Amerika, California || 2022.
5 Tahun Kemudian.
Dylan menatap jam arloji di pergelangan tangan nya, menunggu seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Selesai meeting bersama rekan kerja nya, salah satu teman SMA menghubungi jika dia sedang ada di sekitar perusahaan nya.
Namun sudah 15 menit Dylan menunggu di lobby, dan tidak ada tanda tanda kehadiran nya. Dylan merasa di bohongi, mana ada teman nya menemui dirinya di negara orang.
Dylan berbalik dan berjalan ke dalam untuk kembali ke ruang kerja nya, Saat Dylan di dalam lift ia melihat teman nya yang berlari tergesa gesa masuk kedalam lobby.
Merasa bodo amat melihat teman nya yang celingak celinguk mencarinya. 15 menit waktu nya terbuang sia sia hanya untuk menunggu orang yang tidak penting.
Dylan memang di warisi salah satu perusahaan Hendri di Amerika. Dan satu perusahaan di negara Jerman, Sepupu nya yang mengendalikan.
Hendri beberapa bulan lalu menghembuskan nafas terakhir nya, dan Dylan tidak bisa mengendalikan dua perusahaan. Terpaksa memanggil sepupu nya untuk mengendalikan perusahaan di Jerman.
CEO muda itu masuk kedalam ruang kerja nya yang sudah di tunggu oleh sekertaris–Lifa, Lifa satu satu nya wanita yang–rumor nya dekat dengan Dylan.
Dylan hanya berbicara pada Lifa jika ada keperluan. Di luar itu Dylan hanya meminta Lifa menjalankan tugas nya tanpa bertanya.
Lifa bergerak gusar saat Dylan menatap nya. "Pak, Anda punya janji?" Dylan menggeleng. Lifa menghela nafas pasal nya tamu ini sangat keras kepala ingin bertemu Dylan.
"Bapak ini ingin bertemu" Dylan mengikuti Lifa keruangan meeting. Setelah itu Lifa pergi. Takut jika Dylan akan memarahinya karena sudah membawa masuk tamu tanpa janji.
"Saya mau kopi" Tamu itu mengangkat tangan nya dan duduk membelakangi Dylan.
Dylan memasukan kedua tangan nya kedalam saku lalu berjalan ke arah depan tamu itu.
Tamu itu mendongak lalu tersenyum tipis. Dylan menaikan satu alis nya lalu duduk didepan nya.
Tamu itu bertepuk tangan seraya menatap penampilan Dylan dari atas sampai bawah. Lalu membandingkan nya dengan pakaian yang sekarang ia pakai.
"Tau gua Lan, lu udah jadi ceo muda di negara orang tapi kan jangan sampe lupa temen" Tamu itu mengangkat kaki nya dan di letakan pada kaki satu nya
Dylan membuka jas nya dan hanya tersisa kemeja putih yang di gulung sampai siku. Tamu itu mencondongkan wajah nya dan berbisik pada Dylan.
"Gua tau banyak informasi tentang Zella"
"Zella deket sama Arka" Dylan memang sudah tau kedekatan Zella dan Arka. Dylan masih sangat sangat mencintai Zella. Belum saat nya Dylan merebut kembali apa yang sudah jadi milik nya, biarkan Dylan memberi ruang kebebasan pada Zella.
5 tahun memberi Zella kebebasan itu sudah lebih cukup bagi Dylan. Minggu depan Dylan akan menghampiri Zella.
"Kebetulan minggu depan ada reuni SMA" Dylan mengangguk seraya tersenyum tipis.
Jay memberikan ponsel nya pada Dylan. Zella sudah berulang kali di lamar oleh Arka. Namun Zella berulang kali menolak lamaran Arka.
"Jadi?"
Indonesia, Jakarta
1 Minggu Kemudian.
Dylan dan Jay sudah sampai di bandara Indonesia dan mereka akan langsung datang ke reuni SMA, karena sudah mulai dari 10 menit yang lalu.
Dylan memakai pakaian casual dengan kemeja hitam kemudian celana jeans. Kemeja itu ia lipat hingga siku. Jay memakai hoodie serta celana hitam.
Sampai nya mereka di gedung yang sudah banyak menanam kenangan indah dan buruk. Akhirnya Dylan bisa datang ke gedung ini lagi.
