||✤ 22

3K 410 227
                                    

Dari masa lalu kita belajar bahwasanya..

.
.

Semua ada rumusnya.

Album. Tempat sebuah kenangan disimpan. Disimpan, disusun rapi, berharap dikemudian hari bisa dikenang. Bagi sebagian orang bertemu dengan sebuah album, kemudian membukanya adalah kebahagiaan tiada tara.

"Kak Hali?" Taufan menoleh ke arah kakaknya yang hanya diam duduk diatas kursi meja belajarnya. Sudah lama Taufan memperhatikan gerak-gerik kakaknya, setelah Halilintar mendapatkan sebuah album yang jatuh dari atas almarinya.

"Hm?"

"Sedang apa sih, kak? Serius amat dari tadi?!" tanya Taufan.

"Memories create experiences, experiences create strength." Halilintar membaca tulisan yang ia renungi selama 1 jam penuh. Tulisan yang ditulis rapi diatas foto dirinya bersama Abangnya BoBoiBoy.

Taufan terdiam mendengarnya, kemudian dia tersenyum mengingat perkataan tersebut. "Pengalaman pertamamu, Halilintar. Pengalaman yang membuatmu menjadi sekuat sekarang."

Halilintar memutar kursinya, menatap Adik kesayangannya untuk saat ini. Taufan mengangkat satu tangannya seolah-olah mencoba menggapai sesuatu. "Beban didalam jiwa raga mu yang membuatmu menjadi kuat. Kekuatan yang tidak akan pernah berhenti mengalir. Istirahat sana, Lin!"

"Bagaimana Aku bisa istirahat, jika Kau sendiri belum bisa menyelesaikan masalahmu tanpa diriku." Taufan tersenyum mendengar penuturan Kakaknya, Taufan memejamkan matanya, senyumannya belum menghilang.

"Entahlah.. Seolah semesta memintaku selalu tergantung padamu. Memintamu untuk tetap berada disisi kami, dan tidak membiarkanmu pergi. Aku akan melakukan apapun supaya kau tetap ada bersama kami. Tak peduli Aku kehilangan beberapa bagian tubuh bahkan perasaanku sendiri terhadap saudara-saudaraku yang lain."

Halilintar tidak berekspektasi apapun saat ini. Halilintar kembali memutar kursinya, membuka kembali album mengambil salah satu foto disana. "Lalu jelaskan soal ini!" Terdapat foto Taufan dan Thorn yang saling berpelukan dengan senyuman polos dari keduanya.

Taufan tanpa menoleh pun tau apa yang ditunjukkan oleh Halilintar, kemudian menjawab "Pelukan yang dilakukan oleh 2 bocah berjiwa psikopat, memiliki makna yang dalam. Foto itu diambil setelah 30 menit salah satu dari kedua bocah itu membunuh seseorang yang berniat membunuh Kakaknya, sedangkan yang satu lagi baru saja selesai membunuh kerabatnya sendiri, tak lupa memotong-motong kecil-kecil kerabatnya. Pasti kau juga tau ada beberapa bercak darah disana, dan kejadian itu bukan pembunuhan pertama kali yang dilakukan kedua bocah itu."

"Gangguan jiwa," Komentar Halilintar dengan datarnya.

"Hantu kok ditakutin!"

"Oi!"

A special hug with a deadly smile behind it. batin Taufan setelah melakukan aksi kejar-kejaran dengan kakaknya yang sekarang telah terlelap diatas kasur miliknya.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Fajar mulai menujukkan dirinya, disambut oleh renungan seorang remaja berkacamata. Mata pandanya terlihat begitu jelas saat ini, dengan kata lain dia begadang.

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang