||✤ 18

3.2K 519 305
                                    

Sang kakak yang menjadi dalang minta maaf dengan gerakan tangan yang mengisyaratkan bahwa "Kakak minta maaf, Solar.."  Gerakan tangan yang sedikit kaku itu membuat Solar yang melihat hanya tersenyum.

Solar mencari sebuah kertas dan pena. Kemudian menulis sesuatu disana. "Kakak gak salah kok. Solar memang pantas seperti ini. Solar seperti ini karena keinginan Solar sendiri. Jadi- kakak gak perlu minta maaf."

Sang kakak tersenyum menjawab jawaban dari Adik bungsunya itu. "Sungguh?! Kalau begitu terima kasih banyak Solar!!" Kemudian Solar mendapatkan pelukan kasih sayang dari kakaknya.

Pelukan itu tidak berlangsung lama karena kakak sulung mereka datang dengan membawa cambuk ditangan kanannya. "Ayo! Kau harus dihukum!"

"Ta-pi kak.. Solar sudah memaafkanku!!"

"Solar memang memaafkanmu. Tapi ada tradisi yang tidak boleh hilang. Disana tertulis jika ada salah satu keluarga kita yang disakiti, harus dihukum! Tidak peduli jika itu anggota keluarga sendiri yang menyakitinya. Kau sendiri kan yang selalu mengingatkan soal ini!"

Halilintar menarik Adiknya itu dengan paksaan tentunya. Solar tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, kalau Halilintar sudah bertindak menggunakan kekerasan dia tidak akan bisa membantu sedikitpun.

Aku jadi tunawicara. Solar tersenyum, seolah menerima takdir yang terjadi pada dirinya. Solar tidak menyalahkan kakaknya itu kasus kali ini, karena dia juga yang membuatnya menjadi kenyataan.

Solar melepaskan benda yang ada di telinganya. Hening. Dia tidak bisa mendengar apapun sekarang. Walaupun diluar terdengar suara kakak-kakaknya yang bercanda ria, dan suara detak jantung kakaknya Ice yang terbaring lemah dibalik tirai disisinya.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Flashback.
Beberapa Tahun Yang Lalu.

"Paman Fang! Bisa bantu Solar?" Solar menatap penuh harapan pada seseorang yang berdiri mengenakan jas lab.

"Bantu apa, Solar?" Fang berjongkok didepan Solar yang berusia 9 tahun.

"Bantu Solar, supaya Solar tidak bisa mendengar!! Solar mohon...!!" ujar Solar yang berhasil membuat Fang tersenyum penuh makna.

"Memang apa alasan Solar?"

"Jangan bilang kakak-kakak Solar, ya?! Solar di rundung." Fang mengangguk mencari sebuah ramuan yang telah ia buat dan memberikan sebuah benda pada Solar.

"Makasih!" Solar berlari keluar ruangan, meninggalkan seringai yang terukir pada bibir Fang.

Sebelum kejadian di atas.

"Hei, apa kau yakin kau benar-benar pintar? Ntah kenapa aku lebih yakin bahwa kau sebenarnya orang bodoh yang menyerempet gila. Kau tak layak Menyerahlah! Lebih baik kau segera pulang & bersembunyi dibalik ketiak ibumu." Salah satu pembully berkata demikian kepada Solar yang hanya bisa diam mendengarnya.

"Apakah kau tak malu terlihat seperti orang bodoh?kau bilang dirimu pintar tetapi sebenarnya kau hanya anak manja yg selalu bergantung pada kakak bodohmu itu kan?hahahaha!" Solar bangun dari duduknya, menatap tajam pada mereka.

"Aku tidak manja! Kakakku tidak bodoh! Kau yang bodoh!" Mereka menyeringai, merendahkan Solar. Saat Solar tau usahanya untuk membela diri tidak berhasil, Solar berusaha pergi dari sana. Sayangnya di lebih dahulu dihadang oleh salah satu perundung.

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang