Dylan memutar mutar bolpoin nya, lalu menuliskan sesuatu di kertas dan menempelkan di dinding.
Malam malam begini, Dylan ada di ruang gelap dan dingin miliknya. Yang masih kosong tanpa mainan baru.
Entahlah, Dylan belum menemukan mangsa baru. Namun ia memiliki target selanjutnya.
Ruangan ini sangat bersih dan wangi, sama seperti terakhir kali ia kesini saat mainan nya sudah tidak bernyawa.
Dylan terkekeh lalu keluar dari ruangan dan mengunci gerbang itu. Selanjutnya ia akan pergi ke rumah Zella.
Dylan menatap jendela kamar Zella yang terbuka sedikit dan lampu yang masih menyala.
Belum tidur?
Tak mau berlama lama, ia masuk kedalam gerbang belakang dan berjalan untuk memasuki jendela ruang tamu.
Setelah masuk, ruang tamu sangat kosong dan senyap, selama ia mengendap masuk kerumah Zella, ia tidak perna bertemu orang tua nya.
Dylan naik ke atas dan membuka pintu kamar Zella.
Ceklek
Zella dan satu laki laki menatap Dylan yang membuka pintu. Dylan menatap tajam laki laki yang duduk di samping Zella.
Zella segera menahan Dylan saat hendak mendekati laki laki itu. Dylan menatap datar ke arah Zella.
"Siapa?" Tanya Dylan.
"Adik gua" Kata Zella. Dylan mengerutkan keningnya.
"Sejak kapan punya adik?" Zella menghela nafas.
"Adik sepupu, lagi nginep disini temenin gua, karena Citra sama Luna ga bisa dateng"
"Lu bisa sama gua buat nemenin lu di rumah" Kata Dylan.
Laki laki itu berdiri di samping Zella. "Pacar lu ka?" Zella menganggukkan kepala nya.
"Gua Leo, pac-" Zella menyenggol lengan Leo.
"Sepupu gua Lan" Leo terkikik geli meliat Dylan yang terus menatap nya datar.
"Pacar lu cemburuan banget, gua balik ke kemar ka dan gua belum siap punya keponakan" Kata Leo seraya menutup pintu kamar Zella.
"Siapa juga yang mau ngasih keponakan" Kata Zella kesal.
Zella menatap Dylan lalu menghela nafas. Dylan berjalan dan duduk di pinggir ranjang sedangkan Zella membereskan kartu remi.
"Ngapain kesini malem malem?" Dylan menggelengkan kepala nya lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Gua harus tidur sekarang besok sekolah pagi, ah gua takut ga bisa bangun pagi"
"Udah mana sekarang jam 11 malem"
"PR belum di kerjain, gara gara Leo ngajak main kartu"
"Tugas ngerangkum juga belum, Dylan lu bis-" Ucapan Zella terhenti karena melihat Dylan yang sudah memejamkan matanya.
Zella menghela nafas lalu melemparkan koran pada wajah Dylan. "Aaaah gimana PR gua yorobun"
***
Ryan berjalan ke arah Zella yang sedang berdiri di ujung koridor.
"Zella" Zella menoleh menatap Ryan.
"Lu udah sembuh?" Ryan terseyum lalu mengangguk. Zella tersenyum lalu menatap barang yang Ryan bawa.
"Oh ini buat lu Zel, gua rajut sendiri pas di rumah sakit" Ryan memberikan boneka rajut pada Zella.
"Buat gua? makasi ya"
"Ehm, gua mau mint-" Ryan meletakkan jari telunjuk nya pada bibir Zella lalu menggeleng.
"Ini resiko buat dapetin cewe cantik kaya lo, yang saingan nya berat" Zella tersenyum kikuk lalu menatap bonekanya.
"Suka ga?" Zella mengangguk.
Dylan yang baru kembali dari kantin membawa 2 piring makanan melihat Zella bersama Ryan.
Saat Dylan ingin menghampiri mereka Luna datang dan mengambil alih satu piring yang di pegang Dylan.
"Tau aja Lan, gua suka ketoprak"Kata Luna.
"Gimana kalau kita makan di taman belakang?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
D Y L A N ✓
Teen FictionFollow terlebih dahulu ❤ 'possesive & psychopath' "kamu mau ninggalin aku, aku akan bunuh diri" Dylan sosok laki laki yang menaruh semua perhatian nya pada satu perempuan yang sabar menghadapi sikap aneh dari diri Dylan. merasa sudah sangat tidak...