◇Lapangan◇
Saat ini mereka semua sedang berada di lapangan lebih tepatnya dipinggir lapangan, menunggu giliran untuk bertanding. "Kak Hali dari mana?, "
".. "
Tak ada jawaban dari sang empu yang ditanya. Taufan yang disamping Halilintar memukul cukup keras punggung kakaknya.
"Sakit woy!!"
"Salah kak Hali ditanya gak dijawab!"
"Kau tanya apa?!"
"Kak Hali dari mana?!, "
".. " Untuk kedua kalinya sang manusia triplek itu tidak menjawab. Sudah di panggil berkali-kali masih tidak peduli.
Tiba-tiba saja Halilintar berdiri, itu membuat kembarannya yang berada dilapangan ikut berdiri, Blaze yang sedang bertanding ikut menoleh.
"Mau kemana kak?"
"Solar! Solar dimana?!"
"Dia tadi katanya mau ke Laborat-"
Belum selesai Taufan menjelaskan Halilintar sudah berlari saja. "Ada apa sih?!"
"Ayo ikuti kak Hali!" ujar Gempa yang ikutan khawatir seperti Halilintar. Semua berlari meninggalkan Taufan yang masih menyumpahi sang kakaknya.
⋇⋆✦⋆⋇
HALILINTAR POV
Perasaanku sungguh tidak enak sekarang.
Aku berlari dengan kecepatan tinggi menuju laboratorium. Sampai didepan pintu aku sudah melihat Solar yang menggigil ketakutan.
Aku berjalan mendekati Solar.
"Lar?"
"Ja-jangan! Ku- mohon pergi!" Dia trauma. Siapa yang berani berbuat seperti ini?!
Grep!
Aku memeluknya. Ia memberontak, "Lar! Ini aku aku Hali!"
"Eng-enggak! Kau bukan kak Hali!" Dia masih saja memberontak, dia seolah mengira aku berbohong.
"Lar! Tatap mataku!, " Aku menatap intes iris kelabu yang tertutup oleh kacamata itu.
Tapi tetap saja dia tidak percaya. "Narsis!"
Dia terdiam saat aku memanggilnya dengan sebutan itu. Setelah itu ia tiba-tiba saja memelukku begitu erat. "Hiks.. Kak! Me-mereka membenciku! Mereka meng-hinaku!"
"Sudah tenanglah. Mereka menghinamu karena iri padamu!" Ya, memang jarang sekali Solar berkata sejujurnya padaku, ini juga dia memeluk ku setelah belasan tahun lamanya, mungkin terakhir kali saat kita berumur 6 tahun, sudah 11 tahun lalu. Kemudian aku menatap semua adik-adikku yang lain, totalnya ada 5 orang termasuk Solar. Seharusnya ada 4 karena salah satu dari mereka menjaga Ice dikelas.
"Ice dimana?!"
HALILINTAR POV AND.
"Ice dikelas seperti biasa kak." jawab Blaze dengan enteng.
Halilintar segera melepas pelukan Solar, "Gempa, Thorn! Bawa Solar pulang! Aku mau menemui Ice!"
"Kak aku ikut!"
"A-aku juga! Karena ini salahku melupakan Ice."
"Ayo!" Mereka ber-3 segera berlari menuju kelas, keadaan Ice dia sedang tidur.
"Ice?" Halilintar menyentuh dahi Ice untuk memastikan kondisinya baik-baik saja. Tidak panas seperti biasanya.
"Woy! Ice!! Bangun!, " Dengan bar-bar Taufan dan Blaze membangun kan Ice dengan mengguncangnya. "Hey! Kalian sudah gila?!" Halilintar menjitak mereka dengan sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Maaf! Merepotkanmu•
Fanfiction[TAHAP REVISI (?)] TAMAT || REVISI Halilintar : Menjadi kakak tertua itu berat. Taufan : ... Maaf kak Gempa : Maaf, Kak Hali aku tidak bisa membantumu. Blaze : A-aku paling banyak merepotkanmu kak. Ice : Maaf. Thorn : Th-Thorn hiks.. minta maaf...