26. Aku tahu tentangmu

425 42 3
                                    

Karena kenyataan tidak akan lepas dari sesuatu yang menyakitkan.

Selepas kejadian semalam, Tata jadi lebih tau bagaimana sikap Nuca. Dia kuat di luar, namun sangat rapuh di dalamnya, terpancar sarat luka yang tak bisa ia artikan, entahlah apa itu.

Ia akan bersikap biasa saja, seperti tak ada apa-apa, sampai Nuca mau berbagi apa yang sebenarnya terjadi. Dengan semangat 45 ia menunggu kedatangan si ice boy di depan gerbang sekolah, ia memang tidak meminta Nuca untuk berangkat bersama karena situasi Nuca sedang tidak baik-baik saja. "Udah jam 7 nih, belum muncul juga," ia bermonolog seraya melirik sekilas jam tangannya.

Hingga suara motor yang sudah dikenalnya memasuki parkiran, ia tersenyum girang, menghampiri cowo yang amat di sayanginya. "Selamat pagi Nunu sayangg!" sapanya

Nuca melirik tajam, tak berniat membalas, ia memilih berjalan mendahuluinya, Tata tak menyerah dan menggandeng lengannya mesra. "Kumat juteknya ih!"

"Cerewet." ucap Nuca setelah diam sedari tadi

"Nu, udah sarapan?"

"Nanti."

"Heh, nggak boleh nanti, Tata bawain bekal, istirahat di makan yaa!"

"Iya iya."

Bel berbunyi setelah Nuca mengantar Tata ke kelas, ia pun memasuki kelasnya juga.

Siang hari, seperti biasa Nuca berkumpul bersama teman-temannya di Kantin.

"Si Alkan kenapa dah daritadi? Di kelas kayak orang gapunya tenaga, diem doang." celetuk Daniel

"Galau maybe," ujar Dirga

"Alkan? Galau? Cuma gara gara itu siapa Dara? Dia kan banyak cewe yakali galau." cetus Berga

"Mungkin udah tobat."

Tiba tiba si biang yang tengah di bicarakan pun datang.

"Gosipin gue lo pada," cibir Alkan

"Lagian sih, lo kayak mayat hidup, cerita napa!" ucap Daniel

"Gue nggak papa nyet!" kata Alkan mencomot risol yang kebetulan membuatnya lapar.

"Halah! Biasanya lo ngoceh sana-sini, ini apaan woy!"

"Diem deh!" kesal Alkan

"Oh ya Nuc, gue gabisa ikut balapan, sorry."

Nuca mengerutkan alisnya bingung, ada apa dengan bocah ini? Biasanya ia yang paling semangat untuk ikut balapan. "Kenapa?"

"Ada urusan,"

"Nahkan, pasti lo ada apa apa Al!" seru Daniel

"Bacot niel!" karena tak mau tersungut emosi yang entah karena apa, Alkan pergi dari kantin tersebut tanpa sepatah kata.

"Aneh kan? Dia kayak menghindar dari kita, bukan cuma hari ini, kemarin waktu kumpul di bascamp dia absen, di kafe juga sama." kata Daniel

DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang