"Lohh, Zella lo sendiri disini?" Tanya Laura, sebelum nya Laura berada disini karena harus mencari alat kebutuhan sekolah dan tidak sengaja bertemu di rumah makan.
Zella menatap Laura lalu berdiri dan bersalaman. "Iya gua lagi sama Ryan"
"Mana Ryan?" Zella menoleh dan Ryan datang lalu tersenyum kearah Laura.
"Temen nya Zella?" Laura mengangguk.
Ryan merangkul bahu Zella lalu mengajak nya kembali duduk. Zella menatap Laura dan menyarankan untuk duduk di satu meja saja.
Laura mengamati wajah Ryan lalu menatap Zella.
***
Dylan meletakan kedua kaki nya di meja, sekarang ia sedang ada di apartemen milik Jay. Ternyata mereka satu apartemen dan hanya berbeda lantai."Lu bunuh anak buah lu lagi?" Tanya Jay, sudah tidak heran lagi pada Dylan semenjak bertemu Zella Dylan sudah membunuh sekitar 2-3 anak buah nya sendiri.
Memang karena tempramen dan egois, Dylan juga jago membunuh ya untung saja berteman selama 6 tahun ini Jay tidak pernah mencari masalah.
Dylan mengeluarkan bungkus rokok nya lalu mengambil satu dan di selipkan di antara kedua bibirnya.
"Kenapa ya si Ryan kekeh banget mau dapetin Zella, mau di apain juga punya aja kesempatan buat kabur"
"Jangan jangan Ryan sama juga kaya lu"
"Obsesi"
"Pasti ada apa apa nya Zella sama Ryan" Sahut Steven yang datang dari kamar Jay. Sedari tadi Steven mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu kamar.
Dylan menoleh kearah Steven. "Maksud lu?"
"Lu udah pernah ketemu sama orang tua Zella selama pacaran?" Dylan terdiam, memang selama pacaran Dylan tidak pernah ketemu kedua orang tua Zella.
Jay berfikir keras lalu terkekeh sambil menatap Steven. "Ga mungkin anjing, mana mungkin" Steven menaikan satu alis nya.
"Emang apa yang gua pikirin?"
"Mereka pacaran gitu di belakang Dylan?" Jay menatap Steven, Dylan mengerutkan kening nya tak suka secara selama ini Zella selalu di sampingnya.
Steven menghela nafas ke arah Jay lalu menutup matanya. Jay menggaruk tengku leher nya, otak Jay tidak sampai dengan yang di bicara kan oleh Steven.
***
Dylan menghampiri rumah Zella yang sepi, lalu masuk kedalam dengan pintu yang tidak terkunci.
Rumah nya sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada tanda tanda manusia di dalam rumah ini.
Dylan naik ke atas dan berjalan membuka pintu kamar Zella. Dylan mengedarkan pandangannya, kamar Zella sangat rapi dan wangi.
Lalu Dylan melihat secarik kertas di atas nakas.
Ka Zella, Leo pulang ya maaf ga bisa terus temenin Kaka, Leo harus ikut Bunda, kapan kapan lagi kita ketemu ya ka
Leo
Dylan kembali meletakan surat itu pada asalnya lalu menjelajahi kamar Zella. Sudah lama Dylan tidak ke kamar ini dan seperti nya banyak perubahan.
Salah satu nya boneka pemberian dari nya sudah tidak ada.
***
Zella menatap motor yang tidak asing terparkir di halaman rumah nya, Zella segera bergegas masuk kedalam.
Gelap dan sunyi, namun Zella mendengar benda jatuh dari kamar atas. Jantung nya berdebar takut jika penyusup masuk kedalam kamar nya.
Berjalan pelan tanpa suara dan membawa tongkat baseball, Zella naik ke atas dan mencoba melihat siapa yang ada di kamar nya.
Saat Zella membuka pintu secara perlahan. Ia menghela nafas gusar lalu mengusap wajah nya.
Dylan menarik Zella lalu memeluk nya erat. Seperti akan ada perpisahan, Dylan merasakan itu.
Dylan menatap Zella lalu mengecup bibir nya.
***
Dylan abis baca apa ya? sampe bilang akan ada perpisahan?
KAMU SEDANG MEMBACA
D Y L A N ✓
Teen FictionFollow terlebih dahulu ❤ 'possesive & psychopath' "kamu mau ninggalin aku, aku akan bunuh diri" Dylan sosok laki laki yang menaruh semua perhatian nya pada satu perempuan yang sabar menghadapi sikap aneh dari diri Dylan. merasa sudah sangat tidak...