Dylan dan Jay berjalan masuk sampai di tengah lapangan. Dylan melihat Zella, bahkan 5 tahun kemudian Zella masih terlihat sama mungkin hanya terlihat dewasa.
Dylan menghampiri mereka lalu duduk di samping Jay. Dylan bersalam pada Steven, Arka dan laki laki lain nya.
"Heeei, Ceo muda kita datang nii" Dylan tersenyum tipis, kali ini ia tidak akan eye contact pada Zella.
Sedangkan Zella. Ia terkejut dengan kehadiran Dylan. Bahkan ia tidak menyangka jika Dylan akan datang. Selama ini ia menghindari dengan susah payah dan berakhir bertemu dengan secara tak terduga.
Zella hendak pergi namun Arka menahan nya. "Ga kangen sama Dylan?"
Dylan menoleh pada Arka karena mendengar namanya terpanggil. Lalu tak sengaja menatap Zella. Zella dengan segera mengalihkan pandangan nya.
"Eeyyyy, couple goals dulu niii" Steven menyenggol lengan Dylan.
Dylan tau segala hal tentang Zella, beberapa bulan kepergian Zella, Dylan sibuk dengan bisnis nya. Sehingga belum bisa melacak kemana Zella pergi.
Setelah semua selesai dan Dylan menjadi CEO muda. Dylan mulai mencari informasi dari berbagai anak buah nya.
Dylan sangat emosi saat Arka melamar Zella. Tapi, Dylan sadar jika Zella sakit hati itu karena dirinya.
Selama itu juga Dylan hanya memandangi Zella di layar monitor. Dylan memang memasang CCTV kecil di apartemen Zella. hanya kamar nya saja.
Namun sekarang Dylan bisa melihat Zella secara langsung. Jika menatap Zella Dylan serasa akan membawa nya ke Amerika mengurung nya untuk dirinya sendiri.
Dylan akan merayu Zella dengan cara nya sendiri. Seperti yang di lakukan nya pada masa SMA.
Luna, Citra dan Laura datang lalu memberi senyum pada Dylan dan yang lain nya. Laura memberikan paper bag pada Zella.
"Titipan lo" Zella membuka paper bag itu lalu tersenyum senang.
Laura ikut tersenyum melihat Zella tersenyum. Zella memang tinggal di luar negeri bersama Gita dan Arka. Namun sekarang ia dipindahkan ke Indonesia karena pekerjaan.
"Pasien lu kasih ini karena udah bantu dia buat sembuh" Seorang dokter memang bertugas menyembuhkan orang sakit. Zella hanya bisa tersenyum membaca pesan dari anak kecil berumur 7 tahun.
Terima kasih, Dokter.
Anin sekarang udah ga ngerasa sakit lagi.Zella, Dokter anak yang dipindahkan dari London untuk membantu anak anak dengan kebutuhan ekonomi kecil di Indonesia.
Zella tidak tega melihat anak anak lucu yang menderita penyakit yang tidak seharusnya mereka miliki dengan itu Zella menyetujui pindah ke Indonesia. Pada awal nya Zella merasa Indonesia adalah negara penuh kenangan.
Zella melirik Dylan yang terus saja menatap nya. Dylan menaikan satu alis nya saat mengetahui Zella mencuri curi pandang.
Luna masih sedikit kesal pada Zella namun setelah tau Zella menolak Arka. Luna kembali mendekati Arka.
Luna, Citra, Laura, Arka, Jay dan Steven meninggalkan Dylan dan Zella bedua. Membuat Zella kalang kabut dan ingin ikut, namun Laura menahan nya dan meminta untuk berbicara pada Dylan.
Dylan berpindah dan duduk di depan Zella. Zella terus saja menundukkan kepalanya. Dylan memegang dagu Zella dan mengarahkan manik mata Zella untuk menatap nya.
"Long time no see "
***
Menurut kalian Zella mau ga sama Dylan lagi?
Kayanya Zella kalau liat Dylan masih terbayang wajah Ryan.
Sorry kalau ada typo buru buru buat nya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
D Y L A N ✓
Teen FictionFollow terlebih dahulu ❤ 'possesive & psychopath' "kamu mau ninggalin aku, aku akan bunuh diri" Dylan sosok laki laki yang menaruh semua perhatian nya pada satu perempuan yang sabar menghadapi sikap aneh dari diri Dylan. merasa sudah sangat tidak...