Kret!
Pintu dibuka seorang pemuda ber-iris ruby itu memasuki rumah. Ia menghela nafas saat melihat keadaan rumah yang sepi.
"Kak Hali sudah pulang?" Seorang pemuda ber-iris madu itu bertanya pada kakak tertuanya.
"Hm, kenapa belum tidur?"
"Itu Aku sedang mencari obat Ice, tapi seperti obatnya habis. Ini Aku mau keluar buat beli obatnya Kak," ujar Gempa, ingin melangkah keluar rumah.
Hali yang mendengar penjelasan itu segera menahan Gempa. "Biar Aku saja yang membelinya,"
"Tapi kakak baru saja pulang-" ucapan Gempa terpotong saat suara motor kakaknya keluar dari halaman rumah.
"Dasar Kak Hali." gumam Gempa yang kesal dengan sikap kakaknya.
Gempa memilih berjalan kearah ruang keluarga. "Lebih baik Aku menunggu kak Hali,"
Puk!
Tepukan dipundak Gempa, membuat Gempa menoleh yang pertama ia lihat adalah seorang pemuda ber-topi biru langit yang diarahkan miring ke kanan. "Gem! Tidur gih!"
"Aku masih menunggu kak Hali. Aku juga belum memberi Ice obat kak.."
"Kak Hali belum pulang?"
"Kak Hali sudah pulang tadi, tapi dia pergi lagi, karena Aku bilang padanya bahwa obat Ice habis." Taufan meng-oh kan saja. Dia ikut duduk disamping kembarannya.
Taufan tidur dipangkuan adiknya. Taufan mentap iris coklat madu Gempa lekat-lekat. "Gem! Aku merasa takut mengahadapi hari esok, entahlah Aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi esok."
"Hush! Kak Ufan gak boleh bilang gitu! Gak baik Kak! Kita harus berfikir positif!" Taufan menggaruk pipinya setelah mendengar jawaban Gempa.
Kuharap filingku salah Gem batin Taufan.
Kret!
"Assalamu'alaikum.. "
"Waalaikumsalam... " jawab Taufan, Gempa bersamaan. Mereka berdua segera menghampiri kakak tertua mereka.
"Abang bawa apa?" tanya Taufan seperti menginginkan sesuatu.
"Obat Ice."
"Alah~~ kak Hali gak beli apapun selain obat Ice??" Taufan masih saja bersikeras.
"G."
"Kak Hali gak punya uang ya?" Canda Taufan. Hali tak menjawab, ia memberikan obat Ice pada Gempa, setelah itu ia segera berjalan ke kamarnya.
⋇⋆✦⋆⋇
HALILINTAR POV
Setalah menutup pintu dan menguncinya. Aku berjalan menuju meja belajar sekaligus meja kerjaku.
Aku duduk dikursinya. Mengehela nafas kasar. Aku menatap langit-langit kamar. Menutup mataku, mengingat apa yang ditanyakan Taufan tadi.
"Kak Hali gak punya uang ya?"
Ya, apa yang ditanyakan Taufan itu benar. Aku tidak punya uang. Aku membayar obat Ice dengan pekerja disana mulai besok.
"Ya Allah, bantu Hali."
Tok! Tok!
Sekarang apa lagi?! Dengan malas aku membuat pintu. Yang pertama kulihat Thorn yang sedang membawa boneka kucing miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Maaf! Merepotkanmu•
Fanfic[TAHAP REVISI (?)] TAMAT || REVISI Halilintar : Menjadi kakak tertua itu berat. Taufan : ... Maaf kak Gempa : Maaf, Kak Hali aku tidak bisa membantumu. Blaze : A-aku paling banyak merepotkanmu kak. Ice : Maaf. Thorn : Th-Thorn hiks.. minta maaf...