||✤ 23

2.5K 474 261
                                    

Jangan lupa tekan "⭐"
Tidak menerima Silent raeders!

⋇⋆✦⋆⋇ 

Tap! Tap! Tap!

Langkah kaki bocah berusia 4 tahun yang bergerak cepat menaiki tangga. Senyuman yang menunjukkan gigi susu yang tersusun rapi, mengartikan bahwa ia merasa begitu senang dan antusias.

Sampai disebuah pintu, kemudian tak ragu untuk membukanya. "Abang!"

"Ada apa Hali?" BoBoiBoy berjalan kearah adiknya, berjongkok berusaha menyamakan tinggi.

"Umm.. Hadiahnya?"  Halilintar kecil sedikit malu mengatakannya. Sedangkan BoBoiBoy mencoba mengingat apa yang dimaksud.

"Oh! Iya!"  BoBoiBoy berdiri, meregoh sesuatu didalam saku celananya. Sebuah permen diberikan pada Halilintar, Halilintar mendengus.

"Bukan ini!!"

"Lalu apa?"

"Itu loh..!! Yang bulat.. Terus bisa terbang!!" Halilintar menjelaskan dengan gerak tubuh yang lucu. Pipi gebu miliknya membuatnya semakin menarik perhatian. BoBoiBoy tersenyum miring.

"Oh.. Pesawat?"

Halilintar berdecak, "Bukan!! Pesawat tidak bulat!! Itu loh, Bang...."

"Ini?" BoBoiBoy memperlihatkan sebuah gambar Balon Udara yang dinaiki banyak orang.

"Bukan yang besar!! Yang gambar pikachu itu loh!!"

"Ini?" BoBoiBoy kembali memperlihatkan sebuah balon bergambar pikachu yang belum ditiup. Halilintar dengan cepat merebutnya, tak lama dia mengembalikannya, "Abang yang tiup. Hali gak sanggup, Hali tunggu 1 menit."

Halilintar memulai menghitung.

"48.. Hm.. Setelah itu apa?" Senyuman polos itu kembali terlihat. BoBoiBoy yang terkejut oleh kelakuan Halilintar melepaskan balon yang ia tiup, hal itu mengakibatkan balon tersebut terbang tidak tentu arah didalam kamar.

"Alah!! Abang!!" Halilintar kembali mengembangkan kedua pipinya. Sedangkan BoBoiBoy sedang tertawa terpingkal-pingkal diatas lantai.

Seharian itu dihabiskan dengan tawa BoBoiBoy dan kekesalan Halilintar. Kita hanya bisa berdoa agar BoBoiBoy tidak mendapatkan sebuah rengek an bahkan jitakan dari adik kecilnya.

⋇⋆✦⋆⋇ 

"Mau kemana?" tanya Halilintar saat melihat Solar sedang mengenakan sepatunya.

"Kampus," Halilintar hanya berdehem, membiarkan Solar keluar rumah dengan membawa beberapa berkas ditangannya.

Halilintar melanjutkan kegiatan didepan laptop, terlihat banyak sekali kegiatan orang-orang yang terekam di dalamnya. Bahkan ke-6 adiknya juga ada disana.

Seperti kegiatan Taufan yang sedang bermain game bersama Blaze, "Jangan terlalu lama Blaze, Taufan." Tak lama mereka membuat tanda peace.

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang