di lorong koridor yang sepi. Karena saat ini jam pelajaran masih berjalan.
Arka mendekati Zella lalu merangkul nya. Zella terkejut lalu melepaskan tangan Arka di pundak nya.
"Lo liat Ryan ga?" Tanya Arka. Zella menggeleng.
Arka menatap wajah Zella yang terus saja menekuk wajah nya. Seperti banyak masalah.
"Cerita sama gua Zel, gua yakin gua bisa atasin nya" Tawar Arka.
"Yauda gimana kalau pulang sekolah ini, gua ajak lu jalan jalan den, terserah lu mau kemana semua gua traktir" Kata Arka dengan tersenyum manis.
Zella menghela nafas lalu berhenti. "Makasi ya Arka, tapi gua bener bener ga mood"
Arka dengan buru buru mengambil tip-ex di kantong celana nya, hasil dari betak meja sebelah.
Arka berbalik badan dan menggambar kumis kucing di kedua pipi nya lalu menggambar lingkaran di hidung nya , setelah selesai Arka berbalik badan.
Zella mengelus dada nya saat Arka berbalik, Di tambah wajah Arka yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Miauuu"
Zella menahan tawa lalu mendorong kening Arka. Arka menyimpan kembali tip-ex nya lalu menatap Zella.
"AUUHHKKMM" Arka mengaum sambil mendekatkan wajah nya pada wajah Zella.
Zella terkekeh melihat kelakuan Arka yang menurut nya sangat random, kalau di lihat lihat Arka orang nya asik.
Arka memegang kedua bahu Zella lalu mendorong nya pelan ke arah dinding. Zella menatap Arka lalu merapihkan sedikit tip-ex yang menetes.
"Susah loh ini bersihin nya" Kata Zella. Arka menatap Zella lalu mendekatkan wajah nya.
"Kalau dia bukan temen gua mungkin sekarang gua pacar lo"
***
"Sayang, aku udah buat Dylan mau jalan sama aku" Kata Luna sambil memeluk lengan Arka.
Sekarang Arka sedang di kemar mandi untuk membersihkan sisa tip-ex dengan Luna yang tiba tiba masuk ke kamar mandi laki laki.
"Bagus" Luna yang mendapat pujian pun mengeratkan pelukan nya.
"Aku juga udah ga deket sama Zella" Arka menoleh ke arah Luna.
"Lu ngelakuin apa ke Zella?" Luna menatap Arka.
"Ya aku-aku ga main bareng lagi"
"Dari dulu aku emang rada ga suka sama dia" Kata Luna.
"Berarti kita bisa tunangan kan?" Tanya Luna.
"Secara kan Dylan sama Zella lagi senggang, Kamu udah nemuin Ryan?"
"Belum"
"Sini sini aku bersihin" Saat Luna ingin menyentuh wajahnya Arka sudah lebih dulu menepisnya.
"Gua bisa sendiri, lagian ngapain si lu ke kamar mandi laki?"
"Yakan aku kangen sama kamu, emang kamu ga kangen apa? aku dari tadi sama Dylan"
Ga kangen sama sekali!
***
Zella berjalan kembali ke kelas namun di depan nya ada segerombolan laki laki yang di mana ada Dylan, Jay dan Steven.
"Uhuyyy ada pacar nya ni" Kata Jay yang tak sengaja melihat Zella.
"Nih ya Lan, kalau lu cemburuan gitu Zella bisa bisa buat gua" Kata Jay.
Dylan menyalakan korek api lalu mengarahkan ke arah Jay. Steven terkekeh lalu menatap Zella yang terdiam di tempat.
Dylan berjalan pelan ke arah Zella. Zella menatap Dylan lalu berbalik badan dan berjalan kembali.
Zella menoleh ke arah belakang lalu menatap Dylan. "Stop ikutin gua!"
Dylan menahan tangan Zella. "Seneng ya bisa ngobrol sama Arka"
"Lu gimana? seharian ini sama siapa?" Zella melepaskan tangan Dylan yang mencengkram tangan nya.
"Gua sama Luna di lapangan" Zella mengangguk anggukan kepala nya.
"Gua juga boleh dong deket sama siapa aja"
"Ga boleh" Kata Dylan dingin.
"Kok lo boleh gua engga?" Dylan menatap Zella tajam lalu menarik nya ke dalam UKS.
Butuh beberapa langkah untuk membawa Zella keruang UKS, dengan itu Dylan mencengkram tangan Zella.
Dylan mendorong Zella sampai terpentok kasur lalu menutup dan mengunci pintu. Dylan berbalik dan menatap Zella tajam.
Zella memegang pinggang nya lalu meringis karena merasakan sangat nyeri di pinggang nya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
D Y L A N ✓
Novela JuvenilFollow terlebih dahulu ❤ 'possesive & psychopath' "kamu mau ninggalin aku, aku akan bunuh diri" Dylan sosok laki laki yang menaruh semua perhatian nya pada satu perempuan yang sabar menghadapi sikap aneh dari diri Dylan. merasa sudah sangat tidak...