||✤ 14

3.8K 535 352
                                    

Ini bukan cerita ship ya ಥ‿ಥ
Jangan berpikir negatif dengan adegan yang dilakukan adik-adik Halilintar (*´﹀'*)

»»————><————««

Tangan Solar bergerak membuka pintu, kamar kakak sulungnya. Saat dibuka, dia melihat kakaknya sudah tertidur pulas diatas ranjang berukuran king size, dengan sebuah selimut tebal menutupi hampir seluruh tubuh kakaknya. Mengendap-endap, berusaha tidak buat suara sedikitpun.

"Hm.. Dimana? " Solar berkeliling kamar bernuansa hitam, merah itu. Untuk mencari amplop berisi uang seperti yang dikatakan dalam surat yang diberi kakaknya tadi pagi.

Iris silver miliknya berhenti saat melihat sebuah amplop yang berada diatas kasur di dekat kakaknya. Dengan hati-hati Solar mengambilnya. Membuka amplop itu. Terdapat 30 lempar, uang Rp.100.000-,

Bruk!

"Huaaa.. Makasih kak Hali!! " Solar melompat keatas kasur. Memeluk kakaknya, tentu saja kegiatan spontan dari Solar berhasil membangunkan Halilintar.

"Hng. Solar! Kan tadi sudah kubilang, jangan- " belum selesai dengan perkataannya, Halilintar disuguhkan dengan suara dengkuran.

"Tch. Selamat malam. " dengan ragu-ragu Halilintar membalas pelukan adiknya. Jarang sekali ada adiknya yang mau menemaninya tidur, kecuali Ice karena dia selalu menempel pada Halilintar.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Beberapa Hari Setelahnya.

"Yakin kau pergi sendiri, Solar? " tanya Halilintar, sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Hehehe.. Inginnya sih sama kak Hali. Tapi nanti gak ada yang ngurus kakak-kakak Solar yang lain. " jawab Solar, kedua tangannya memegang tasnya seperti bocah SD yang akan berangkat sekolah, untuk pertama kalinya.

"Kamu sama Gempa, mau? " Solar menggeleng sebelum menjelaskan, "kak Gempa ada acara katanya. Takutnya nanti Solar buat kak Gempa dipermalukan didepan umum, karena tidak melaksanakan tanggung jawabnya. "

"Taufan? " Halilintar kembali merekomendasikan adiknya lagi. Untuk kedua kalinya Solar menolak.

"Kak Taufan kan maunya nempel terus sama kak Hali. Tuh kak dibelakang sana ada kak Taufan yang menatap tajam kearahku. Sama seperti Ice yang menempel sama kak Hali seperti perangko, sekarang ini. Kalau kakak menawarkan kak Blaze dan Thorn nanti bisa-bisa Solar yang menjaga kakak sengklek itu. "

Selama Solar berbicara soal semua kakaknya, dia tak lupa menujuk mereka satu bersatu. Mulai dari Gempa, dan Taufan yang berada didapur berusaha ingin mengetahui apa yang dibicarakan Halilintar, Solar. Jangan lupakan Taufan dengan tatapan tajamnya yang ditunjukkan untuk si bungsu. Ada Ice yang tidur sambil berdiri, melingkarkan tanganya diperut kakaknya. Blaze dan Thorn yang sedang bermain game diruang keluar tak jauh dari tempat Halilintar, Solar berbicara.

"Ya sudah kak. Solar berangkat dulu. Assalamu'alaikum! Sampai jumpa 3 hari lagi. " ujar Solar, setelah ia bersalaman dia segera keluar dari gerbang. Sebenarnya dia ingin sekali diantar sampai bandara, sayangnya banyak kakak-kakak Solar banyak yang tidak mengizinkan Halilintar mengantarnya. Alasannya- '5 hari ini Solar sama kak Hali terus! Gantian dong!'

"Kuantar Lar. " ucap Halilintar yang sudah ada didalam mobil. Ke-5 orang yang lain berjalan kedepan pintu menatap kejadian itu, masing-masing memberikan tatapan tajam untuk Solar.

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang