||✤ 13

3.9K 602 291
                                    

Halilintar POV

Kau tau, aku selalu berpikir bahwa aku tidak ingin sama sekali dilahirkan didunia ini. Kenapa aku dilahirkan, kalau aku tidak dianggap? Kenapa kalian dulu tidak membunuhku saja?

Pertanyaan seperti itulah yang selalu berputar di kepalaku. Sampai saat ini aku melihat kembali bagaimana aku dulu bertanya seperti itu kepada orang tua ku. Saat ini aku hanya bisa diam melihat diriku yang masih kanak-kanak itu bertanya.

"Kenapa aku ada didunia ini?!! Kenapa kalian melahirkan ku didunia ini?! Kalau aku hanya kalian manfaat seperti seorang pembantu?!! Bahkan para pembantu lebih baik dari aku! " teriakku didepan orang tuaku. Aku tau itu tidak sopan, tapi aku ingat bagaimana perasaanku saat bertanya.

Rasa sesak didadaku, air mata yang terus mengalir teras. Kedua orang tuaku hanya memandang tidak peduli denganku yang mengomel.

Aku tau itu semua sia-sia. Pada akhirnya diriku yang masih kecil itu kembali mendapatkan hukuman, dikurung di kamar, dan itu berlangsung selama 1 minggu.

Kenapa aku harus melihat ini semua. Aku ingin melupakannya. Dadaku semakin sesak selama aku terus melihat kejadian ini.

Ya Rabb..
Sungguh aku minta maaf atas semua dosa-dosaku. Aku hanya ingin melupakan ini semua.

Aku menatap pada diriku yang meringkuk didalam kamar yang sunyi ini. Entahlah aku tidak tau lagi harus berkata apa pada diriku.

Halilintar POV.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Rumah para Elemental

"Ice.. Abang- "

"Jangan bicara denganku! " Ice menepis kasar tangan abangnya. Terdengar hela nafas keluar dari mulut sang abang setelahnya.

Ice meringkuk didalam selimut. Andai saja Ice memiliki kekuatannya mungkin kamarnya sudah menjadi seperti kamar Elsa.

"Ice.. Abang minta maaf kalau abang ada salah. Abang juga terpaksa ada di tubuh Halilintar, walaupun abang juga sangat menginginkannya selama ini. "

"Jadi maksud abang, abang ingin di posisi kak Hali?! Ice gak mau! Abang sulung Ice hanya kak Hali! Gak ada yang lain! Gak peduli walupun aslinya abang yang sulung! Tapi abang seharusnya bukan didunia ini lagi! Abang harus sadar itu! " Ice mengambil posisi duduk, bersandar diheadboard kasurnya. Mata aquamarine nya menatap tajam kearah abangnya.

"Ya abang tau. Bahkan abang beberapa hari lalu berpikir untuk menguasai tubuh kakakmu ini. Tapi- kemudian abang sadar bahwa hanya Halilintar saja yang ada dihati kalian.

Abang tau bagaimana Taufan melarikan diri selama abang menggantikan posisi Halilintar, dia lebih sering keluar rumah. Lalu ada Gempa yang selalu berkata 'ini untuk kak Hali', setelah itu dia memunduk lesu.

Ada Blaza yang selalu bertanya pada saat dia sedang bermain, 'Abang. Kalau saja kak Hali disini apa kak Hali akan memarahiku?' perkataan Blaze selalu membuatku terteguh. Sedangkan Thorn dia selalu mengiraku Halilintar dengan memanggilku dengan namanya. Terakhir ada Solar, saat aku berniat membantunya dia selalu menghindarinya, 'ah- gak perlu bang. Solar takut ngrepotin abang'.

Ternyata memang benarnya, Halilintar itu sangat berharga bagi kalian. Walaupu hanya kamu yang benar-benar sadar, kalau kakakmu itu sudah berkorban banyak. Abang minta maaf ya. Abang pamit. Jangan lupa doa kan abang, supaya tenang dialam sana. Sampai kan salamku pada semua. Terima kasih Ice. "

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang