||✤ 20

3.2K 460 243
                                    

Pelukan.

Album.

Halilintar said : Remember that.

⋇⋆✦⋆⋇ 

"Kak Taufan!" Thorn berlari penuju Taufan yang sedang duduk menunggu kue yang ia buat matang.

"Ada apa, Thorn?" tanya Taufan. Thorn memilih duduk di meja makan, tepat didepan kakaknya. Sebelum melaksanakan tujuannya untuk bertemu dengan Taufan, Thorn menatap sekeliling memastikan tidak ada orang disana.

Tak lama raut polos Thorn digantikan dengan tatapan datar untuk kakaknya. Taufan yang mendapatkan tatapan datar dari Thorn melakukan hal yang sama.

"Aku menang. Kau tau maksudku 'kan?" Dengan tenang Thorn mengambil kue kering didalam toples, lalu memakannya bersama dengan seringai puas.

Taufan melipat kedua tangannya didepan dada, bersandar pada sandaran kursi. "Baik, Kau menang kali ini. Tapi setelah ini Aku lah pemenangnya."

"Memang Kakak bisa apa?" tanya Thorn dengan menekan kata 'kakak', seolah-olah meremehkan Taufan. Dirinya menatap rendah terhadap Taufan.

"Kau tau.. Itu mudah Thorn. Caranya hanya 1 yaitu dengan Pelukan." Thorn membelak untuk beberapa detik sebelum kembali menatap remeh pada Kakaknya.

"Aku meragukan soal itu-"

Jleb!

Pisau itu menancap didinding dapur. Hampir saja memotong telinga Thorn, kalau saja dirinya telat beberapa detik. "Kak.. Tidak baik bermain dengan pisau. Kita hanya mengobrol santai disini bukan bermain dengan sebuah pisau dapur."

"Adik ku sayang.. Satu nasihat untuk dirimu yaitu jangan pernah meremehkan kakakmu ini. Paham..??" Taufan mengukir sebuah senyum penuh makna untuk Thorn. Begitu pula dengan Thorn. "Ah, baiklah.. Maafkan Thorn, Kak Ufan. Thorn salah.. Kapan-kapan Thorn akan melakukan apa yang kakak katakan."

Thorn berdiri, mencabut pisau yang Taufan lempar padanya. Kemudian berjalan kearah Taufan. Menodongkan pisau tersebut didepan mulut kakaknya, "Kakak tau tidak? Kalau terlalu banyak tersenyum itu tidak baik."

"Ya, Aku tau. Dan apakah kau tau? Kalau terlalu banyak bersikap imut dengan menggunakan jurus mata baby itu terlihat memuakkan." Taufan mendorong todongan pisau dari Thorn menggunakan satu jarinya.

"Potong saja lidah, dan bibirmu Kak.."

"Tusuk saja kedua matamu itu.."

⋇⋆✦⋆⋇ 

Malam ini begitu tenang didalam sebuah kamar didalam rumah sakit. Sebelum sebuah perintah dari Adik bungsu. Solar menjelaskan menggunakan bahasa isyarat.

"Kak! Baru saja Solar melihat sebuah video pelukan antara Adik dan Kakak. Bagaimana jika kita juga melakukan itu?! Yang menangis wajib dihukum! Bagaimana?!"

Solar menatap semua Kakaknya menaruh harapan besar pada semua. Taufan paling ber-antusias dengan hal itu, mengingat apa yang tadi ia bicarakan dengan Adiknya Thorn. Thorn menatap tajam pada kakaknya dalam diam. Sedangkan yang lain hanya mengangguk.

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang