Zella melepas pelukan nya lalu berjalan ke arah ranjang, duduk di pinggiran seraya menatap Dylan.
"Ngapain kesini?" Dylan mengangkat kedua bahunya.
Dylan mengambil buku diary milik Zella yang terjatuh akibat kaget karena Zella membuka pintu.
Zella memperhatikan gerak gerik Dylan sampai Dylan duduk di samping nya. Zella menatap buku diary nya yang di pegang Dylan.
"Ini kaka lu?" Tanya Dylan. Zella mengangguk.
"Dimana dia sekarang?" Zella juga tidak tau dia dimana sekarang tapi terakhir mereka ketemu di sebuah rumah besar.
"Ga tau"
Dylan terkekeh melihat foto Zella dengan salah satu gigi bolong. Zella menutup buku diary nya karena merasa malu.
Setelah menyimpan kembali buku diary nya Zella menatap Dylan yang sedang merebahkan tubuhnya.
"Gua nginep" Kata Dylan lalu naik ke arah atas dan mengambil satu guling. Zella menghela nafas malam ini ia harus tidur di kamar Leo.
"Mau kemana?" Tanya Dylan ketika Zella hendak keluar kamar.
"Tidur tempat Leo" Dylan berdecak lalu menyuruh Zella kembali menghampiri nya.
Dylan menarik tangan Zella dan terjatuh di ranjang, Dylan menjadikan Zella sebagai guling nya.
"Sesek tau ga?" Dylan menulikan pendengaran nya lalu menarik selimut sampai sebatas dada.
Zella menyingkirkan kaki Dylan di pinggang nya, Dylan yang merasakan pergerakan Zella kembali mengerat kan pelukan nya.
Sebelum tidur Dylan menyempatkan untuk mengecup leher putih Zella.
***
Ryan menatap gelang milik Zella dan gelang milik nya, memang dari dulu Ryan selalu memperhatikan Zella.
Dan baru berani mendekati nya lagi saat masuk SMA. Selama ini yang ada di pikiran nya adalah Zella.
Ryan mau Zella kembali padanya, seperti dahulu namun tidak yakin Zella bisa mengingatnya.
Kemarin Leo datang untuk memberi diary, kalau di lihat lihat diary ini milik Zella. Ryan sudah melihatnya berulang kali.
Seisi kamar nya penuh dengan foto Zella. Dari TK, SMP sampai SMA sekarang. Ini yang membuat orang tua Ryan tidak di bolehkan untuk masuk ke kamar nya.
Ryan kembali mengingat terakhir kali makan malam bersama orang tuanya.
Ryan turun dari kamar atas untuk makan malam bersama kedua orang tua nya. Namun saat Ryan datang Ayah sudah kembali pergi untuk menemui rekan nya.
"Ayah mau kemana Bun?" Gita, Sang Bunda menatap Ryan sambil tersenyum.
"Ayah buru buru mau ketemu rekan kerja nya" Ryan mengangguk lalu mengambil nasi dan lau pauk.
"Kita makan berdua lagi dong Bun" Gita mengelus rambut Ryan lalu menerima panggilan dari ponsel nya.
"Halo iya saya Gita"
"Ohh gitu yaa maaf ya nanti uang nya saya tranfer"
"Iya sekali lagi maaf ya"
"Pasti Dani lupa nih bayar listrik" Gita menyimpan ponsel nya lalu bergegas memakai jas dan hendak pergi untuk membayar listrik.
"Listrik siapa Bun?" Pertanyaan Ryan tidak jawab karena Gita yang sudah bergegas keluar rumah.
Ryan meraih ponsel nya lalu mencari kontak nomer Zella.
***
dddrrrrrrttttttt
Zella melonggarkan pelukan Dylan lalu melihat ponsel nya berdering di atas nakas. Zella meraih nya lalu menekan tombol hijau.
"Halo ada apa ya, kenapa telp malam malam?"
"Maaf ganggu ya Zella"
Zella terdiam lalu terkejut dan melihat nama si penelpon di layar ponsel nya.
"Ada apa ya Ryan?"
"Kamu pern-" Dylan merebut ponsel Zella lalu melempar nya ke arah sofa.
Dylan mengeratkan pelukan nya. "Tidur sayang" Bisik Dylan dengan suara serak nya.
***
Udah tau dong mestinya hahaha dikit lagi ending, siap yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
D Y L A N ✓
Teen FictionFollow terlebih dahulu ❤ 'possesive & psychopath' "kamu mau ninggalin aku, aku akan bunuh diri" Dylan sosok laki laki yang menaruh semua perhatian nya pada satu perempuan yang sabar menghadapi sikap aneh dari diri Dylan. merasa sudah sangat tidak...