"Gracia.. ", panggil Shani penuh kelembutan. Membuat Gracia yang tadinya sedang bersembunyi di ceruk leher Shani, seketika keluar.
"Hm? Kenapa sayang?", Perasaan aneh tiba tiba menyerang, tepat saat ia menatap raut wajah Shani yang berbeda dari biasanya.
"Apa boleh aku milikin kamu selamanya?", tanya Shani yang masih saja betah menatap langit langit kamarnya. Bahkan sama sekali tak melirik gadisnya yang memandangnya penuh tanya.
"Tentu boleh, kenapa kamu nanya gitu?",
Shani menghela nafas kasar. Jujur saja, walaupun dia yakin dan percaya bahwa Gracia hanya akan jadi miliknya selamanya, tetap saja dia punya berjuta kemungkinan bisa kehilangan cintanya itu.
"Kadang aku takut. Tetap aja, kemungkinan kita pisah itu gede banget. Dan aku.. takut. Sekedar bayangin aja aku takut banget, apa lagi kalo sampe kejadian",
"Kenapa kamu se takut itu? Padahal kan kamu tau, aku cuma cinta kamu"
"Aku ga punya jaminan apa apa yang bisa aku pegang dari kamu, kalo kamu cuma bakal jadi milik aku", satu bulir air mata lolos dari kelopak indah Shani Indira. Membuat Gracia yang melihatnya sesak.
"Kamu minta jaminan apa, Shan?"
"Entah, Gre. Aku juga ga tau"
Gracia memeluk erat kesayangannya yang masih tak berani menatap kearahnya. Dalam diam, Gracia memikirkan hal apa yang bisa ia jaminkan pada Shani jika dirinya hanya akan menjadi satu satunya miliknya. Pikiran gila tiba tiba melintas.
"Aku mau kasih kamu jaminan, Shan. Dan jaminan ini juga bakal aku pegang sebagai jaminan kamu yang juga cuma akan jadi milik aku selamanya", kata Gracia penuh keyakinan. Hal itu membuat Shani langsung menoleh ke arahnya.
"Apa itu, Gre?", bukannya menjawab, Gracia malah menyeringai.
.・゜゜・.・゜゜・
Malam ini, akan terjadi suatu peristiwa yang tak mungkin bisa di lupa. Terkenang sepanjang hayat, selagi masih dikandung badan. Malam ini akan dicantumkan dengan tinta emas dalam catatan sejarah kehidupan seorang Shani Indira Natio beserta sang pendamping jiwa, Shania Gracia.Saat dimana keduanya saling memperkuat hubungan. Sepakat untuk melangkah menuju jenjang yang jauh lebih serius. Sebagai "DP", Shania Gracia akan menyerahkan tahta yang selama ini ia jaga mati matian, pada seorang Shani. Rela direnggut kesuciannya oleh pujaan hatinya. Bagi Gracia, Shani akan menjadi orang pertama sekaligus orang terakhir yang ia biarkan menjamah tubuhnya dengan suka cita. Begitu pula Shani. Ia akan menjadikan Gracia yang pertama, satu satunya dan yang terakhir dalam hidupnya.
Dalam kamar dengan penerangan remang remang, satu gadis tengah mengerang hebat. Mata sayu dengan mulut dengan sedikit terbuka dan wajah yang sudah merah padam. Tanda betapa hasratnya benar benar tengah meninggi.
Sedangkan diatasnya, gadis lain sedang menindih. Menjelajah bebas dengan bibir ranum itu pada setiap jengkal leher sang wanita 22 Tahun. Mengecup, sesekali menyesap. Membuat dirinya harus rela berkali kali mendongakkan lehernya. Menarik tengkuk gadisnya untuk memperdalam wajah itu agar terus mencumbunya. Bahkan dirinya tak perduli jika setelah ini lehernya akan dipenuhi cap merah kebiruan, tanda bahwa dirinya sudah dimiliki seluruhnya.
"Sssh.. Shannh..."
Semakin turun cumbuan itu. Mulai menyusur sang buah dada. Sejak tadi, saat mulai panas ciuman itu, Shani seperti.. seperti.. seperti kesetanan. Sampai sampai tak sadar baju yang dikenakan Gracia tak tau kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDICAL LOVE 💉 (final)
Teen FictionGxG 18+ (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia