"Hahaha.. Muka abang kotor semua! " terdengar teriakan TTM menggema diseluruh penjuru rumah. Sepertinya mereka baru saja membuat abang mereka terjatuh kedalam lumpur.
"Kemari kalian!! " aksi kejar-kejaranpun terjadi, awan sore menemani mereka tertawa bersama.
"Abang!! Kak Taufan! Blaze! Thorn! Masuk kedalam! Mau magrib! " seruan Gempa berhasil membuat mereka ber-4 masuk kedalam rumah, tenang saja mereka juga mendapat jeweran penuh kasih sayang dari Mommy Gem.
"Aw!! Sakit Gem.. "
"Sudah sana mandi! " Gempa menarik mereka masuk kedalam kamar mandi mereka masing-masing. Ada Ice yang tidur disofa ruang tamu, Solar juga ada didekat Ice sedang sibuk dengan para fansnya.
Eh- Ice sudah pulang? Ya. Dia sudah pulang beberapa bulan yang lalu, mungkin ini mukjizat yang luar biasa dari yang Maha Kuasa.
"Ice! Bangun! "
"Hm.. Iya.. (︶_︶)ZZZ "
"Boboiboy Ice bin Amato! "
"Iya. Iya. " dengan bantuan kedua tangannya Ice berusaha membuka matanya. Sayangnya itu semua tidak berhasil, Ice tidur kembali mencari posisi yang lebih nyaman.
Gempa yang melihat itu memukul pelan pipi chubby milik Ice, "hng.. Nan.. Ti. Saja kak.. Hali.. "
Gempa maupun Solar yang mendengarnya terdiam. Manusia yang selama ini menghilang entah kemana, menyisakan tubuhnya yang sekarang digunakan oleh kakak sulung mereka yang asli. Ya. Kalau dibilang mereka lupa dengan seseorang yang membesarkan mereka itu benar. Mereka sudah lupa bagaimana rupa sebenarnya dari sang kakak.
Terhitung hampir 1 tahun sang kakak tertua pergi. Hanya meninggalkan raganya, tiada dari mereka yang tau dimana jiwa sang kakak, bahkan Ice sekalipun.
"Ice. Bangun yuk! Mau magrib. "
"Tch! Iya! " Ice dengan kesal berjalan kearah kamarnya, diperjalanan menuju kamarnya dia berpapasan dengan Abangnya.
Tatapan tajam ditunjukkan untuk sang Abang, bisikan halus yang menekan berhasil membuat sang abang terdiam, "kembalikan kak Hali! " Abang hanya bisa tersenyum setelahnya.
Selama Ice sadar, Ice lebih memilih membenci Abangnya. Alasannya hanya satu, dia ingin Halilintar kembali. Entahlah sejak kapan dia dekat dengan kakaknya yang satu itu, atau bisa jadi Ice tau bahwa pengerobanan Halilintar lebih besar dari yang lain.
⋇⋆✦⋆⋇
❁ Disuatu Tempat : Rumah Tua ❁
"... " keheningan menyelimuti ruangan tersebut. Hanya terdengar hembusan nafas dari sesosok roh yang sedang duduk di sebuah kursi tua.
"Hampir satu tahun ya.. " gumamnya, pada dirinya sendiri. Rumah tua berdebu itu merupakan tempat tinggalnya sedari beberapa bulan lalu.
"Hah... "
Hela nafas kembali terdengar kembali oleh sang empu sendiri. Keadaan saat ini adalah keadaan yang ia harap selama beberapa tahun lalu, sayangnya itu semua tidak berjalan lancar setelah tau akan menjadi seperti ini.
Perasaan kosong, sama seperti rohnya yang transparan, tanpa ada tempat naungan (raga). Mungkin perasaannya kosong, tapi- pikirannya bukan seperti itu, pikirannya penuh dengan adik-adiknya.
Bagaimana kehidupan adiknya, selama ia pergi? Apa mereka cukup makan dengan adanya Abang mereka? Abang kerja apa? Apa mereka semakin bahagia tanpa ada dirinya?, pertanyaan demi pertanyaan berputar dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Maaf! Merepotkanmu•
Fanfiction[TAHAP REVISI (?)] TAMAT || REVISI Halilintar : Menjadi kakak tertua itu berat. Taufan : ... Maaf kak Gempa : Maaf, Kak Hali aku tidak bisa membantumu. Blaze : A-aku paling banyak merepotkanmu kak. Ice : Maaf. Thorn : Th-Thorn hiks.. minta maaf...