||✤ 17

3.3K 507 323
                                    

Semua butuh waktu.
..
Semua juga butuh dukungan.
..
Semua orang bisa berbohong.
..
Semua tidak lepas dari kesalahan.
..
Terkadang kalimat maaf saja tidakkan cukup untuk sebagian orang.

"Abang!" Yang merasa dipanggil menoleh kearah sumber suara. Pipi chubby Solar ditarik oleh sang Abang.

"Kenapa Solar?" Solar berusaha melepaskan cupitan di pipinya. Menatap kesal pada sang Abang.

"Apa kita harus tetap disini?" Solar kecil merasa tidak nyaman mendengar beberapa kali suara tembakan dilayangkan, tak lupa suara teriakan kesakitan setelah suara tembakan.

"Sebentar lagi ya! Sekarang Solar diam dulu disini. Abang mau melihat situasi apa kita bisa keluar dengan aman dari sini." Solar yang masih belum paham dengan situasi sekitar hanya menganggukinya saja.

Boboiboy melepaskan jaket yang ia kenakan, meminta Solar tidak bersuara selama dia pergi. Sebisa mungkin membuat Solar hanya diam disana bahkan tidak bergerak sedikitpun.

"Solar tunggu disini. Jangan kemana-mana!"

"Oke!" Boboiboy menutup pintu almari yang menjadi tempat sembunyi Solar, sedikit membukanya supaya udara bisa masuk.

Bisa bahaya jika Solar tau Abangnya itu bisa menggunakan senjata. Karena Solar melihat Abangnya itu sebagai pemuda baik-baik yang polos seperti kakaknya Thorn. Boboiboy mengatur jam tangannya, jika sudah 30 menit dia akan menghentikan aksi nya kemudian kembali menjemput Solar, tidak peduli siapapun yang mati dan siapapun yang tersisa.

Solar kecil hanya bisa menunggu. Dia anak baik yang tidak akan bertindak jika memang sudah dilarang, beruntung bukan Blaze atau Taufan yang berada ditempat Solar, bisa dibayangkan jika itu mereka.

Krek..

"Ayo Sol! Kita pulang!" Solar mengernyikan alisnya, melihat cairan merah yang keluar dari ujung pisau menancap diperut Abangnya.

"Abang kenapa?"

"Hanya tertancap pisau. Tidak apa, tenang saja." jawab Boboiboy dengan santai, kemudian menggendong Solar dibelakang.

"Solar jangan buka matamu, selama Abang belum mengijinkannya." Solar mengangguk sebagai jawabannya.

Boboiboy memulai langkahnya, semakin lama dia berjalan semakin banyak pula orang-orang yang tergeletak pingsan diatas lantai, bahkan ada juga yang kehilangan nyawanya. Kalau kalian bertanya itu ulah siapa, tentu saja itu ulah Abang Boy.

Sampai pada tujuan terakhir yaitu pintu utama, tiba-tiba saja sebuah tinju melayang mengenai perut Boboiboy sendiri, darah keluar dari mulut Boboiboy. Solar yang digendong ikut tersentak kaget, karena dirinya hampir saja terjatuh ke belakang.

Solar tak sengaja melihat seorang pria bertubuh besar dan kekar yang baru saja memukul Abang nya. Pria itu berkata, "Wah.. Ada calon CEO muda yang datang menjadi seorang pahlawan kesiangan disini. Mengapa Anda susah-susah kemari Tuan Muda?"

"Oh.. Ternyata kau dalangnya!"

"Dalang apa ya Tuan?"

"Jangan pura-pura, Kaizo!" Boboiboy memberikan tatapan tajam pada pria didepannya. Dengan tambahan todongan pistol didepan wajah pria itu.

•Maaf! Merepotkanmu• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang